x

Ilustrasi Kematian. Ilustrasi oleh Tumisu dari Pixabay.com

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Kamis, 15 September 2022 10:33 WIB

Dari Mana Mau Ke Mana Semua Ciptaan

Dari makakah asal semua mahluk? Mau ke mana setelah mahluk mati? Mari kita cermati pesan nenek moyang dalam pepatahnya. Keudian kita cocokkan dengan wahyu Allah dalam kitab suciNya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

DARI MANA MAU KEMANA SEMUA CIPTAAN
Bambang Udoyono, penulis buku
 
Kembali kita bahas peri bahasa warisan nenek moyang agar kita tidak terasing dari warisan budaya nenek moyang sendiri yang adiluhung. Mari kita lihat apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak.  Kalau sesuai ya masih layak kita pertahankan.  Jika tidak ya sebaiknya dilempar jauh.  Mari kita otak atik.

SANGKAN PARANING DUMADI

Dalam bahasa Jawa ada frasa sangkan paraning dumadi.  Sangkan sinonimnya songko atau dalam bahasa sehari hari seko artinya dari atau asal.  Sedangkan paran artinya tujuan atau destinasi. Dumadi adalah bentuk pasif dari kata dadi yang artinya jadi, kejadian, atau ciptaan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Inilah filosofi orang Jawa tentang kehidupan manusia. Maksud  frasa sangkan paraning dumadi secara keseluruhan adalah asal dan tujuan kehidupan manusia.  Menurut nenek moyang, jagad raya ini, termasuk manusia dan semua dumadi adalah berasal dari Allah swt.  Semuanya hidup di dunia hanya sementara. Karena hanya singkat saja, hanya transit saja maka diibaratkan hidup ini mampir ngombé hanya mampir minum.  Tujuan selanjutnya adalah kembali kepada sang penciptanya.   

ASAL DAN TUJUAN CIPTAAN DALAM AL QUR’AN

Bagaimana tuntunan wahyu Allah tentang topik ini? Mari kita baca terjemahan Al Qur’an :


"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya."  (QS Shaad: 71-72)

"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani..." (QS Faathir: 11)

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya." (QS Qaaf: 16)

"Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air."  (QS Al-Furqan: 54)
"Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu pada kali yang lainnya."  (QS Thaaha: 55)

"Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina?"  (QS Al-Mursalat: 20)

"Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati)."  (QS Ath-Thaariq: 5-8)

"Sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya"  (At-Tin : 4).

"Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik."  (QS. Al-Mu'minun : 12-14).

Tentang penciptaan jagad raya.

“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".  (QS Fusshilat: 11). 

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS Al Anbiya: 30).

"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa," (QS Hud: 7).

“Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.”  (QS Al-Anbiya: 16).  

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?” “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?” “Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?” “Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”  (Qs. Al Ghosyihah : 17-20)

“Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Qs. Ghofir : 57).


“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy…” (Qs. As Sajadah : 3).


”Dia-lah Allah, yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu kemudian Dia naik ke atas dan menjadikan tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Baqoroh : 29)


“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Qs. At Tholak : 12).


“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan”  (Qs Qaf : 38).

“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.”  (Qs. Yasin : 82).

KEMBALI KEPADA ALLAH SWT.

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya." (QS az-Zumar [39]: 54).


Dunia, menurut Rasulullah, sekadar tempat berteduh, persinggahan sementara, sebelum lanjut ke tujuan akhir yaitu Allah. Rasulullah bersabda, "Bagaimana aku bisa mencintai dunia? Sementara aku di dunia ini tak lain, kecuali seperti seorang pengendara yang mencari tempat teduh di bawah pohon untuk beristirahat sejenak, lalu meninggalkannya."  (HR at-Tirmidzi).

"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku."  (QS al-Fajr [89]: 27-30).
Di dalam Surat Al baqarah 156 :

”(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"  (Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.)

BENANG MERAH

Ternyata banyak ayat Al Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta langit, bumi, dan apa yang ada di antaranya dan juga manusia.   Ada juga ayat yang menyatakan bahwa manusia setelah mati akan kembali kepadaNya.  Jadi peri bahasa nenek moyang itu tidak melenceng dari ajaran Islam.  Itu ekspresi dalam bahasa Jawa yang substansinya sama dengan ajaran Islam.  Jadi bungkusnya saja Jawa tapi isinya Islam.  Jadi ini adalah kearifan lokal dari nenek moyang kita. Mereka mampu menyampaikan substansi Islam dengan bingkai budaya Jawa yang adi luhung.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler