x

Penentuan kebijakan harga dan tarif rokok harus dibahas bersama sehingga terjadi keseimbangan antara kepentingan kesehatan, industri, dan konsumen. Foto: Istimewa

Iklan

Panduan Menulis

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 November 2019

Kamis, 8 September 2022 12:47 WIB

Daftar Produsen Rokok Terpopuler di Indonesia

Pasar rokok atau sigaret di Indonesia sebagai salah satunya yang terbesar di dunia. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika banyak beberapa perusahaan produk buatan tembakau yang didirikan di negeri ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pasar rokok atau sigaret di Indonesia sebagai salah satunya yang terbesar di dunia. Oleh karena itu, tidaklah aneh jika banyak beberapa perusahaan produk buatan tembakau yang didirikan di negeri ini. Dari beberapa pabrik, perusahaan apa yang paling memimpin? Untuk mengetahui jawabnya, Anda bisa memerhatikan pembahasan daftar perusahaan rokok terbesar di Indonesia di artikel ini.

Pabrik yang masuk ke daftar perusahaan rokok paling besar di Indonesia rerata telah mengawali upayanya semenjak beberapa puluh tahun kemarin. Bahkan juga, ada perusahaan yang sudah dibangun saat negeri ini masih dijajah oleh Belanda.

Kemungkinan Anda telah mengenali beberapa nama perusahaan ini karena produk-produknya telah dikenali oleh publik. Sebutlah saja Gudang Garam dan Djarum yang menghasilkan sigaret dengan merk yang sama dengan perusahaan mereka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tetapi, ada pula nama pabrik sigaret yang kemungkinan kedengar asing dalam telinga tetapi produknya gampang Anda dapatkan. Beberapa misalnya ialah Apache dari Karyadibya Mahardhika dan Class Mild dari Nojorono Tobacco International.

Bila ingin ketahui lebih jauh kembali pabrik apa yang kuasai market share sigaret nasional, berikut Tautanesia.com telah merangkum daftar perusahaan rokok paling besar di Indonesia dalam artikel ini pantas untuk Anda simak.

1. PT HM Sampoerna

PT Hanjaya Mandala Sampoerna atau yang umum dikenali sebagai HM Sampoerna adalah perusahaan rokok paling besar dan paling tua di Indonesia. Awalnya, perusahaan ini ialah industri rokok rumahan yang dibangun di tahun 1913 oleh pasangan suami istri imigran dari Fujian, Tiongkok, Liem Seeng Tee dan Siem Tjiang Nio.

Di tahun 1930, usaha yang berada di Surabaya, Jawa Timur, ini selanjutnya disahkan bernama NVBM Handel Maatschapij Sampoerna. Produk favorit yang mengantarkan perusahaan ini ke arah kesuksesan ialah rokok kretek merk Dji Sam Soe.

Keberhasilan usaha sigaret Liem Seeng Tee ini sayang alami kemunduran sesudah diambil pindah oleh Jepang saat menempati Indonesia di tahun 1942. Di tahun 1956 saat perusahaan dalam periode pemulihan untuk bangkit kembali, duka malah menyelimuti keluarga pendiri pabrik karena Liem Seeng Tee menyusul kepergian istrinya yang sudah wafat 2 tahun awalnya.

NVBM Handel Maatschapij Sampoerna pada akhirannya alami kemunduran karena kalah saing dengan investor asing yang mulai memasuki sigaret kretek linting. Di tahun 1965, perusahaan ini lalu diambil alih oleh anak lelaki Liem, Aga Sampoerna.

Aga selanjutnya mengganti manajemen jadi lebih modern dan mengganti nama perusahaan rokok ayahnya jadi HM Sampoerna di tahun 1963. Dia lebih konsentrasi untuk produksi rokok kretek ingat kepopuleran sigaret cengkih di Indonesia yang tinggi.

PT HM Sampoerna selanjutnya mulai berinovasi menghasilkan tipe rokok bernikotin rendah, A Mild, di bawah pimpinan Putera Sampoerna, putra Aga. Putera lakukan peluasan usaha retail dengan jadi pemilik perusahaan supermarket Alfa.

Pada Mei 2005, sebagian besar saham PT HM Sampoerna diambil oleh perusahaan sigaret dan tembakau terpenting dunia dari Amerika Serikat, Phillip Morris International. Philip Morris populer dengan merek rokok putih nomor satunya di dunia, Marlboro.

Sampai di tahun 2018, PT HM Sampoerna masih kuasai pangsa pasar rokok nasional sekitar 33,4%. Perusahaan ini mempunyai jumlah pegawai sekitar lebih dari 28 ribu orang dengan keseluruhan produksi capai 101,3 miliar batang sigaret dan keuntungan bersih 12,6 triliun rupiah di akhir 2017.

