x

Warga menyalurkan hak pilihnya

Iklan

Alfonsius

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 25 Oktober 2023 07:18 WIB

Pemilu 2024, antara Ego dan Perubahan.


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sampai hari ini Selasa, 24 Oktober 2024 resmi 3 calon presiden akan memperebutkan suara di pemilu 2024. Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo dengan Mahfud MD, dan Prabowo Subianto yang sampai hari ini belum resmi mendaftar namun sudah melamar Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presidennya.

Ganjar yang maju melalui restu Ibu Mega seakan akan tidak memiliki ambisi pribadi atau tujuan sebagai presiden. Lebih ke petugas partai yang menjalankan instruksi atasan. Apakah memang ini sekedar ego Bu Mega untuk menunjukkan posisi dia sebagai King Maker?. Selain itu penunjukan Mahfud MD kembali mengulang peristiwa pemilu 2019, dimana KH Ma'ruf Amin berfungsi sebagai bargaining point bagi pemilih dengan image rakyat biasa dan tidak memiliki ambisi bisnis maupun politik.

Sementara bagi Anies dan Cak Imin pemilu 2024 adalah titik untuk mengubah atau memperbaiki program yang sudah terlanjur berjalan dan dinilai tidak efektif. Namun dengan sisi Anies sebagai calon independen hampir tidak mungkin dia tidak tersandera oleh partai pendukungnya yaitu Nasdem dan PKS. Bisa jadi Anies hanya tangan bagi pebisnis dan politisi di gerbong koalisi itu atau memang Anies sosok perubahan sesungguhnya?. 

Di sisi lain Prabowo dengan dua kegagalan sebelumnya Ia mengerahkan segala tenaga yang dimiliki dan membentuk koalisi besar. Berbagai dinamika menuju penunjukkan calon wakil presidennya hingga akhirnya muncul penunjukan Gibran. Gibran sebagai Cawapres dinilai sebagai bentuk politik dinasti oleh kedua kubu yang lain. Namun mereka lupa, menempatkan anak, istri, dan bahkan cucu di berbagai posisi baik di pemerintahan maupun struktural partai sudah menjadi hal yang lumrah di politik negeri kita. Tidak adanya representasi anak muda di kubu lain juga menjadikan Gibran sebagai sosok untuk menarik generasi Milenial dan Gen Z. Namun apakah Gibran representasi anak muda sesungguhnya di peta politik kita sekarang? Jawaban itu hanya ada di Gibran sendiri. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi satu yang pasti kita kembali pada titik dimana kita harus memilih yang terbaik diantara yang buruk. 

“Cuma manusia pengecut atau curang yang tiada ingin melakukan pekerjaan yang berat, tetapi bermanfaat buat masyarakat sekarang dan dihari kemudian itu”

― Tan Malaka, Islam dalam Tinjauan Madilog: Materialisme Dialektika Logika

Ikuti tulisan menarik Alfonsius lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB