x

Iklan

Savira Dwi Puspita

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2023

Selasa, 27 Juni 2023 20:54 WIB

Tuvalu, Negara Kecil yang Rentan Tenggelam oleh Kenaikan Permukaan Air Laut


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tuvalu merupakan sebuah negara di Osenia yang dulunya dikenal sebagai Kepulauan Ellice dengan penduduknya yang berasal dari orang-orang polinesia. Tuvalu merupakan salah satu negara dengan luas wilayah paling kecil urutan ke empat di dunia. Nehara ini terletak diantara Hawai dan Australia, di Samudra Pasifik, yang terdiri dari sembilan pulau karang kecil.

Masyarakat Tuvalu sangat terampil dalam seni dan kerajinan tangan tradisional. Mereka membuat barang-barang seperti anyaman pandan, tikar, dan barang-barang hiasan dari kerang laut. Seni lukisan kulit kelapa dan ukiran kayu juga merupakan bagian penting dari budaya mereka. Budaya Tuvalu mencerminkan kedekatan mereka dengan lingkungan alam dan tradisi leluhur mereka. Meskipun mereka menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya, masyarakat Tuvalu terus menjaga dan merayakan warisan budaya mereka yang unik.

Bentuk pemerintahan negara Tuvalu ini adalah monarki konstitusional, yang berarti kepala negara adalah seorang raja atau ratu yang memiliki peran simbolis dan tidak memiliki kekuasaan politik signifikan, negara yang merdeka tahun 1978 ini menjadikan Funafuti sebagai ibu kotanya dan bahasa resmi yang digunakan ialah bahasa tuvalu dan bahasa inggris yang digunakan oleh mayoritas penduduk tuvalu sebagai bahasa sehari - hari. Bahasa ini memiliki akar Polinesia dan mirip dengan bahasa-bahasa lain di Pasifik seperti bahasa Samoa dan bahasa Tahiti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Total luas daratan Tuvalu ini sekitar 26 kilometer persegi dengan populasi penduduk sebanyak kurang lebih 11.000 jiwa. Selain luas wilayah daratannya yang kecil, daratan-daratan di kepulauzn Tuvalu semuanya tergolong dataran rendah. Ketinggian drata-rata hanya mencapai sekitar 4-5 meter diatas permukaan laut. Jadi tidak heran kalau laut sedang mengalami pasang banyak wilayah Tuvalu terendam air.

Itu merupakan salah satu faktor pendukung negara Tuvalu rentan tenggelam dan perubahan iklim. Seiring dengan meningkatnya suhu global dan pencairan es di Kutub Utara dan Selatan, air laut terus naik secara bertahap. Akibatnya, negara-negara kepulauan seperti Tuvalu, yang terletak begitu dekat dengan permukaan laut, berisiko menjadi korban pertama perubahan ini. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang, pulau-pulau di Tuvalu mungkin tidak lagi terlihat di peta dunia.

Dilansir dari beberapa sumber pemerintah tuvalu mengambil tindakan mengenai kenaikan permukaan laut, berikut beberapa langkah yang diambil pemerintah Tuvalu:

1. Berencana menjadikan Tuvalu menjadi negara digital pertama di dunia sebagai upaya dalam mengatasi risiko tenggelam akibat kenaikan air laut yang sewaktu-waktu dapat menenggelamkan tuvalu secara perlahan.

2. Dikutip dari telset.id Pemerintah tuvalu berupaya menjadikan negara tuvalu sebagai negara metaverse. Rencana tersebut diungkapkan Menteri Luar Negeri Tuvalu Simon Kofe dalam KTT iklim COP27 belum lama ini. menurut simon kofe ia telah mendapatkan sebuah solusi yang dapat mempertahankan keberlangsungan negaranya.

"Saat tanah kami menghilang, kami tidak punya pilihan selain menjadi negara digital pertama di dunia. Tanah kami, lautan kami, budaya kami merupakan aset paling berharga dari rakyat kami dan untuk menjaga mereka tetap aman dari bahaya, apapun yang terjadi di dunia fisik, kami akan memindahkannya ke cloud," kata Simon Kofe dalam pidatonya.

Simon berharap, dengan rencana tersebut ia dapat membuat Tuvalu bisa terus berfungsi sebagai sebuah negara. Bahkan saat nanti negaranya akan benar-benar tenggalam akibat kenaikan permukaan air laut.

 

3. Pemerintah Tuvalu mengadakan kampanye mengenai emisi gas rumah kaca yang bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mengatasi perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Meskipun pemerintah Tuvalu telah mengambil tindakan untuk mengatasi risiko tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut, tantangan yang dihadapi oleh negara ini masih sangat besar. Oleh karena itu, dukungan dari masyarakat internasional sangat diperlukan untuk membantu tuvalu mengatasi masalah ini. 

Ikuti tulisan menarik Savira Dwi Puspita lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Hanya Satu

Oleh: Maesa Mae

Kamis, 25 April 2024 13:27 WIB