Siapa yang tak tahu dengan PT Krakatau Steel? Perusahaan plat merah yang kini sedang gonjang-ganjing akibat adanya indikasi korupsi pembangunan pabrik Blast Furunace dan sedang disidik Kejaksaan Agung ini merupakan pabrik baja pertama di Indonesia yang secara resmi didirikan pada tahun 1970 berlokasi di Cilegon-Banten meneruskan projek pabrik baja Trikora yang mandek akibat gonjang-ganjing politik G 30S PKI.
Kehadiran PT Krakatau Steel pada awal tahun 70-an ini jelas membawa dampak luar biasa bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cilegon. Rumah digusur, kampung dibedol, sarana pendidikan dipindahkan. Di sana sini muncul orang kaya baru dengan gaya hidup baru hasil pembebasan lahan perluasan PT Krakatau Steel.
Pada sisi yang lain, hadirnya PT Krakatau Steel telah membawa nama Cilegon melanglang buana (terkenal), muncul sebutan Cilegon Kota Baja. Intinya, nama Krakatau Steel menjadi jaminan bagi seluruh aspek kehidupan sosial ekonomi manyarakat Cilegon.
Menjadi karyawan PT Krakatau Steel (KS) memang prestise, orang awam melihatnya sebagai warga yang status sosialnya tinggi, apalagi kalau sudah memakai seragam, baju biru muda dan celana biru tua, berjalan di muka umum menjadi perhatian warga biasa, beda kelas.
Jangankan menjadi karyawan, menjadi anak dari karyawan KS-pun sudah luar biasa. Berangkat Sekolah, tak repot karena sudah ada jemputan. Apalagi yang sekolahnya di luar Cilegon, ketika anak dari warga Cilegon yang bukan karyawan KS harus menunggu mobil angkutan umum, anak karyawan KS sudah berleha-leha duduk diatas mobil bus warna siver bertuliskan PT Krakatau Steel. Bus inilah yang tiap hari antar jemput anak anak karyawan KS yang bersekolah di Serang. Sesekali anak diluar anak KS ikut numpang juga, meskipun ada beban psikologis lantaran merasa bukan anak elite, bukan bagian dari komunitas mereka.
Bagi karyawan di tingkat elite, seperti direktur perusahaan, sekretaris oerusahaan dan manajer disediakan mobil mewah, tiap hari lalu-lalang menunuju pabrik. Untuk yang dibawahnya cukup dengan mobil sedan sekelas Soluna, inipun termasuk mobil mewah untuk ukuran warga biasa. Mobil-mobil itu tak lain mobil inventaris atau mobil dinas karyawan yang dianggap berkelas, punya jabatan di perusahaan.
Tempat tinggal karyawan tak susah, perumahan karyawan tersebar dengan fasilitas lengkap. Karyawan kelas rendahan, bisa ditempatkan di komplek perumahan dengan tipe flat. Naik sedikit jabatannya, menempati rumah yang bukan flat. Lokasinya ada di komplex eks Kampung Kubang Lampung dan sekitarnya, yakni sebelah kanan jalan dari --yang sekarang-- jadi kompleks Al-Azhar hingga Jungel Park.
Untuk karyawan yang punya jabatan tinggi akan ditempatkan di rumah elite yang lokasinya di sekitar Jalan Madani atau Jalan Santani. Jika kita melewati komplek ini, akan terlihat pemandangan yang menakjubkan, biasanya garasi rumah akan dihuni lebih dari satu mobil, ada mobil dinas ada juga mobil pribadi.
Jika rumah dinas ini mengalami kerusakan, tidak perlu repot karena perusahaan akan mengirim pemborong untuk memperbaiki, pokoknya karyawan tinggal makan, tidur dan be a be, semua biaya perawatan rumah termasuk fasilitas lain seperti air, listrik ditanggung perusahaan.
Fasilitas umum yang berkaitan dengan perusahaan seperti jalan di seluruh komplek perumahan menjadi perhatian perusahaan. Ketika jalan warga di kampung kampung seantero Cilegon masih berkubang, berlumpur atau batu terjal, jalan di komplek perumahan KS sudah di hotmix, mulus dan glowing. Warga biasa akan keder memasuki area perumahan karyawan KS.
Tapi itu terjadi dulu sekali, saat KS masih jaya jayanya antara tahun 70-han hingga 90-han. Sekarang sudah beda cerita, bahkan bisa dibilang miris melihat fasilitas umum milik perusahaan ini.
Silahkan anda masuk ke komplek perumahan yang ada di Kubang Lampung, tak lebih dari pemandangan perumahan yang kumuh, banyak yang tak berpenghuni, ditumbuhi ilalang dan tumbuhan lain, kondisinya juga banyak yang rusak dan ada yang ambruk.
Jika anda melewati jalan di komplek ini, saya sarankan jangan pakai motor atau mobil tua, bisa bisa rontok lantaran kondisi jalan sudah tak karuan, ajur mukmuk, ajur seajur-ajurnya, mukmuk semukmuk-mukmuknya.
Demikian juga di kawasan elite sekitar Jalan Madani, banyak rumah tak berpenghuni dalam keadaan rusak parah tak ada penerangan, bahkan ada yang sudah ambruk.
Memasuki komplek inipun harus hati-hati. Bagi ibu yang sedang hamil, harap memegang perut lantaran jalan yang membentang dari arah Jalan Samangraya dan Madani sudah tak karuan, padahal jalan ini merupakan jalan utama menuju rumah sakit RSKM, Perumahan Bukit Palem hingga arah ke wilayah pemukiman penduduk yang ada di Kecamatan Purwakarta.
Meskipun baru-baru ini Dirut PT Krakatau Steel Silmy Karin pamer bisa atasi hutang peruhaan, tapi dari sisi lain, sungguh miris melihat kondisi fasilitas umum saat ini seperti saya sebut diatas.
Ketika saya posting foto rumah yang sudah ambruk di akun FB saya beberapa waktu lalu, ratusan komentar yang beragam muncul. Diantara komentar yang menarik adalah datang dari orang yang dulu pernah menempati salah satu rumah di kopmlek ini. Komentarnya begini, “Perusahaan sudah tidak mau mengurus karena semua sudah jadi agunan di bank”.
Nah, benak saya mengartikan bahwa sesungguhnya KS masih punya hutang di bank, kondisi fasilitas umum/karyawan yang amburadul seperti diatas, mengindikasikan bahwa KS sudah tak mampu memelihara aset yang dimiliki, atau barangkali tidak diperkenankan pihak bank untuk dipelihara. Saya justru khawatir, jangan-jangan nanti (kalau hutangnya sudah lunas) dijadikan saham untuk kerjasama bikin pabrik dengan perusahaan asing.
Ikuti tulisan menarik Kang Nasir Rosyid lainnya di sini.