#puisiindonesiana.tempo.co#tempo.co#korantempo#majalahtempo - www.indonesiana.id
x
#puisiindonesiana.tempo.co#tempo.co#korantempo#majalahtempo
Oleh: Gilang Ramadhan

Sabtu, 27 Mei 2023 13:53 WIB

Sudra

Dibaca : 464 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 26 Mei 2023 13:03 WIB

Monokrom

Dibaca : 424 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 26 Mei 2023 13:03 WIB

Dasar Aku

Dibaca : 1.217 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 26 Mei 2023 13:02 WIB

Pantun

Dibaca : 1.601 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 26 Mei 2023 06:08 WIB

Hujan

Dibaca : 193 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 22 Mei 2023 18:06 WIB

Batas Waktu

Dibaca : 703 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 22 Mei 2023 18:05 WIB

Sepi

Dibaca : 322 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 22 Mei 2023 18:04 WIB

Sandaran

Dibaca : 1.313 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 22 Mei 2023 14:44 WIB

Cerita Sore

Dibaca : 852 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:50 WIB

Apa?

Dibaca : 1.008 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:49 WIB

Fatum Brutum Amorfati

Dibaca : 73 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:48 WIB

Sajak untuk Amorfati

Dibaca : 440 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:47 WIB

Sajak untuk Brutum

Dibaca : 39 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:46 WIB

Sajak untuk Fatum

Dibaca : 164 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:45 WIB

Tentang Kamu

Dibaca : 917 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:44 WIB

Bogor; Kota Hujan

Dibaca : 42 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 16:44 WIB

Siluet

Dibaca : 295 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Senin, 15 Mei 2023 12:53 WIB

Di Seberang Jalan

Dibaca : 142 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:13 WIB

Kepada Senja

Dibaca : 1.703 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:11 WIB

Susu Jahe

Dibaca : 557 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:09 WIB

Hujan

Dibaca : 871 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:09 WIB

Suatu Hari

Dibaca : 2.247 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:06 WIB

Pura-Pura

Dibaca : 441 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:05 WIB

Perlina

Dibaca : 1.114 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:04 WIB

Waktu

Dibaca : 692 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:02 WIB

Segelas Kopi Borju

Dibaca : 747 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 21:01 WIB

Padamu

Dibaca : 1.402 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Jumat, 12 Mei 2023 13:26 WIB

Temaram

Dibaca : 471 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:18 WIB

Memendam Hangat

Dibaca : 1.470 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:16 WIB

Biarkan Aku Sendiri

Dibaca : 638 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:15 WIB

Dualisme

Dibaca : 558 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:14 WIB

Harapan

Dibaca : 2.240 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:13 WIB

Saat Senja

Dibaca : 593 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:13 WIB

Semesta

Dibaca : 54 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:10 WIB

Sajak tentang Malam

Dibaca : 537 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:07 WIB

Sajak tentang Siang

Dibaca : 600 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 17:06 WIB

Sajak tentang Pagi

Dibaca : 617 kali


Oleh: Gilang Ramadhan

Kamis, 11 Mei 2023 12:20 WIB

Astungkara

Dibaca : 182 kali


Oleh: Merta Merdeka

Kamis, 30 Maret 2023 06:42 WIB

Horatius

Dibaca : 167 kali


Oleh: Merta Merdeka

Selasa, 28 Maret 2023 14:05 WIB

Bertaruh

Dibaca : 186 kali


Oleh: Itha Abimanyu

Senin, 22 Agustus 2022 18:34 WIB

Senja Kenangan

Dibaca : 738 kali


Kenangan itu bermuara kala senja

Oleh: Echa Espe

Kamis, 18 Agustus 2022 23:04 WIB

Buah Hati

Dibaca : 151 kali


Oleh: Tasamsyah .

Jumat, 12 Agustus 2022 06:50 WIB

Resep Puisi

Dibaca : 324 kali


#LombaPuisiTerokaIndonesiana

Oleh: Tasamsyah .

Jumat, 12 Agustus 2022 06:41 WIB

Tanpamu, tuan!

Dibaca : 191 kali


#LombaPuisiTerokaIndonesiana

Oleh: Jerpis M.

Senin, 8 Agustus 2022 06:54 WIB

Hari Ini Tiba

Dibaca : 296 kali


:"...?"

Oleh: Tanti Ariana

Rabu, 13 April 2022 06:02 WIB

Penulisan Puisi di Indonesia dari Masa ke Masa

Dibaca : 1.634 kali


Puisi merupakan salah satu karya sastra yang penuh dengan estetika dan makna mendalam berupa tulisan yang mengandung irama, rima, ritma pada setiap baitnya. Puisi menjadi ruang yang paling indah dan spesial untuk mencurahkan semua isi perasaan seseorang. Hal inilah yang membuat bait puisi dikemas dengan bahasa yang lebih imajinatif dan tersusun dengan kalimat-kalimat yang penuh makna. Setiap kata pada puisi mengandung estetika sehingga akan lebih fokus pada penggunaan diksi, bunyi, dan iramanya agar teks puisi lebih indah. Oleh karena itu, adanya aturan penulisan puisi memiliki peranan yang sangat penting agar puisi terlihat indah dan teratur. Aturan penulisan puisi adalah semua ketentuan yang mengikat dalam penulisan puisi. Pada puisi lama, penulisannya masih terikat oleh aturan tertentu. Aturan tersebut berkaitan dengan jumlah kata atau suku kata dalam tiap baris, jumlah baris yang terdapat dalam tiap bait, rima rapi dan teratur, dan irama senada. Bagi puisi lama, aturan ini bersifat tetap dan mengikat. Artinya, aturan ini tidak dapat diubah dan setiap penulis mesti mengikuti acuan aturan tersebut. Meskipun begitu, ada beberapa pengecualian bagi puisi modern untuk tidak lagi menggunakan aturan penulisan puisi karena hal tersebut membuat penulis merasa pengeksplorasian imajinasi mereka dibatasi. Lantas, bagaimana rupa aturan penulisan puisi di Indonesia dari masa ke masa?. Yuk, mari kita bahas!. Perkembangan aturan penulisan puisi di Indonesia terbagi ke dalam beberapa angkatan, yaitu: 1. Angkatan Sastra Indonesia Lama (Sebelum Tahun 1920) Angkatan ini lahir di sekitar tahun 1500 setelah agama Islam masuk ke Indonesia. Pujangga yang terkenal adalah Hamzah Fansuri dan Raja Ali Haji dengan “Gurindam Dua Belas”. Dalam angkatan ini, penulisan puisi masih sangat terikat dengan aturan penulisan puisi pada masanya. Misalnya, puisi ditulis menggunakan bahasa baku yang bersifat kaku. 2. Angkatan Balai Pustaka Puisi yang termasuk ke dalam angkatan Balai Pustaka berupa puisi lama, seperti pantun, syair, dan mantra. Puisi tersebut juga masih mengikat pada aturan penulisan puisi lama dan berkembang antara tahun 1920 sampai dengan tahun 1933. 3. Angkatan Pujangga Baru Pada angkatan ini, aturan penulisan puisi lama sudah ditinggalkan dan mulai memasuki era puisi baru yang lebih progresif dengan sajak 2 baris, 3 baris, sampai 14 baris dalam penulisan sajak dan kalimat. Angkatan ini dimulai pada tahun 1930 sampai tahun 1945. 4. Angkatan 1945 Pada angkatan ini, penulisan sajak dan kalimat dalam puisi bersifat bebas tanpa terikat oleh aturan apapun sehingga para penulis lebih leluasa dalam membuat sajak puisi tanpa terikat oleh aturan. Hal ini menjadi langkah awal transformasi puisi yang bebas bereksplorasi dalam membuat karya sastra puisi. 5. Angkatan 1950 Angkatan 1950 merupakan angkatan lanjutan dari angkatan 1945 yang salah satu cirinya adalah lebih menonjolkan kebudayaan daerah untuk mewujudkan sastra nasional Indonesia. Dalam angkatan ini, mulai berkembang istilah gaya ulangan dalam penulisan puisi, yakni berupa ulangan kata atau suku kata. 6. Angkatan 1966 Dalam angkatan ini, penulis tidak lagi menggunakan aturan penulisan puisi dan mulai beralih untuk mengeksplorasi sajak dalam menulis puisi dengan bebas. Angkatan ini muncul saat peralihan rezim Orde Lama ke Orde Baru. Oleh karena itu, karakteristik puisi yang ada pada angkatan ini berkaitan dengan politik dan kritik sosial. 7. Angkatan 2000 sampai sekarang Pemilihan diksi dalam puisi angkatan ini lebih didominasi oleh penggunaan bahasa sehari-hari yang bersifat fleksibel, mengandung revolusi tipografi atau tata wajah yang bebas aturan dan cenderung ke puisi konkret, dan adanya penggunaan gaya bahasa baru. Setiap puisi yang terbagi ke dalam beberapa angkatan tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing dalam segi penulisan puisi. Hal itulah yang menjadikan puisi di Indonesia memiliki keidentikan dan variasi di tiap-tiap angkatannya.