x

Demokrasi

Iklan

Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki.
Bergabung Sejak: 28 Mei 2022

Kamis, 19 Oktober 2023 08:39 WIB

Kerapuhan Negeri Demokrasi Disebabkan Keserakahan Rakyat

Saat masih jadi rakyat biasa koar-koar anti korupsi, tapi saat diberikan kesempatan menjabat, silau akan harta, dan memanfaatkan kesempatan untuk korupsi uang rakyat. Apa itu tidak hipokrit?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada sistem pemerintahan demokrasi, aparatur dan pejabat penyelenggara negara adalah fasilitator rakyat.

Pernyataan “pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat” dari esensi demokrasi, bahwasanya peran rakyat sangat menentukan masa depan negeri demokrasi ini.

Maka dalam dunia demokrasi rakyatlah yang sejatinya memerintah. Apabila rakyatnya serakah dan materialistis, ya jadinya negeri mengalami utang yang membengkak, tidak perlu salahkan pemerintah soal utang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Utang membengkak juga disebabkan rakyatnya sendiri yang banyak menuntut kepada Negara. Dibutakan dengan keserakahan, dan segala sesuatu kebahagiaan diukur oleh pemenuhan keinginan materi, membuat negeri ini makin diikat kepentingan asing yang menyengsarakan, seakan negeri tidak berdaya dengan keserakahan rakyatnya sendiri.

Contoh keserakahan rakyat ditandai banyaknya pembangunan fasilitas publik, namun tidak disertai pembangunan karakter rakyat yang efektif. Fasilitas publik makin banyak, karena keinginan rakyat untuk hidup serba instan, cepat, dan terfasilitasi semakin tinggi pula. Rakyat menuntut banyak kepada pemerintah sarat keserakahan, tapi rakyat sendiri tidak mau tahu akan perannya sendiri bagi negeri ini.

Contoh keserakahan rakyat lainnya, fenomena korupsi para pejabat, adalah cerminan rakyatnya sendiri. Saat masih jadi rakyat biasa koar-koar anti korupsi, tapi saat diberikan kesempatan menjabat, silau akan harta, dan memanfaatkan kesempatan untuk melakukan tindak korupsi uang rakyat. Apa itu tidak hipokrit?

Pemimpin Demokrasi yang sebenar-benarnya, yaitu rakyatnya sendiri. Rakyat mesti memiliki ilmu untuk mampu mengendalikan keinginannya yang tidak pernah puas, sehingga menyebabkan keserakahan. Caranya adalah dengan berpuasa secara rutin dan berkelanjutan sesuai ajaran agama yang dianut, tidak hanya berpuasa wajib saja. Dengan berpuasa, keinginan kita menjadi terkendali dan kita memiliki kontrol nafsu diri.

Demikian dengan ibadah salat yang benar disertai penghambaan yang mantap kepada Allah dalam ajaran Islam, mampu mencegah perbuatan keji dan mungkar, seperti yang tertulis dalam Al-Quran Surah Al-Ankabut ayat 45. Dan bukan melakukan ibadah salat hanya demi pengakuan manusia semata, karena Al-Qur'an menyatakan tegas salat demi mendapat pengakuan manusia adalah ciri orang yang mendustakan Agama dan membuat salatnya tidak diterima, seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an Surah Al-Maun.

Maka dari itu partisipasi rakyat demokrasi, dipondasikan oleh kesadaran rakyatnya sendiri. Apakah Rakyat ingin menjadi penghisap atas sesamanya dan negeri ini, atau sama-sama bahu membahu bergotong royong membangun pondasi kuat dalam berbangsa dan bernegara. Bukankan menjadi penjajah atas sesama rakyat itu tidak dibenarkan Konstitusi Dasar Negeri kita? Renungkanlah baik-baik.

Apatisme rakyat akan fenomena global saat ini, hanya akan membuat kita semakin terpuruk dan sengsara. Rakyat perlu memiliki kesadaran yang kuat, bahwa saat ini kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Maka sudah saatnya sesama anak bangsa saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. Jika kita benar-benar cinta damai, bukan berarti hanya berdiam diri tanpa aksi nyata dan tak berkarya demi peradaban.

Pemerintah pun wajib memiliki kontrol hukum pada rakyatnya secara adil. Maka dibutuhkan pemimpin negeri ini yang berkarakter kuat, dan memiliki pengaruh yang kuat untuk membimbing bangsa ini menuju jalan yang benar penuh keselamatan. Agar tidak kalah dengan pengaruh kuat yang dimiliki pihak-pihak berkepentingan imperialis yang merongrong bangsa dan negeri ini, sehingga menyebabkan ketidakadilan hukum.

Cimahi, 19 Oktober 2023.

 

 

Ikuti tulisan menarik Indrian Safka Fauzi (Aa Rian) lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu