x

David R. Hawkins. Sumber: lubimyczytac.pl

Iklan

Wahyu Tanoto

Penulis yang menyukai kopi hitam dan jadah goreng, namun ngapak.
Bergabung Sejak: 4 Agustus 2022

Rabu, 24 Mei 2023 21:44 WIB

Konsep Skala Kesadaran David R. Hawkins, Sebuah Catatan Kritis

Kalimat Hawkins yang menyatakan bahwa "Kebanyakan orang sakit karena di dalam dirinya tidak ada hati yang penuh dengan cinta kasih yang TULUS dan IKHLAS" menunjukkan keinginannya untuk mempromosikan nilai-nilai positif dalam pengembangan kesadaran manusia. Meskipun konsep skala kesadaran ini memiliki kritik dan keterbatasan, Hawkins telah memberikan sumbangan signifikan dalam memahami dan mengembangkan potensi spiritual manusia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

David R. Hawkins, seorang psikiater, penulis, pendidik, dan peneliti yang terkenal, telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan Konsep Skala Kesadaran. Skala ini adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran manusia berdasarkan pengukuran energi dan frekuensi yang terlibat dalam pemikiran dan emosi seseorang. Melalui pendekatan ini, Hawkins mencoba menggambarkan perjalanan spiritual manusia dan memberikan pandangan holistik tentang kondisi manusia.

Biografi singkat

David R. Hawkins lahir pada tahun 1927 di Amerika Serikat dan memperoleh gelar kedokteran dari Universitas Wisconsin. Setelah menyelesaikan studinya, ia menjadi seorang psikiater dan kemudian mengabdikan hidupnya untuk memahami aspek-aspek spiritualitas manusia. Dengan pengalaman meditatif dan penelitian yang mendalam, Hawkins mengembangkan wawasan dan pemahaman yang unik tentang kesadaran manusia. Menariknya, Hawkins awalnya adalah seorang ateis setelah membaca karya Thomas Paine berjudul "The Age of Reason" ketika ia masih remaja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu kontribusi terbesar dari David R. Hawkins adalah pengembangan Konsep Skala Kesadaran. Skala ini didasarkan pada pengukuran energi yang ada di alam semesta. Hawkins berpendapat bahwa setiap individu memiliki tingkat kesadaran yang berbeda-beda, yang dapat berkisar dari tingkat yang rendah hingga tingkat yang lebih tinggi, dalam rentang 0 hingga 1000. Skala ini terdiri dari tingkatan yang berurutan, mulai dari ketidaksadaran, ketakutan, keinginan, pengetahuan, hingga kesadaran transenden.

Namun, meskipun konsep skala kesadaran David R. Hawkins telah mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari berbagai kalangan, baik akademisi maupun non-akademisi, serta memiliki banyak pengikut di komunitas spiritual, terdapat beberapa catatan kritis terhadap pendekatan Hawkins yang mengungkapkan adanya "celah" dalam konsep skala kesadaran tersebut.

Catatan kritis

Salah satu catatan kritis berasal dari Ridge (2018) dalam "Examining the Validity of Dr. David R. Hawkins' Map of Consciousness: A Mixed-Methods Analysis". Ridge melakukan analisis menggunakan berbagai metode untuk mengevaluasi validitas konsep skala kesadaran Hawkins. Dalam penelitiannya, Ridge menganalisis data dari survei yang melibatkan 533 responden. Ia menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, termasuk analisis faktor eksploratori, analisis korelasi, dan wawancara mendalam, untuk menguji hubungan antara variabel-variabel yang ada dalam skala kesadaran Hawkins. Hasilnya, Ridge menemukan bahwa tidak ada korelasi yang kuat antara tingkat kesadaran dan faktor-faktor yang diukur dalam penelitian tersebut.

Ridge juga menyatakan bahwa skala kesadaran Hawkins kurang mampu menggambarkan keruwetan pengalaman kesadaran manusia secara komprehensif. Konsep ini berasumsi bahwa kesadaran manusiadapat diukur dan ditempatkan dalam tingkatan yang terpisah, namun penelitian Ridge menyebutkan bahwa realitasnya jauh lebih kompleks daripada model tersebut. Ridge menyoroti bahwa pengalaman kesadaran manusia melibatkan aspek-aspek yang lebih rumit dan beragam, yang tidak dapat direduksi secara sederhana ke dalam tingkatan terpisah.

Selain itu, ada juga pendapat bahwa skala kesadaran Hawkins terlalu sempit dan tidak mempertimbangkan kompleksitas manusia secara menyeluruh. Konsep ini mengategorikan manusia ke dalam tingkatan yang tetap, tanpa memperhitungkan dinamika atau perubahan yang mungkin terjadi dalam perjalanan spiritual seseorang. Ini menunjukkan bahwa kesadaran manusia bersifat subjektif dan variatif, dipengaruhi oleh berbagai aspek dan tidak selalu terikat pada tingkatan yang kaku.

Selama perjalanan kehidupan, manusia seringkali dihadapkan pada situasi yang tidak dapat dipahami sepenuhnya dengan akal sehat. Kesadaran juga melibatkan penerimaan terhadap ketidakpastian, paradoks, dan misteri kehidupan. Kemampuan untuk hidup dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban pasti merupakan bagian integral dari kesadaran manusia. Oleh karena itu, beberapa khawatir bahwa konsep skala kesadaran Hawkins mungkin terlalu terstruktur dan memposisikan level kesadaran secara hierarkis dan linear. Kenyataannya, pengalaman kesadaran manusia memiliki kompleksitas yang tidak dapat disederhanakan, dan tampaknya tidak dapat direduksi menjadi tingkatan yang terpisah dan dapat diukur dengan tepat.

Di sisi lain, skala kesadaran yang dikembangkan oleh Hawkins cenderung memfokuskan pada individu dan kesadaran personal tanpa mempertimbangkan realitas sosial, budaya, dan faktor eksternal lainnya yang memengaruhi tindakan manusia. Hal ini dapat menyebabkan keterbatasan ketika ingin memahami dan menjelaskan dinamika sosial yang rumit.

Apresiasi

Namun demikian, meskipun terdapat beragam kritik terhadap konsep yang ditawarkan oleh Hawkins, tidak dapat dipungkiri bahwa pandangan yang dihadirkan olehnya telah menginspirasi banyak individu, terutama mereka yang tertarik pada konsep pengembangan diri dan pertumbuhan spiritual. Skala kesadaran ini telah menjadi alat yang bermanfaat bagi sebagian orang dalam memahami dan meningkatkan kualitas kehidupan.

Oleh karena itu, dalam mengkritisi pemikiran Hawkins, patut disadari bahwa kritik tersebut bukanlah penolakan terhadap konsep skala kesadaran, tetapi merupakan upaya untuk mendorong diskusi dan pemikiran yang lebih luas guna mengembangkan pemahaman yang lebih variatif tentang kesadaran manusia. Dalam menggali pemahaman tentang kesadaran manusia, ada baiknya untuk mengakui kompleksitasnya yang tidak mudah dijelaskan dengan cara yang sederhana. Kesadaran manusia adalah fenomena yang dinamis, berbeda-beda, beragam, dan akan terus berkembang seiring waktu berdasarkan pengalaman individu.

Untuk mengakhiri tulisan terhadap konsep skala kesadaran David R. Hawkins, perlu disadari bahwa tinjauan kritis ini tidak dimaksudkan untuk menolak konsep tersebut, tetapi sebagai upaya untuk mendorong pemikiran yang lebih luas dan mendalam dalam memahami kesadaran manusia. Hawkins telah memberikan kontribusi yang berharga dalam bidang spiritualitas dan pengembangan diri, dan pemikirannya telah menginspirasi banyak orang. Namun, penting untuk terus membuka ruang diskusi agar kita dapat mengembangkan pemahaman yang lebih holistik dan komprehensif tentang kesadaran manusia.

Sebagai penutup, kata-kata Hawkins yang menyatakan bahwa "Kebanyakan orang sakit karena di dalam dirinya tidak ada hati yang penuh dengan cinta kasih yang TULUS dan IKHLAS" menunjukkan keinginannya untuk mempromosikan nilai-nilai positif dalam pengembangan kesadaran manusia. Meskipun konsep skala kesadaran ini memiliki kritik dan keterbatasan, Hawkins telah memberikan sumbangan signifikan dalam memahami dan mengembangkan potensi spiritual manusia.

Ikuti tulisan menarik Wahyu Tanoto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler