x

Suasana dalam rumah. Foto: Denise Husted/Pixabay.com

Iklan

noval hananiri

arsitek, penulis indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Oktober 2023

Minggu, 15 Oktober 2023 09:05 WIB

Rekayasa Desain Akustika untuk Rumah Sehat

Rekayasa desain akustika untuk rumah tinggal seringkali kurang mendapatkan perhatian spesifik dan proporsi yang utama dari perancang bangunan. Padahal rekayasa desain akustik bisa diwujudukan dalam elemen desain secara elegan dan sederhana.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Faktor kenyamanan pada sebuah hunian tentunya akan dicari oleh setiap orang dimanapun tinggal. Dalam konteks ini susana mendapat ketenangan dan jauh dari intensitas kebisingan. Mendasarkan keputusan Mentri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-Men-48/MEN. LH/11/96, NAB baku kawasan perumahan dan pemukiman sebesar 55 dB. Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki dan menjadi salah satu sumber pencemaran bunyi yang dapat merusak indra pendengaran manusia. Nilai ambang batas suara aman untuk didengar oleh indra pendengaran manusia dengan suara intensitas 30-50 dB. Dengan demikian bunyi disebut bising apabila intensitasnya sudah melampaui 50 dB. Paradigma dalam perkembangan masyarakat kita pada umumnya dalam memberikan reaksi-reaksi keprihatinan hanya dalam tataran kasus–kasus pencemaran udara, air bahkan limbah. Sedangkan reaksi keprihatinan dalam kasuistik polusi kebisingan masih belum signifikan-bahkan cenderung diabaikan.

Perkembangan dunia rekayasa konstruksi dan teknologi terutama pada sektor transportasi tentu ada dampak buruk bagi sebuah lingkungan, Salah satu wujud nyatanya adalah pencemaran kebisingan. Meningkatnya penggunaan jumlah moda transportasi dijalanan tentu akan membawa dampak meningkatnya intensitas kebisingan makin tinggi, tingginya intenstas kebisingan akan membawa dampak buruk terhadap menurunnya kualitas kesehatan. Meskipun secara tidak langsung dirasakan dampak buruknya bagi kesehatan dalam waktu instan, tetapi jika akumulasi tingkat kebisingan ini sudah melampaui ambang batas dan dialami dengan rentang waktu lama dan secara masif, Tentu saja hal ini akan mengakibatkan menurunnya kualitas kesehatan pada manusia. Menjadi hal yang sangat esensial jika dalam merancang bangunan tidak hanya memprioritas pada aspek keselamatan dan keamanan saja kedalam bangunan. Aspek kesehatan penghuni dalam bangunan adalah hal yang tidak kalah penting untuk diterapkan dalam rancangan desain arsitektur. Karena dampak kebisingan dalam jangka waktu panjang akan dapat menurunkan kualitas kesehatan manusia bahkan bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.

Strategi Programatik Rancangan Desain

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tata akustik merupakan pengolahan tipe suara pada suatau ruangan untuk menghasilkan kualitas suara yang nyaman dinikmati. Hal ini dapat menjadi unsur-unsur penunjang sebuah keberhasilan pada desain rancangan, karena pengaruhnya begitu sangat luas dan dapat menimbulkan beragam efek emosional dan fisik, Sehingga seseorang dapat merasakan dan menerima rangsangan tersebut dengan kesan bahkan sikap-sikap tertentu. Sebagai pedoman nilai ambang batas terhadap faktor kebisingan dalam konteks ini mendasarkan pada NAB menurut Kepmenaker No.Kep-51/MEN/1999 yakni--nilai ambang batas bunyi yang boleh didengar oleh telinga manusia adalah sebesar 85 dB namun hanya dizinkan dalam rentang waktu 8 jam perhari atau 40 jam perminggu.

Salah satu metode dan penerapan yang dapat dilakukan oleh perancang bangunan untuk mereduksi bising dalam ruangan dengan menggunakan material bahan peredam suara yang dapat menyerap kebisingan (panel akustik) meskipun beberapa material ini ketersediaan dipasaran begitu mahal harganya, Akan tetapi ada jenis-jenis material sederhana yang dapat digunakan sebagai media dalam merancang bangunan untuk mereduksi kebisingan dalam rancangan bangunan rumah tinggal juga bisa diproduksi sendiri dengan mengolah bahan yang sudah teruji mampu mereduksi kebisingan antara lain serat bambu, jerami, serabut kelapa. Bahan-bahan tersebut kemudian dapat diolah dan dikolaborasi dengan bahan material pabrikasi untuk digunakan sebagai elemen desain rancangannya agar menghasilkan rekayasa desain yang estetik.

Sebelum merancang bangunan rumah tinggal ada baiknya kita rubah paradigma cara berfikir bahwa desain akustik harus tampil se-ekslusif dengan penggunaan material (panel akustik pabrikasi) yang harganya mahal seperti pada gedung pertunjukan dan lain-lainnya. Dalam skala rancangan rumah tinggal-pun sebenarnya kita dapat mengaplikasikan rekayasa desain akustik secara sederhana dan elegan.

Skema programatik berikut ini merupakan langkah rancangan desain yang dapat menjawab persoalan kebisingan :

1. Pembagian zoning dan lay-out bangunan yang efektif untuk menyiasati kebisingan Pembagian zoning dan lay-out bangunan secara efektif menjadi satu faktor kunci keberhasilan perancangan desain, Meskipun lay-out nya berada dalam kondisi keterbatasan lahan. Kemudian langkah awal yang dapat ditempuh dengan studi pengelompokan ruang-ruangnya (pembagian zonning area) dalam skematik ini dapat dirumuskan ruang apa saja yang membutuhkan suasana tenang dengan ruang-ruang yang tidak begitu butuh ketenangan, dsb. Ambil satu contoh untuk ruang private diposisikan pada jarak yang terjauh dari posisi sumber kebisingan atau jalan raya. Penempatan ruang private ini tentu saja akan terlindungi oleh ruang–ruang yang berfungsi sebagai ruang semi publik dan publik. Dalam pemilihan model lay-outnya yang memungkinkan adalah bentuk L dan U. Pada skema lay-out bentuk L akan lebih cocok digunakan pada bangunan domestik dengan skala kecil yakni rumah tinggal. Sedangkan skema lay-out bentuk U sangat cocok diaplikasikan sebagai fungsi bangunan publik-misal gedung perkantoran, pertokoan dll.

2. Membuat fitur penghalang buatan (sound barrier) Penghalang buatan atau sound barrier ini juga menjadi sebuah langkah ideal sebagai pilihan dalam rancangan desain, ketika studi pembagian zoning bangunannya belum secara maksimal mengurangi efek kebisingan. Dalam membuat sound barrier ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam rancangan desainnya antara lain posisi, ukuran, pemilihan material dan fisik tampilannya. Dalam aplikasi rancangan desain sound barrier dibuat dengan tinggi minimal 1.52 meter. Sound barrier bisa juga memanfaatkan media beragam jenis tanaman rambat yang mudah perawatannya dan sustainable, sehingga kesan green barrier-green wall tidak kaku dan sangat monoton.

3. Memilih model bukaan-bukaan pada jendela-pintu berdasar nilai insulasi kombinasi Beberapa riset pernah dilakukan untuk melihat kemungkinan pemakaian tipe atau model jendela dan pintu tertentu yang dapat mereduksi kebisingan secara signifikan. Beberapa hasil riset tersebut memang mengindikasikan bahwa model bukaan jendela dan pintu yang terbuat dari material tertentu dapat memperpanjang jalannya gelombang suara sekaligus bisa menyerap suara yang jatuh pada permukaannya sehingga dapat menurunkan intensitas kebisingan yang masuk kedalam bangunan, sebagai alternative pilihan modelnya bisa menggunakan pintu model krepyak berbahan kayu atau jendela krepyak kaca dengan laminasi (sering disebut nako).

4. Aplikasi elemen desain (eksterior-interior) dengan bahan material enonomis dan tepat guna Memang tidak mudah untuk mengaplikasikan elemen bahan material tertentu masuk kedalam rancangan, karena akan ada benturan fungsi lain misal dengan sirkulasi udara secara alamiah. Tentu saja kondisi ini mengharuskan perancang lebih selektif dalam mengeksplorasi untuk dapat menemukan formulasi yang efektif sehingga hasil rancangan desainnya seoptimal mungkin dapat terwujud. Salah satu pilihan bahan material untuk rancangan desain dapat menggunakan material kaca tebal (kaca ganda) sebagai respon terhadap view dari dalam-keluar bangunan, disamping sebagai respon terhadap view, kaca juga dapat efektif mengurangi efek kebisingan. Untuk plafond rancangan desain bisa menggunakan bahan-bahan material yang secara efektif mampu menyerap bunyi. Pilihan bahan material dapat mengkombinasi triplek dengan serabut kelapa atau gypsum bord dengan perforated panel, sekat pembatas interior mengkombinasi dinding berlapisan beton diisi dengan serabut kelapa dengan modifikasi tertentu agar tampilan dan fungsi utamanya tercapai.

Menanggulangi masalah kebisingan akan sangat efektif bila dilakukan secara menyeluruh dengan kata lain perancangan desain tidak sebatas menitikberatkan pada elemen-elemen arsitekturalnya saja, akan tetapi mengoptimalkan relasi yang saling berkait dengan strategi rancangan pada ruang luarnya-sebagai pemecah persoalan kebisingan yang masuk kedalam bangunan. Demikian adalah strategi bagaimana rancangan desain akustik dapat diaplikasikan pada skala kecil-rumah tinggal yang tentu saja sangat rentan terhadap sumber kebisingan, Kemudian dari hasil rancangannyapun tidak harus menggunakan tingkat kerumitan tertentu bahkan menggunakan bahan material (panel akustik) yang berharga mahal.

Apakah rekayasa desain akustik ini secara porporsional sudah menjadi landasan penting bersama aspek-aspek lain masuk ke ranah perancangan desain bangunan rumah tinggal?.

Ikuti tulisan menarik noval hananiri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB