x

Iklan

Thamrin Dahlan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 15 September 2023 09:56 WIB

Bibliografi Roh Perpustakaan

Bibliograsi merupakan bukti adanya Peradaban Suatu negara

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando  Membuka Acara Seminar Nasional Bibliografi

Dalam rangka Memperingati Hari Kunjung Perpustakaan,  Pusat Bibliografi dan Pengolahan Bahan Perpustakaan (Pusbiola) menyelenggarakan Seminar Literasi.  Tema Seminar Bibliografi Nasional Indonesia dari Masa ke Masa: Senarai Pustaka Peradaban Bangsa

Acara dilaksanakan di Ruang Theater Gedung Perpusnas Salemba Raya No 28 A  Jakarta Pusat  Selasa 12 September 2023. Peserta seminar dari kalangan Akademisi Dosen dan Mahasiswa Universitas Indonesia, Universitas Yarsi,  Universitas Terbuka, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hadir 12 Penerbit merupakan stake holder literasi Perpusnas. Mewakili Penerbit Indonesia antara lain Penerbit Gramedia, Penerbit Obor,  Penerbit Airlangga  dan Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Spesial undangan Bapak Sudarmanto dan 3 Guru dari Penerbit CV Jundan Pustaka Probolinggo.

Kapusbiola Perpusnas Suharyanto, S.Sos, M.Hum menyampaikan Laporan Pelaksanaan Seminar

Ka Pusbiola Suharyanto, S.Sos, M. Hum ketika menyampaikan laporan pelaksanaan Seminar Bibliografi mengatakan tujuan seminar  untuk meng update Bibliografi Indonesia. Diharapkan seminar yang menghadirkan para pakar perpustakaan dan Kepala Perpustakaan Daerah serta Pustakawan, Penulis dan Penerbit akan menghasilkan rekomendasi tindak lanjut menyusun dan kemudian menerbitkan Bibliografi Indonesia.

Ketika membuka Acara Seminar Kepala Perpusnas Drs. Muhammad Syarif Bando mengungkapkan terjadi perubahan dalam Paradigma Perpustakaan.  Paradigma baru menegaskan pergeseran tugas dan fungsi serta peran perpustakaan.

Paradigma Perpustakaan masa kini

  1. Management of collection 10 %
  2. Management of knowledge 20 %
  3. Transfer of knowledge 70 %

Kepala  Perpusnas  menyebut bibliografi memiliki peran sentral dalam mendukung perpustakaan sehingga diibaratkan sebagai “roh” dari perpustakaan suatu negara. Kehadiran Bibliografi Indonesia menunjukkan keseriusan Negara (sebagai ujung tombak Perpusnas) dalam  upaya mencerdaskan kehidupan bangsa

Terkait perubahan paradigma tersebut Bibliografi sebagai Ruh Perpustakaan  maka Bibliografi memegang peran penting dalam perkembangan peradaban Indonesia. Bibliografi berperan dalam mencatat semua buku yang diterbitkan di Indonesia.

Nara Sumber Seminar Nasional Bibliografi 

Ditegaskan bahwa bibliografi berbeda dengan katalog. Bibliografi mencatat semua buku yang diterbitkan dalam suatu daerah, sedangkan katalog merupakan suatu daftar buku yang diterbitkan pada suatu priode tertentu tanpa memperhatikan asal daerahnya.

Bibliografi memiliki peran strategis dalam menentukan rasio antara jumlah buku yang terbit dan jumlah penduduk, menentukan buku mana yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat, serta menjadi dasar perpustakaan untuk mencari buku yang paling populer,”

Kepala Perpusnas menambahkan Indonesia berada di peringkat ke-7 dari 49 negara di dunia dalam industri penerbitan global. Hal ini berdasarkan laporan industry penerbitan global edisi empat dari World Intellectual Property Organization (WIPO) pada 2023. Laporan ini menyajikan ikhtiar data industri penerbitan secara komprehensif.

Daftar 10 besar penerbitan secara global adalah Amerika Serikat dengan 2,56 juta, Korea Selatan 340.506, Jerman 354.000, Polandia 220.042, Jepang 184.985, Inggris 168.960, Indonesia 159.330, Italia 142.267, Spanyol 95.985, dan Iran 89.884.

Perpusnas perlu mengembangkan aplikasi digital untuk mendigitalkan buku-buku dalam bibliografi. Hal ini akan memudahkan akses dan penelusuran Bibliografi Nasional Indonesia melalui portal Perpusnas tersebut.

Peserta Seminar Bibliografi Nasional  terdiri dari Penulis, Penerbit,  Dosen, Mahasiswa dan Pustakawan

Sementara itu, Kepala Perpusnas periode 2001-2009 Dady P Rachmananta menyampaikan bibliografi nasional merupakan daftar buku yang mencerminkan warisan budaya suatu negara dan katalogisasi perpustakaan memainkan peran penting dalam proses ini.

 

Pentingnya bibliografi nasional adalah sebagai sumber informasi tentang warisan budaya suatu negara. Ini juga digunakan untuk menjawab pertanyaan tentang jumlah buku yang terbit di negara tersebut, dan ini merupakan tanggung jawab Perpustakaan Nasional, .

Proses mengumpulkan buku-buku untuk bibliografi nasional adalah pekerjaan yang rumit, terutama dalam mencatat dan mengumpulkan semua buku yang terbit di berbagai tempat dan waktu. Meskipun komputerisasi telah membantu, masih banyak tantangan dalam mengelola koleksi.

Pengawas Pengurus Pusat IPI Zulfikar Zen menjelaskan bibliografi merupakan bagian dari pengelolaan informasi, dan penting untuk dijaga agar informasi ilmu pengetahuan tetap tersedia untuk generasi mendatang.

Keberadaan Undang-undang Nomor 13 tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, berperan dalam mendorong pustakawan untuk mencatat dan menyimpan terbitan Indonesia

Dikatakan, kendala dalam mengumpulkan buku-buku ini adalah bagian dari tantangan yang dihadapi oleh perpustakaan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Majalah Biola Pustaka Menjadi Referensi Perjalanan Sejarah Bibliogarfi Indonesia

Sementara itu Pakar ilmu perpustakaan Ida Fajar Priyanto mengatakan bibliografi nasional harus mengikuti perkembangan baru dunia digital. Selain itu, bibliografi nasional perlu dikembangkan untuk penyandang disabilitas, seperti bibliografi suara dan braile.

Setiap Peserta Seminar menerima Majalah Biola Pustaka Volume 1 Nomor 2 tahun 2023. Majalah memuat catatan Sejarah Bibliografi Indonesia, Fungsi Bibliografi Nasional dari masa kemasa dan beberapa artikel lain. Majalah Pusbiola  ternyata meng update perkembangan literasi dunia seperti terdapat pada artikel Bibliografi Nasional Berbasis Aplikasi.

Peserta Seminar dari Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) menyampaikan saran pendapat

Peserta seminar menyampaikan apresiasi terhadap kepedulian Perpusnas mengangkat Topik Bibliografi mengingat peradaban bangsa Indonesia diukur dari Senarai Literasi.

Mengingat luas ruang lingkup pekerjaan yang sangat rumit dan besarnya beban tugas menyusun Bibliografi beberapa peserta seminar  memberikan saran agar dalam pengolahan Bibliografi dilakukan oleh Institusi setingkat Deputi di Organisasi Perpusnas.

  • Salam Literasi
  • BHP, 14 September 2023
  • YPTD

 

Ikuti tulisan menarik Thamrin Dahlan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB