Kisah ini dimulai saat semut
berbondong-bondong
hampiri gulanya. Bersama
mufakat silih gotong
dalam royong. Tiada perbedaan
semua dapat bagian.
Saat penjajahan dimulai
Nusantara belum jadi apa-apa
belum punya siapa-siapa
belum ada pendukungnya
raja-raja masih individual
keadaan semakin terjal
makin kanibal.
Rindu ini berhadapan
dengan pembantaian waktu
dihantam ragu
dikekang candu
buat namamu
dirapal dalam ingatan, selalu!
Bersemayam dalam harapan.
Sudah itu saja.
(2021)
Ikuti tulisan menarik Gilang Ramadhan lainnya di sini.