x

Pasar Gede, Kota Solo. oto oleh Bennylin, CC BY-SA 3.0

Iklan

Malik Ibnu Zaman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Oktober 2022

Jumat, 14 April 2023 19:12 WIB

Selain Makanan, Transportasi Juga Bikin Kaget Pendatang dari Jakarta Ketika ke Solo

Banyak orang mengatakan bahwa ketika mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta datang ke Solo, pasti akan terkejut dengan harga makanannya. Saya sepakat dengan pendapat tersebut. 12 hari saya di Solo, dan memang benar terkejut dengan harga makanan di Solo. Begitu juga dengan 2 rekan saya, sama kagetnya dengan saya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak orang mengatakan bahwa ketika mereka yang tinggal di kota besar seperti Jakarta datang ke Solo, pasti akan terkejut dengan harga makanannya. Saya sepakat dengan pendapat tersebut. Selama 12 hari saya di Solo, dan memang benar terkejut dengan harga makanan di Solo. Begitu juga dengan dua rekan saya, sama kagetnya dengan saya.

Saya sendiri sudah dibuat terkejut sejak sampai di Stasiun Solo Balapan pada sore hari. Karena lapar, sebelum menuju tempat tujuan, terlebih dahulu makan di depan stasiun. Berdasarkan pengalaman saya di Jakarta, makanan di sekitar stasiun atau terminal harganya bisa 2 kali lipat. Maka dari itu saya cuman makan dengan lauk sayur asem, dan bakwan jagung. Ketika saya membayar ternyata tidak sampai 10 ribu, hanya 7 ribu.

Kekagetan saya berlanjut pada malam harinya ketika makan pecel lele di dekat Dalem Joyokusuman. Dengan 20 ribu saya sudah kenyang menikmati satu porsi pecel lele yang ternyata terdapat 2 lele berukuran sedang, dan segelas es teh manis. Sementara di Jakarta rata-rata 35 ribu satu porsi pecel lele.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Begitu juga ketika sarapan di dekat Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan, saya lupa harganya berapa. Tetapi yang jelas nggak sampai 30 ribu untuk 3 orang, 25 ribu kalau tidak salah. Padahal lauknya telur, menambah kerupuk, dan teh manis tubruk. Berbanding terbalik dengan di Jakarta, 15 ribu kalau makan di warteg.

Kekagetan terus berlanjut dengan harga soto, kado-kado dengan harga Rp6 ribu. Lalu es teh ukuran jumbo 3 ribu, bubur dengan harga 3 ribu, dan lain sebagainya. Pokoknya harga makanan di Solo sangat ramah di kantong. Pantas saja beberapa teman saya yang kuliah di Solo subur-subur.

Menurut pendapat saya sebagai orang awam, harga makanan sebuah daerah tergantung dari besaran UMR (Upah Minimum Regional). Semakin tinggi UMR sebuah daerah, maka semakin tinggi pula harga makanan di daerah tersebut.

Selain harga makanan, yang bikin kaget pendatang dari Jakarta adalah mode transportasi umum. Terutama bagi mereka yang ketika di Jakarta sering menggunakan mode transportasi umum. Entah saya kurang ngeh atau bagaimana, saya cuman beberapa kali melihat Batik Solo Trans lewat, dan trem. Terus saya lihat-lihat kok sepi penumpangnya. 12 hari di Solo, saya juga tidak melihat adanya angkot (angkutan kota/angkutan desa).

Kekagetan lainnya juga terkait perihal wilayah administratif Solo. Saya kira banyak pendatang yang berkunjung ke Sukoharjo, Boyolali lebih familiar menyebutnya dengan Solo. Saya masih ingat dulu ketika izin sekolah untuk mengantar kerabat pergi haji, izin kepada guru itu pergi ke Solo. Seharusnya kan izinnya ke Boyolali, sebab letak Asrama Haji Donohudan itu tepatnya di Boyolali.

Oleh kawan saya yang sudah lama tinggal di Solo dijelaskan terkait dengan Solo Raya yang terdiri dari Kota Surakarta yang kita semua tahu Walikotanya adalah Gibran Rakabuming Raka, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten.

Saya juga kaget dengan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. Kebanyakan pemimpin daerah ketika diwawancarai oleh wartawan, meskipun secara cegat pintu pasti jawabnya panjang sekali. Tetapi Mas Gibran jawabannya singkat sekali. Saya pun berpikir positif, mungkin saja beliau lelah. Bisa juga Mas Gibran memilih untuk menjadi pemimpin yang "kerja, kerja, dan kerja" daripada pemimpin yang "ngomong, ngomong, dan ngomong".

Berdasarkan pengalaman saya, selain makanan yang membuat terkejut pendatang dari Jakarta ketika Solo adalah transportasi, pembagian wilayah, dan Walikotanya.

 

 

Ikuti tulisan menarik Malik Ibnu Zaman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler