x

Sumber: StockSnap/Pixabay.

Iklan

Amila Sholeha

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Desember 2023

Selasa, 26 Desember 2023 07:22 WIB

100 Manusia Paling Bepengaruh dalam Sejarah, Representasi Pendapat “The Great Man in History”

Selalu ada kelompok kecil manusia jenius yang mempengaruhi gerak sejarah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejarah sebagai ilmu pengetahuan merupakan sebuah wujud Sejarah yang memiliki bahan kajian yang jelas dan spesifik, yaitu peristiwa-peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan manusia dan Masyarakat. Objek kajian sejarah adalah manusia dalam ruang dan waktu, sedikit berbeda dengan apa yang dikaji oleh ilmu-ilmu sosial lainnya.

Kajian sejarah memiliki variasi yang sangat banyak, kajiannya terus menerus berkembang dan menemukan berbagai bentuk yang tentunya memiliki karakteristik tersendiri. Kebenaran sejarah bersifat relatif, sebuah peristiwa tidak akan dipandang secara sama oleh setiap orang. Akan tetapi kebenaran sejarah tetap ilmiah, mengingat kebenaran tersebut didapat melalui metode penelitian sejarah. Sehingga, sebuah peristiwa sejarah tidak dapat ditulis oleh sembarang orang.

Seorang sejarawan akan melihat satu demi satu fakta, kemudian menyusunnya menjadi sebuah tulisan yang lengkap. Dalam perjalanan perkembangannya, sejarah memerlukan ilmu silsafat sebuah sebuah pandangan baru dalam menemukan hakikat setiap peristiwa yang ada. Maka bisa dikatakan bahwa sejarah dan filsafat adalah dua hal yang saling melengkapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seorang filsuf akan melihat sebuah peristiwa sejarah secara garis besarnya, kemudian menentukan bagaimana gerak sejarah dari perstiwa-peristiwa yang dikaji. Hasil dari terjunnya para filsuf kedalam dunia sejarah adalah dengan lahirnya berbagai teori terkait sejarah dan geraknya, yang dikemukakan oleh banyak tokoh.

Hadirnya teori sedikit banyaknya terus menjadi perbincangan karena berhasil memecah kalangan sejarawan menjadi dua bagian, yakni yang menyetujui ataupun memiliki pandangan yang sama terhadap teori tersebut, dan yang mengkritiknya. Akan tetapi, menurut penulis, setuju atau tidaknya penggunaan sebuah teori untuk membantu mengungkapkan gerak sejarah maupun arah penulisan sejarah tersebut tergantung konteks dari objek penelitan sejarah itu sendiri. Itulah yang perlu dikritisi bahwa teori tidak boleh menjadikan seorang sejarawan memaksakan tulisannya, sebaliknya teori hanya menjadi sebuah media bantu bagi sejarawan dalam menyampaikan tulisannya. 

Diantara banyaknya teori tersebut, ada sebuah teori yang hingga saat ini masih memiliki pengikut yang cukup banyak. Teori tersebut adalah teori the great man in history yang lahir sebagai buah pemikiran dari Thomas Carlyle dalam bukunya yang berjudul ‘On Heroes, Hero-Worship and the Heroic in History. Teori ini menyatakan bahwa seluruh gerak sejarah dimainkan oleh manusia besar, pemimpin dan tokoh. Selain Thomas Carlyle, tokoh lain yang memiliki pandangan sama adalah Murtada mutahari yang menyatakan bahwa yang dianggap faktor penggerak Sejarah yang universal adalah peranan orang jenius dan pahlawan, dan peranan personalitas manusia.

Secara sederhana teori ini memandang bahwa manusia sebagai objek kajian sejarah memiliki populasi kecil manusia-manusia yang jenius dan mampu membawa perubahan terhadap peradaban manusia lainnya secara luas melalui berbagai peristiwa. Manusia jenius tersebut memiliki peran penting dalam berjalannya peristiwa sejarah.

Teori ini masih memiliki banyak pengikut, dan ditemukan dalam berbagai tuulisan, salah satu orang yang memiliki pandangan ini adalah Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul ‘The 100: A Ranking of The Most Influental Persons in History’ yang edisi keduanya diterbitkan tahun 1978. Buku ini termasuk kedalam buku best seller yang fenomenal dalam Sejarah, karena dalam isinya Michael H.Hart mengurutkan mulai dari 1-100 tokoh berpengaruh dalam Searah dunia berdasarkan peran serta perubahan yang ia lakukan, termasuk dengan pemberian nomor 1 terhadap Nabi Muhammad Saw.

Diantara tokoh yang  Michael H. Hart sebutkan sebagai 100 orang berpengaruh dari urutan 1 sampai 100 adalah: Muhammad Saw, Isaac Newton, Yesus Kristus, Buddha, Konfusius, Santo Paulus, Ts’ai Lun, Johann Gutenberg, Christoper Colombus, Albert Einstein, Louis Pasteur, Galileo Glilei, Aristoteles, Euclides, Musa a.s, Charles Darwin, Shih Huang Ti, Augustus Caesar, Nicolacus Copernicus, Antoine Laurent Lavoisier, dan lain sebagainya. Dari isinya, terlihat dengan jelas bahwa Michael H. Hart merepresentasikan pandangan adanya the great man in history, mengingat ia fokus melakukan pengurutan dengan melihat skala pengaruh yang mereka miliki terhadap kehidupan umat manusia, yang bahkan hingga saat ini masih dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas.

Termasuk Ketika ia memutuskan untuk memberi peringkat pertama pada Nabi Muhammad Saw, ia melihat bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai seseorang yang berhasil mendirikan dan mengembangkan salah satu agama besar di dunia, serta menjadi pemimpin poitik yang amat efektf bahkan hingga saat ini setelah tiga belas abad berlalu, pengaruhnya masih kuat dan merasuk.

Michael H. Hart memasukan setiap tokoh kedalam bukunya dengan pandangan bahwa tanpa da tokoh tersebut, maka peristiwa termasuk dengan perubahan umat manusia tidak diyakini dapat terjadi, mengingat apapun perubahan yang ada berasal dari sosok manusia tersebut. Maka hal ini sudah jelas menegaskan bahwa Michael H. Hart dan bukunya ‘The 100: A Ranking of The Most Influental Persons in History’ merupakan sebuah representasi dari sejarawan yang masih memiliki pandangan terhadap adanya the great man in history.

Sebagai penutup, manusia adalah hal yang utama dalam sejarah, manusia dapat menjadi pelaku, saksi, hingga faktor dari adanya sebuah peristiwa Sejarah, maka adanya teori ini mempertegas Kembali posisi manusia sebagai subjek sejarah yang utama.

Ikuti tulisan menarik Amila Sholeha lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

11 jam lalu

Terpopuler