Jangan Beli Kucing dalam Karung, Begini 3 Tip Memilih ETF

Rabu, 10 Agustus 2022 16:34 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagai produk investasi berjenis reksa dana tetapi rasa saham, ETF ini cocok menjadi pintu masuk atau jembatan sebelum masuk ke investasi saham yang lebih kompleks

Tak kenal maka tak sayang. Prinsip seperti ini juga berlaku dalam investasi ETF. Mengenal seluk-beluk produk ETF (Exchange Traded Fund) yang belum banyak dikenal kalangan investor ini penting dilakukan agar dalam investasinya tidak asal nyemplung.

ETF yang boleh dikata produk investasi baru dibanding reksa dana konvensional, saham dan oblogasi hadir dengan keunikan dan keunggulannya. Dengan 3 keunggulan utamanya yakni efisien, transparan dan fleksibel, ETF mudah ditransaksikan semisal dengan aplikasi IPOT besutan Indo Premier Sekuritas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebagai produk investasi berjenis reksa dana tetapi rasa saham, ETF ini cocok menjadi pintu masuk atau jembatan sebelum masuk ke investasi saham yang lebih kompleks.

Dengan melakukan transaksi ETF, entah di pasar primer (institusi/investor kakap) maupun sekunder (retail) maka pemula bisa menjadikannya saat untuk belajar investasi saham.

Saat membeli ETF maka investor akan langsung mendapatkan diversifikasi saham terbaik yang menjadi acuannya. Investor akan mendapatkan sekumpulan saham-saham terbaik tanpa perlu menganalisis sahamnya satu per satu. Hal ini bisa terjadi karena ETF ini mereplikasi indeks tertentu yang kebanyakan tertuju pada saham-saham. 

Nah, biar makin kenal dengan produk ETF ini, berikut ini 3 tip yang wajib dilakukan investor sebelum membuat keputusan untuk memilih ETF sebagaimana diurai Ignatius Denny Wicaksono dalam bukunya "#MulaidariETF":

1. Memilih Indeks Terbaik Sesuai Preferensi

Jumlah produk ETF saat ini sudah mencapai 48 produk yang dibedakan menjadi dua kriteria berdasarkan cara pengelolaannya yakni ETF Pasif dan ETF Aktif. Dari 48 produk ETF tersebut ada sebanyak 36 ETF pasif dan 12 ETF aktif. Karena sesuai preferensi masing-masing investor maka wajib dipahami kalau ETF Pasif itu sekadar mengikuti indeksnya sehingga cenderung lebih aman dan jenis ini ada yang menyebutnya sebagai kloning return pada indeks tertentu. Sementara itu, ETF Aktif merujuk pada fund manager atau tim khusus yang mengelola alokasi portofolionya dengan tujuan mengalahkan indeks acuannya. Selain itu, pilihan mau ke yang mengindeks ke saham-saham syariah atau konvensional, lagi-lagi diputuskan oleh masih-masih investor maunya seperti yang kayak mana.

2. Bandingkan Historical Return dan Tracking Error Terhadap Indeks Acuan

Sebelum berinvestasi, investor biasanya membaca prospektus. Tak hanya sampai dibaca semata, penting bagi investor untuk mempertimbangkan historical return dan tracking error. Tracking error membantu investor melihat biaya-biaya yang dibebankan pada fund secara komprehensif, sementara itu historical return membantu histori return kendati bukan garansi bahwa ETF tersebut akan lebih baik dibandingkan ETF lainnya. Apalagi jika ETF yang dimaksud terus underperform dibandingkan indeks acuannya. 

3. Perhatikan Spread yang Diberikan atau Tersedia dan Nilai Aktiva Bersih Indikasi

Yang membedakan reksa dana dan ETF adalah adanya spread. Spread termasuk hal penting yang wajib dipertimbangkan dalam pemilihan ETF. Diketahui, biaya subscription dan redemption dalam ETF tidak ditanggung Manajer Investasi, tetapi dibebankan pada Dealer Partisipan yang kemudian membebankannya pada investor. Dari sisi investor harus cermat dalam memilih. Semakin rendah spreadnya maka semakin baik. Selain itu penting pula diperhatikan, semakin banyak yang dibeli maka seharusnya spread yang didapatkan semakin lebar.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler