Melukis Senja Bersama Kekasih
Angin semilir mengibas rambut panjangku.
Menjulur panjang trotoar dan hitam kelam jalan beraspal.
Mengiringi perjalanan ke rumah , menuju kekasihku
Angan terawang jauh dalam doa berdua bersama
Jalan setapak kulalui, rumput jepang dan sedikit pasir melipat kaki.
Matahari masih mencoba bertahan dengan sombong, panasnya melukis merah bumi.
Setapak ku melangkah menuju rumah, kuketok dan salam terucap.
Kusapa kekasihku yang tak lagi berambut hitam
Memutih rambutnya seiring usia
Berkeriput oleh waktu yang terus melaju.
Masih selalu tersungging senyum , bahagia menemuiku
Kucium tangan dan kupeluk erat, tanda bahagia
Semua segar oleh secangkir kopi dan sepiring ketela goreng.
Perjumpaan dalam cerita keseharian tentang hiruk pikuk dunia
Terangkai manis dalam sedikit beda pendapat ringan
Aku memang butuh ragam sudut pandang
Ikuti tulisan menarik Ahlis Qoidah Noor lainnya di sini.