Gangguan Jiwa Masyarakat Indonesia

Kamis, 29 Juni 2023 18:31 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tubuh selalu bergelut dan menghidupi keburukan. Secara umum kita mengetahui bahwa tubuh (daging) itu terbatas, mudah tergoda dan tak terlepas dari impuls-impuls kebinatangan. Keterbatasan ini jika tak dituntun oleh jiwa maka kehidupan di dunia ini dapat menjadi arena pembantaian humanis yang sadis.

Aristoteles seorang filsuf klasik Yunani pernah berkata, “Tubuh adalah penjara jiwa”. Perkataannya ini bukan sebuah permainan kata-kata hampa melainkan melalui pemikiran matang dan efisien.

Perkataannya mengandaikan realitas kehidupan manusia. Di dalam tubuh terpenjara jiwa yang suci dan merupakan sumber kebaikan yang mampu menuntun manusia pada kehidupan yang bermoral.  Tubuh memenjarakan jiwa agar dapat menjalani hidup yang bebas-lepas tanpa kekwatiran tentang mana yang baik dan mana yang buruk.

Tubuh selalu bergelut dan menghidupi keburukan. Secara umum kita mengetahui bahwa tubuh (daging) itu terbatas, mudah tergoda dan tak terlepas dari impuls-impuls kebinatangan. Keterbatasan ini jika tak dituntun oleh jiwa maka kehidupan di dunia ini dapat menjadi arena pembantaian humanis yang sadis.

Pancasila merupakan jiwa bagi negara ini.  Pancasila adalah jiwa masyarakat Indonesia dan pancasila adalah jiwa yang menuntun masyarakat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila ada dan hidup dalam diri masyarakat Indonesia. Pancasila menjadikan Indonesia tetap Indonesia dan pancasila bukan sekadar ideologis tetapi merupakan suatu esensi untuk menjaga keutuhan negara ini.

Pada tataran ini, realitas menampakkan perkataan Aristoteles dalam kehidupan masyarakat negara Indonesia.  Masyarakat negara ini telah memenjarakan Pancasila dan mengalienasikannya kedalam black hole yang sukar dijamah kembali oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat negara ini hidup menurut sila-sila yang mereka ciptakan sendiri untuk memuaskan tubuh. Masyarakat melawan kemasyarakatan dan manusia melawan kemanusiaan (les homes contre I’humaine).

Hal ini mengakibatkan terancamnya keberadaan pancasila sebagai pedoman kehidupan masyarakat negara ini. Eksistensi pancasila hanya menjadi sebuah ideologi belaka yang terpampang dimana-mana tetapi tak dibaca dan dihidupi. Pancasila hanyalah menjadi suatu acuan agar Indonesia dikatakan negara yang memiliki dasar kuat tetapi realitasnya dasar itu diinjak-injak dan hampir mengalami keretakan.

Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia yang menjiwai Pancasila mesti mampu hidup menurut tuntutan jiwa agar jiwa kita tidak mengalami gangguan dan eksistensi jiwa kita dapat bersumbangsih dalam menjaga keutuhan dan kedamaian negara kita ini. Jadilah masyarakat pancasila yang pancasilais sehingga kita dapat selalu hidup menurut kelima sila yang merupakan dasar dari eksistensi kita sebagai warga negara Indonesia.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler