Soewardi Suryaningrat adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia yang dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Nama Ki Hadjar Dewantara adalah nama yang dipilih oleh Soewardi Suryaningrat setelah ia merasa tidak cocok dengan nama aslinya.

Soewardi Suryaningrat dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dan diberi nama oleh ayahnya, Raden Mas Sosrokartono. Ayahnya adalah seorang bangsawan Jawa yang memiliki hubungan dekat dengan keraton. Sejak kecil, Soewardi Suryaningrat sudah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia pendidikan. Ia belajar di sekolah ELS (Europeesche Lagere School) di Yogyakarta, dan kemudian melanjutkan pendidikan ke HIK (Hollandsch-Inlandsche Kweekschool), sebuah sekolah pendidikan guru untuk orang Indonesia.

Namun, Soewardi Suryaningrat merasa tidak nyaman dengan namanya yang terdengar terlalu Jawa. Ia ingin memiliki nama yang lebih "nasional" dan lebih mencerminkan semangat perjuangannya untuk menciptakan pendidikan yang merdeka dan terbuka untuk semua orang Indonesia. Maka pada tahun 1913, saat ia berusia 24 tahun, ia mengubah namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara.

Nama "Ki Hadjar" berasal dari kata "khidmat" yang artinya hormat atau pengabdian, sedangkan "Dewantara" berasal dari kata "wonten dhara" yang artinya ada di bumi. Nama "Ki Hadjar Dewantara" memiliki arti bahwa ia adalah seseorang yang dengan penuh pengabdian dan kesetiaan berada di bumi untuk memberikan pengajaran dan pencerahan bagi rakyat Indonesia.

Dengan nama baru ini, Ki Hadjar Dewantara melanjutkan perjuangannya untuk menciptakan pendidikan yang merdeka dan terbuka untuk semua orang Indonesia. Ia mendirikan Taman Siswa, sebuah sekolah yang didirikan pada tahun 1922 dengan tujuan memberikan pendidikan bagi rakyat Indonesia yang terbebas dari pengaruh kolonialisme dan menciptakan manusia Indonesia yang merdeka dan berbudaya.

Nama Ki Hadjar Dewantara kini telah menjadi nama yang sangat terkenal dan dihormati di Indonesia. Ia dianggap sebagai salah satu tokoh pendidikan terbesar dalam sejarah Indonesia, dan warisan perjuangannya untuk menciptakan pendidikan yang merdeka dan terbuka masih terus dikenang dan dihargai hingga saat ini.