2. PT Gudang Garam

Perusahaan rokok paling besar di Indonesia setelah itu PT Gudang Garam yang terpusat di Kota Kediri, Jawa Timur. Pabrik ini dibangun oleh Tjoa Jien Hwie atau Surya Wonowidjoyo di tanggal 26 Juni 1958.

Surya awalannya ialah pegawai yang bekerja di pabrik sigaret Cap 93 yang waktu itu populer di Jawa Timur. Atas usaha keras dan kesabarannya, dia lalu memperoleh promo dan hingga kemudian menempati posisi direktur.

Di tahun 1956, Surya memutuskan untuk tinggalkan Cap 93 dan meniti usaha sigaretnya sendiri. Dia membangun usaha sigaret rumahan namanya Inghwie di tahun 1958 lewat produk unggulan rokok klobot atau Sigaret Kretek Klobot-Linting (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). 2 tahun selanjutnya, nama Inghwie ditukar jadi Gudang Garam.

Gudang Garam mulai meluaskan unit produksinya dengan beli tempat selebar 1000 meter². Perusahaan sigaret ini makin mengalami perkembangan dan pada akhirnya mempunyai kantor bukan hanya di Kediri, tetapi juga di Pasuruan dan Jakarta.

Produk unggulan perusahaan ini ialah sigaret kretek merk Gudang Garam Merah. Untuk rokok yang mempunyai kandungan nikotin rendah, ada Gudang Garam Mild yang dibuat di Pasuruan, Jawa Timur.

Sampai tahun akhir 2017, jumlah pegawai Gudang Garam capai lebih dari 35 ribu orang. Di tahun yang serupa, perusahaan ini sukses jual 78,7 miliar tangkai sigaret dan memperoleh keuntungan bersih sebesar 7,8 triliun rupiah.

3. PT Djarum

Pionir rokok kretek di Indonesia yang tidak kalah populer ialah PT Djarum yang ada di Kota Kudus, Jawa tengah. Pendiri awalnya pabrik ini ialah Oei Wie Gwan yang disebut bekas pengusaha mercon terkenal dari Rembang, Jawa tengah.

Oei Wie Gwan membeli perusahaan sigaret yang nyaris gulung alas bernama NV. Murup yang mempunyai produk unggulan Djarum Gramofon di tahun 1951. Dia juga selanjutnya menukar dan mempersingkat nama pabriknya jadi PT Djarum.

Awal keputusannya, PT Djarum cuma mempunyai 10 orang karyawan. Oei Wie Gwan juga kerap kelihatan menolong melinting rokok bila tidak sedang berjualan. Usaha sigaret kretek yang jatuh bangun itu sayang terserang bencana kebakaran di tahun 1963.

Tidak lama sesudah bencana itu, Oei Wie Gwan wafat dan perusahaannya diambil alih oleh kedua puteranya, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono. PT Djarum alami perkembangan yang tidak terkira di bawah pimpinan kakak-adik ini.

Produk favorit dari salah satunya perusahaan rokok paling besar di Indonesia ini ialah Djarum Super. Sigaret ini bukan hanya ditawarkan di skala nasional, tetapi juga internasional, terutamanya di negara Amerika Serikat.

Di tahun 2017, PT Djarum mempunyai jumlah pegawai lebih dari 75 ribu orang dan sudah jual sekitar 58,8 miliar batang sigaret. Untuk penghasilan PT Djarum sendiri tidak bisa didapati ingat perusahaan ini tidak daftarkan diri di Bursa Efek Indonesia.

4. PT Bentoel International Investama

Ulasan seterusnya berkenaan perusahaan rokok paling besar di Indonesia ialah PT Bentoel International Investama. Perusahaan ini dibangun oleh Ong Hok Liong di tahun 1931 bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong di Malang, Jawa Timur.

Di tahun 1954, Ong Hok Liong selanjutnya menukar nama pabriknya jadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Perusahaan ini jadi pion olahan sigaret kretek mesin berfilter yang membuntel kotak rokoknya dengan plastik di tahun 1960-an.

Di bulan Agustus 2009, nyaris 99% saham PT Bentoel dibeli oleh perusahaan sigaret terbesar ke-2 di dunia, British American Tobacco (BAT). Tetapi, di bulan September 2011, BAT melepaskan 13% saham Bentoel ke perusahaan multinasional sektor keuangan, Union Bank of Switzerland dan Swiss Bank Corporation (UBS) cabang London.

Merk rokok unggulan PT Bentoel yang dipasarkan di Indonesia ialah Bintang Buana, Sejati, Dunhill, Lucky Strike, dan lain sebagainya. Sampai akhir 2017, perusahaan ini mempunyai jumlah pegawai lebih dari 6 ribu orang dengan penghasilan keuntungan kotor 2,09 triliun rupiah.

5. PT Wismilak Inti Makmur

Satu kembali perusahaan rokok paling besar di Indonesia yang berada di Surabaya, Jawa Timur, yakni PT Gelora Djaja. Perusahaan ini dibangun oleh Oei Bian Hok bersama pasangan suami istri Lie Koen Lie dan Liem Sien Nio di tahun 1962. Liem Sien Nio ialah anak ketiga dari Liem Seeng Tee yang disebut pendiri HM Sampoerna.

Produk favorit dari PT Gelora Djaja ialah Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merek Galan.Lalu, di tahun 1963 perusahaan ini mulai menghasilkan sigaret yang lain dengan merk Wismilak Kretek Special. Dari yang awalannya cuma mempunyai pegawai sekitar 10 orang, perusahaan ini pada akhirnya mengaryakan beberapa ribu pegawai untuk penuhi permintaaan pasar yang besar.

Untuk memudahkan marketing produk sigaret, dibuatlah PT Gawih Jaya di tahun 1983. Kata "gawih" sebagai singkatan dari Galan-Wismilak-Hidup Subur, yang disebut merk awal rokok PT Gelora Djaja.

Di tahun 1989, perusahaan ini merilis merk Wismilak Diplomat yang disebut produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) berbahan dasar campuran tembakau dan cengkih kualitas kelas pertama. Waktu itu, sigaret ini jadi rokok pertama di Indonesia yang dipasarkan pada harga premium atau di atas rata-rata.

PT Wismilak Inti Makmur baru dibangun sebagai pusat perusahaan yang mengepalai PT Gelora Djaja (produsen) dan PT Gawih Jaya (distributor) di tahun 1994. Nama wismilak datang dari ucapan bahasa Inggris "wish me luck" yang memiliki arti doakan saya sukses.

6. PT Nojorono Tobacco International

Nojorono Tobacco International atau NTI ialah pabrik sigaret yang terpusat di Kudus, Jawa tengah. Salah satunya perusahaan rokok paling besar di Indonesia ini terkenal dengan merk sigaret Minak Djinggo dan Class Mild.

Awalannya, NTI dibuat dengan nama PT Trio karena dibangun oleh tiga keluarga, yakni Tjoa Kang Hay, Tan Tjiep Siang, dan Tan Kong Ping di tanggal 11 Februari 1932. Tjoa Kang Hay lalu ajak keluarga Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay bergabung dengan PT Trio yang pada akhirnya berbeda nama jadi Nojorono.

Pengembangan pembuatan sigaret yang paling dikenali dari PT NTI ialah pemakaian parafin yang membuat rokok bikinan perusahaan ini tahan terhadap air. Oleh karena itu, walau merk Minak Djinggo tidak gampang diketemukan di pasar tradisionil, sigaret ini masih terkenal di kalangan pelaut dan nelayan.

Dalam pada itu, merk Class Mild yang dikenali sebagai sigaret Low Tar Low Nikotin (LTLN) jadi produk kretek filter yang terkenal dalam masyarakat. Bahkan juga, dua tahun sesudah perilisan pertamanya pada tahun 2003, merk ini sanggup kukuhkan diri sebagai kretek filter bernikotin rendah dengan pemasaran terbaik kedua di Indonesia sesudah A Mild dari HM Sampoerna.

7. Perusahaan Rokok Lain

Selain enam perusahaan sigaret di atas, sebetulnya masih tetap ada beberapa ratus pabrik rokok yang lain yang berada di Indonesia. Beberapa pabrik ini masuk ke rasio produksi kecil dan menengah yang umumnya berada di 5 kota, yakni Kudus, Pematang Siantar, Kediri, Pasuruan, dan Jepara.

Beberapa perusahaan yang cukup dikenali misalnya ialah PT Sumatera Tobacco Trading Company (STTC) dengan merk Marcopolo, PT Aroma Tobacco International dengan sigaret Aroma, PT Sukun lewat produk favorit Sukun Filter Executive, dan PT Karyadibya Mahardhika yang menghasilkan Apache.

Perusahaan Rokok Paling besar di Indonesia Berjaya di Pasar Nasional dan Internasional

Begitu pembahasan berkenaan beberapa perusahaan rokok paling besar di Indonesia. Sesudah membaca artikel itu, Anda jadi tahu pabrik apa yang sudah kuasai pangsa pasar sigaret di Tanah Air.

Tidak cuma hanya itu, cita rasa kretek yang kuat dan aromanya yang nikmat rupanya sukses diekspor ke pasar internasional. Ada PT HM Sampoerna lewat produk unggulan Dji Sam Soe 234 yang sudah dikirimkan ke penjuru dunia dari tahun 1971 dan PT Djarum yang sudah pasarkan produk Djarum Super dan Djarum Special ke Amerika Serikat semenjak tahun 1980-an.

Bila ingin mencicipi sigaret dari beberapa perusahaan itu, sebaiknya Anda menyimak artikel jenis-jenis rokok yang berada di Tobakonis lebih dulu. Dengan demikian, Anda dapat memperoleh produk sigaret yang sesuai dengan selera.

Ikuti tulisan menarik Panduan Menulis lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler