x

ilustr: scoop.it

Iklan

muetya ganiyyu siregar

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 April 2023

Kamis, 19 Oktober 2023 19:10 WIB

Logika Merancang Pesan dalam Komunikasi

Pesan merupakan tujuan dari sebuah komunikasi. Sebelum sebuah pesan tersampaikan maka ada proses perancangan pesan yang tentunya melalui beberapa proses berpikir, dalam artikel ini dijelaslan terkait 3 logika dalam perancangan pesan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Komunikasi adalah komponen penting di dalam kehidupan sehari-hari kita. Baik dalam konteks profesional maupun pribadi, kita seringkali berinteraksi dengan orang lain melalui pesan-pesan tertulis ataupun secara lisan. Penting untuk dipahami bahwa dalam perancangan pesan terdapat tiga logika yang dapat digunakan dalam perancangan pesan tersebut yaitu, logika ekspresif, logika konvensional, dan logika retorik.

  1. Logika Ekspresif, Mengasumsikan perancangan pesan dengan logika ekspresif adalah kunci untuk mencapai komunikasi yang efektif. Ketika kita memahami pentingnya pemilihan kata-kata yang tepat, struktur yang baik, dan pertimbangan terhadap audiens dan konteks, kita dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan kita. Hal ini dapat membantu membangun hubungan yang kuat, mencapai tujuan, dan meminimalkan potensi kebingungan dalam komunikasi sehari-hari kita. Contoh penerapan logika ekspresif dalam kehidupan sehari-hari yaitu Ketika kita dan sahabat dekat kita sedang saling curhat terkait suatu hal, maka cenderung menggunakan bahasa yang lebih terkesan santai dan mudah dimengerti oleh satu sama lainnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam pesan yang akan disampaikan.
  2. Logika Konvensional, Mengasumsikan perancangan pesan dengan logika konvensional adalah kunci untuk membangun dasar komunikasi yang kuat. Terutama dalam situasi bisnis, pendidikan, dan berbagai konteks resmi, prinsip-prinsip logika konvensional membantu memastikan pesan yang efektif dan tidak disalahartikan. Namun, kesesuaian dengan konteks tetap penting, dan dalam beberapa situasi, fleksibilitas dalam perancangan pesan mungkin diperlukan. Dengan memadukan logika konvensional dengan pemahaman konteks, kita dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dan berhasil. Contoh penerapan logika konvensional banyak ditemukan di dunia pendidikan, seperti seorang guru yang harus dapat menyampaikan materi pelajarannya dengan jelas dan terstruktur kepada siswa. Begitupun siswa juga perlu menyampaikan tugas dan mempresentasikan nya dengan bahasa yang tepat dan struktur yang baik agar pesan yang ingin disampaikan dapat saling dipahami tanpa adanya ambiguitas.
  3. Logika Retorik, Logika retorik adalah seni komunikasi yang memikat dan persuasif. Dalam berbagai konteks, dari politik hingga bisnis dan pendidikan, logika retorik membantu pembicara dan penulis memengaruhi audiens dan mencapai tujuan komunikasi mereka. Contoh penerapan logika retorik dapat kita lihat dalam pidato politik dari seorang politisi yang cenderung menggunakan logika retorik untuk meyakinkan dan mempengaruhi pemilih terkait visi, ideologi, atau program politik mereka. Mereka menerapkan prinsip ethos dengan menunjukkan kredibilitas dan mengunggah pathos dengan menyampaikan pesan yang memotivasi. Terdapat beberapa prinsip-prinsip dalam logika ini yaitu :
  • Ethos : Membangun kredibilitas pembicara atau penulis dengan melibatkan penggunaan argumen yang berdasarkan otoritas, kebijaksanaan, atau moralitas.
  • Pathos : Menciptakan emosi atau perasaan dalam audiens dengan menggunakan narasi yang emosional.
  • Logos : Penggunaan logika dan bukti dalam argumen meliputi penggunaan data, statistik, atau penalaran yang rasional untuk meyakinkan audience terhadap kebenaran suatu pesan.

Dalam merancang pesan juga diperlukan 3 elemen sebelum sebuah pesan dirancangan yaitu ide, ego dan superego. Hal ini menjadi dasar psikologis bagi manusia dalam berperilaku. Ketiganya menjadi acuan dalam merancang pesan sehingga dapat membantu dalam pengelolaan perilaku, perasaan dan pikiran dengan lebih efektif.

  1. Ide (Id), Ide mewakili insting dasar dan dorongan naluriah. Dalam perancangan pesan komunikasi, ini bisa mencerminkan unsur-unsur pesan yang menargetkan keinginan atau dorongan alami dari audiens, seperti keinginan untuk kepuasan fisik atau emosional.
  2. Ego, Ego adalah bagian dari diri yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara dorongan naluriah (ide) dan realitas. Dalam komunikasi, ego dapat diinterpretasikan sebagai kesadaran akan kenyataan dan kebijakan dalam menyampaikan pesan. Ini mencakup penyesuaian pesan agar sesuai dengan norma-norma sosial dan budaya, serta menjadi efektif dalam mencapai tujuan komunikasi.
  3. Superego, Superego adalah bagian dari diri yang mengandung aturan moral dan etika yang ditanamkan dalam individu. Dalam konteks komunikasi, superego berkaitan dengan etika dan norma yang mengatur cara pesan disusun dan disampaikan. Hal ini mencakup pertimbangan etika dalam menggunakan pesan yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam perancangan pesan komunikasi yang efektif, penting untuk memahami bagaimana ketiga elemen ini berinteraksi. Pesan harus memahami dan mengeksploitasi dorongan alami (ide), tetapi juga harus mempertimbangkan realitas (ego) dan mematuhi norma etika (superego) agar efektif dan diterima oleh audiens.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ikuti tulisan menarik muetya ganiyyu siregar lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu