x

Sampah Plastik

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Senin, 4 Juli 2022 13:38 WIB

Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia 2022

Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia yang diperingati setiap tanggal 3 Juli, laiknya diikuti oleh tindakan nyata. Peringatan ini dalam konteks global, menyasar pada pelestarian lingkungan bagi semua.  

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia atau Internasional Plastic Bag Free Day diperingati setiap tanggal 3 Juli. Peringatan ini dilakukan dengan tujuan mengimbau warga dunia agar mengurangi penggunaan plastik.  

Melansir dari https://www.daysoftheyear.com/days/international-plastic-bag-free-day/  Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia dicetuskan oleh International Plastic Bag-Free Day. Pencetusan ini sebagai inisiatif dengan tujuan menyingkirkan kantong plastik sekali pakai di seluruh dunia.

Lebih jauh, helat ini merupakan promosi pelestarian lingkungan dengan mendorong semua warga untuk menjauhi penggunaan kantong plastik. Jika kita bisa melakukannya pada hari ini, maka kita bisa melakukannya untuk sisa tahun ini, bukan? Momen ini  juga penting dalam hal meningkatkan kesadaran akan dampak yang terkait dengan kantong plastik terhadap kehidupan laut, kehidupan hewan, dan alam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Bencana Global

Polusi plastik adalah bencana global yang disebabkan ulah manusia. Tahukah Anda bahwa sekitar 500 miliar kantong plastik digunakan dalam skala global? Pikirkan saja berapa banyak dari kantong tas plastik yang akan berakhir berserakan di seluruh planet ini. Ini memiliki efek yang sangat merugikan pada lingkungan, satwa liar dan bahkan kesehatan manusia.

Ekosistem laut khususnya sangat menderita akibat polusi plastik. Sebanyak 31 spesies mamalia laut diketahui telah menelan plastik laut.  Sementara lebih dari 100 spesies burung laut telah menelan artefak plastik. Sekitar 250 spesies terjerat dalam plastik, sementara tingkat keterjeratan sekitar delapan persen telah ditemukan di beberapa spesies singa laut dan anjing laut.

Pencemaran ini juga sangat berbahaya karena menyebabkan transportasi spesies invasif. Hal ini berpengaruh pada petaka keanekaragaman hayati. Partikel plastik di laut menarik racun, yang pada gilirannya mempengaruhi kita, saat racun memasuki rantai makanan.

Tiga Hewan Dilindungi Mati
Kita masih ingat, tiga hewan yang dilindungi kedapatan mati tersebab memakan plastik.
Pertama,  tiga penyu di Kepulauan Seribu mati akibat sampah plastik. Ini terjadi pada 27 November 2018. Kondisinya sudah membusuk. Sudah tertutup lendir. Di mulutnya tampak  plastik begitu juga dengan sela-sela kaki depannya. Penyu tersebut mati akibat sampah plastik dan minyak mentah.
Kedua, ikan Paus Sperma yang mati di Kabupaten Wakatobi. Ikan paus tersebut terdampar di Perairan Pulau Kapota Resort Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara tahun 2019 lalu. Kondisinya sangat menyedihkan, karena isi perutnya dipenuhi sampah dengan total mencapai 5,9 kilogram.
Ketiga,  seekor Dugong atau Ikan Duyung di Desa Sapa, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Warga dikejutkan dengan penemuan bangkai seekor Duyung atau Dugong dengan panjang hampir tiga meter terdampar di pesisir pantai Pakin, Desa Sapa, Kecamatan Tenga, Maret 2020 lalu. Bangkai Dugong tersebut ditemukan warga dalam keadaan sudah busuk.
Mirisnya, bangkai dugong tersebut diduga mati karena ulah manusia. Pasalnya di dalam mulutnya terdapat sejumlah sampah plastik. Diduga juga di dalam perut dugong ada sejumlah sampah plastik yang tidak sengaja tertelan.
Sampah Plastik Sukar Dipecahkan
Sampah plastik masih menjadi masalah yang sukar dipecahkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021 menyebutkan limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Studi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di tahun 2018 memperkirakan sekitar 0,26 juta-0,59 juta ton plastik ini mengalir ke laut.
Indonesia dinobatkan sebagai negara penghasil sampah plastik laut terbesar ke dua di dunia berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jambeck pada tahun 2018. Kondisi mengkhawatirkan ini berusaha dientaskan oleh Pemerintah Indonesia melalui Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut (RAN PSL) yang menargetkan penurunan 70 persen total sampah laut Indonesia pada tahun 2025.
Eksekusi RAN PSL dijalankan oleh Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) yang dikomandoi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.  Dari target pengurangan 70 persen sampah laut di tahun 2025, kita sudah berhasil mengurangi sebesar 15,3 persen pada tahun 2020.
Sebagai bagian dari strategi RAN PSL yaitu mendoronggerakan untuk melibatkan publik dalam melahirkan inovasi penanganan sampah plastik di lauttermasuk melalui kerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaannya di mana salahsatunya dengan mengadakan kompetisi EPPIC. Penyelenggaraan EPPIC diharapkan dapat memberikan gagasan inovatif yang teruji di lapangan, sehingga dapat direplikasi dan digunakansecara luas di Indonesia nantinya.

 

Tiga Solusi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2021mencatat,  sudah ada 41 daerah yang melakukan pembatasan dalam penggunaan plastik. Rinciannya, 39 kota dan 2 provinsi yang mengeluarkan kebijakan pembatasan penggunaan plastik.
Mayoritas kebijakan baru sebatas pada penggunaan kantong plastik di pertokoan ritel. Sementara kebijakan yang sama belum berlaku di pasar tradisional, toko kelontong sampai warung-warung kecil.
Selain pelarangan plastik sekali pakai, apa yang perlu Indonesia lakukan untuk mencapai target pengurangan sampah sekali pakai sampai 1 Januari 2030? Lucentezza Napitupulu, Hidayah Hamzah dan Sakinah Ummu Haniy (2021) memberikan tiga solusi berikut.
 

Pertama, mendorong transformasi produsen untuk menggunakan kemasan yang mudah dikumpulkan dan didaur ulang, serta mengurangi penggunaan jenis-jenis plastik sekali pakai.

 

Kedua, membangun regulasi yang dapat mendukung efisiensi pemakaian dan pemanfaatan kembali plastik secara radikal. Peta jalan bagi produsen adalah langkah awal yang baik dari pemerintah. Namun, perlu rincian dalam peta jalan bagi produsen, seperti: penetapan kandungan daur ulang di plastik dan sistem pengambilan kembali plastik yang tepat, serta peningkatan kesadaran dan edukasi tentang pengurangan sampah plastik.

 

Ketiga, mendorong inovasi pengurangan plastik sekali pakai oleh berbagai pihak. Inovasi bukan saja berkaitan dengan teknologi baru seperti bahan plastik baru, tapi juga inovasi model bisnis, inovasi kebijakan, bahkan inovasi instrumen insentif ekonomi. Misalnya, bisnis baru stasiun pengisian ulang produk rumah tangga yang memperbolehkan konsumen membeli dalam jumlah kecil pada wadah yang dapat digunakan kembali, seperti yang dilakukan oleh Siklus dan Koinpack.

 

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu