Apa Itu Sleep Paralysis alias Ketindihan?

Kamis, 22 Desember 2022 13:14 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Tidur Yang Teratur Dan Jangan Begadang
Iklan

Tulisan ini tentang apa itu sleep paralysis, kenapa bisa terjadi, apa penyebabnya, cara mengatasinya

Sleep Paralysis atau yang biasa kita sebut dengan ketindihan, saat kondisi kita tidur, tetapi dalam keadaan sadar. Menurut The American Sleep Disorder Association (1990) Sleep Paralysis terjadi Ketika seseorang berada pada tidur paling dalam saat seluruh otot relaksasi. Akan tetapi, perubahan tahapan tidur secara mendadak akibat gangguan siklus tidur yang menyebabkan seseorang tersadar.

Mendefinisikan bahwa sleep paralysis adalah ketidak mampuan tubuh mengendalikan otot volunter selama sleep onset (gypnagogic) atau selama terbangun di antara waktu malam dan pagi (hypnopompic).  Juga menurut Ohaeri et al (2004) Sleep Paralysis bersifat sementara, biasanya terjadi satu menit hingga beberapa menit. Sleep Paralysis akan menghilang secara spontan atau dengan stimulus eksternal. Biasanya dengan sentuhan atau dibangunkan oleh orang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kenapa bisa terjadi?

Berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4 tahapan. Tahapan tidur menurut Perry dan Potter (2005) adalah:

  1. Non Rapid Eye Movement, tahap pertama, saat seseorang mulai untuk tertidur. Ketika memasuki tahap ini, seseorang sangat mudah untuk terbangun oleh stimulus sensori dan suara. Tahap ini akan berakhir setelah beberapa menit.
  2. Non Rapid Eye Movement, tahap kedua, merupakan tahap kemajuan relaksasi. Kesadaran mulai menurun dan fungsi tubuh juga semakan menurun. Tahap ini berakhir pada menit ke 10-20.
  3. Non Rapid Eye Movement, tahap ketiga, tahap awal baru untuk tidur yang lebih dalam. Seseorang yang sudah masuk dalam tahap ini akan sulit untuk terbangun dan jarang bergerak. Tahap ini berakhir setelah 15-30 menit.
  4. Non Rapid Eye Movement, tahap keempat, merupakan tahap paling dalam. Ketika seseorang masuk kedalam tahap ini akan sulit untuk dibangunkan. Tahap ini terjadi selama 15-30 menit.
  5. Rapid Eye Movement, tahap kelima, adalah tahap mimpi dapat terjadi. Saat memasuki tahap ini seseorang akan sulit untuk dibangunkan. Tahapan ini berlangsung sekitar 20 menit.

Sleep Paralysis terjadi saat seseorang tiba-tiba tersadar sebelum siklus REM berakhir sehingga mengalami kesulitan bergerak dan berbicara (Cheyne, 2002).

 

Apa Penyebabnya?

Penyebab ketindihan pada dasarnya disebabkan karena proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tidur. Faktor yang menyebabkan terjadinya Sleep Paralysis yaitu, posisi tubuh yang salah saat tidur, kecemasan, dan stres (Yuvienco, 2012).

Posisi tubuh yang salah saat tidur, adalah posisi terlentang posisi ini yang berisiko lebih sering mengalamai Sleep Paralysis. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Spanos (1995) menemukan sebanyak 70% orang mengalami Sleep Paralysis saat tidur dengan posisi terlentang.

Kecemasan dan stres, Larasaty (2012) mengatakan bahwa hasil penelitiannya menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres dan kejadian Sleep Paralysis. Sesuai dengan penelitian Mellman, et al. (2008) yang mengatakan bahwa Sleep Paralysis berhubungan dengan tingkat stres.

Stres merupakan gangguan atau kekacauan mental dan emosional. Stres dapat memicu gangguan dalam otak sehingga terjadi ketidaksinkronan antara otak dan peta syarat dalam tubuh. Ketika bagian otak manusia pada lobus pariental yang bertanggung jawab mengintegrasikan informasi sensorik dari berbagai bagian tubuh sudah memerintahkan untuk bergerak, akan tetapi perintah tersebut tidak mampu mendeteksi gerakan (Larasaty, 2012).

 

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Bila kamu mengalami Sleep Paralysis, berusahalah untuk tetap tenang  jangan panik, tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan dengan sekuat mungkin sebanyak beberapa kali. Kemudian cobalah paksa tubuhmu untuk bergerak, mulai dari ujung jari tangan atau kaki sebagai bentuk perlawanan. Cara ini bisa membantu kamu untuk benar-benar terjaga dan terbebas dari ketindihan tersebut.

Walaupun Sleep Paralysis dapat membaik seiring berjalannya waktu, namun kamu tetap disarankan untuk menjalankan pola hidup sehat seperti berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, berhenti merokok atau minum alkohol, dan cobalah untuk melakukan Latihan pernapasan sebelum tidur untuk mencegah Sleep Paralysis muncul kembali.

 

Referensi:

Larasaty, R. (2012). Hubungan tingkat stress dengan kejadian sleep paralysis pada mahasiswa FIK UI Angkatan 2008. Skripsi. Depok: FIK UI.

American Psychiatric Association, 2000. Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorders (4th Ed., Text Rev.). Washington, DC: Author

Ohaeri, B. M. (2004). Features of isolated sleep paralysis among Nigerians. East African Medical Journal, 81.

Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/701/jbptunikompp-gdl-sriesulast-35012-9-unikom_s-i.pdf

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/506/sleep-paralysis

Bagikan Artikel Ini
img-content
Diah Ayu Aryani

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Apa Itu Sleep Paralysis alias Ketindihan?

Kamis, 22 Desember 2022 13:14 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler