x

Armijn Pane. Wikipedia

Iklan

Dita Triyana

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH AR FACHRUDDIN
Bergabung Sejak: 5 Januari 2024

Jumat, 12 Januari 2024 21:21 WIB

Biografi Armijn Pane dan Karya-karyanya

Armijn Pane adalah seorang sastrawan Indonesia yang diketagorikan dalan angkatan Pujangga Baru. Ia juga merupakan salah satu tokoh pendiri majalah Pujangga Baru (1933).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Armijn Pane adalah seorang sastrawan Indonesia yang diketagorikan dalan angkatan Pujangga Baru. Ia juga merupakan salah satu tokoh pendiri majalah Pujangga Baru (1933). Armijn dilahirkan di Muara Sipongi (Sumatera Utara), 18 Agustus 1908 dan meninggal di Jakarta, 16 Februari 1970. Ia adalah adik darj sastrawan Indonesia yang bernama Sanusi Pane. Armijn mengenyam pendidikan di HIS dan ELS (Tanjung Balai, Sibolga dan Bukit Tinggi), STOVIA Jakarta (1923), NIAS Surabaya (1927), dan AMS-A Solo (tamat 1931).

Armijn Pane memiliki beberapa nama pena, seperti Ammak, Ananta, Anom Lengghana, Antar Iras, AR., A.R., Ara bin Ari, dan Aria Indra. Nama itu di gunakannya dalam majalah Pedoman Masyarakat, Poedjangga Baroe, dan Pandji Islam. Di samping itu, ia mempunyai nama samaran Adinata, A. Jiwa, Empe, A. Mada, A. Panji, dan Kartono. Ia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Ayahnya Sutan Pangurabaan Pane adalah seorang seniman daerah yang telah berhasil membukukan sebuah cerita daerah berjudul Tolbok Haleoan. Selain sebagai sastrawan, ayah Armijn Pane juga menjadi guru. Armijn Pane dan adik bungsunya, Prof. Dr. Lafran Pane yang menjadi sarjana ilmu politik yang pertama, juga mewarisi bakat ayahnya sebagai pendidik. Armijn Pane menjadi guru Taman Siswa dan Lafran Pane adalah Guru Besar IKIP Negeri Yogya dan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Ia pernah menggeluti berbagai profesi, antara lain sebagai wartawan di Surabaya, guru taman siswa di Kediri, Malang dan Jakarta; sekretaris dan redaktur Pujangga Baru (1933-1998); redaktur Balai Pustaka (1936); Ketua Bagian Kesusasteraan Pusat Kebudayaan (1942-1945); Sekretaris BMKN (1950-1955), dan redaktur majalah Indonesia (1948-1955).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia juga pernah menjadi guru bahasa dan sejarah di perguruan Taman Siswa di Kediri dan di Jakarta. Oleh karena itu, salah seorang tokoh Taman Siswa, Pak Said, atas nama seluruh warga Taman Siswa menyampaikan penghargaan atas jasa almarhum dalam upacara pemakamannya.

Pengalamannya sebagai mahasiswa kedokteran (Stovia) di Jakarta dan Surabaya melatar belakangi karya-karya yang berisi tokoh seorang dokter, seperti dr. Sukartono dalam novel Belenggu dan dr. Abidin dalam drama Antara Bumi dan Langit. Novelnya yang berjudul Belenggu (1940), banyak mengundang perdebatan di kalangan pengamat dan penelaah sastra Indonesia. Pada novelnya yang bertajuk Belenggu memperlihatkan gaya romantisme, membangkitkan suasana dan perasaan yang mengalun dan bergantian dalam ritme yang terpola dengan suasana lain yang sendu bahkan cenderung sedih. Karya-karya Armin Pane memperlihatkan banyak pengaruh Noto Soeroto, Rabindranath Tagore, Dan Krisnamurti. Warna dan ritme kesusastraan Belanda pada abad ke-19 juga banyak mempengaruhi karya-karyanya.

 Dalam kedua cerita itu, tidak tampak hal-hal yang mendasar seputar ilmu kedokteran yang dimiliki tokoh karena Armijn lebih menonjolkan perilaku tokoh 

dokter tersebut. Hal itu mungkin disebabkan karena ia pernah bersekolah di kedokteran, tetapi tidak tamat, sehingga ia tidak menghayati segala hal yang berhubungan dengan ilmu kedokteran. Armijn Pane tidak tertarik oleh dunia kedokteran, tetapi tertarik dunia seni. Oleh karena itu, ia mampu menamatkan pendidikannya di AMS AI (Jurusan Kebudayaan Timur) di Solo. 

Selain menulis puisi dan novel, Armijn Pane juga menulis kritik sastra. Berbagai tulisannya yang terbit pada Pujangga Baru, terutama di edisi-edisi awal menunjukkan wawasannya yang sangat luas. Apabila dibandingkan dengan beberapa kontributor lainnya seperti Sutan Takdir Alisjahbana dan saudara laki-lakinya Sanusi Pane, kemampuannya dalam menilai dan menimbang dinilai lebih adil dan tidak terlalu terpengaruhi oleh suasana pergerakan nasionalisme, terutama di periode akhir periode Pujangga Baru yang menjadi sangat politis dan dikotomis. 

Beberapa Puisi Armijn Pane seperti Puisi Gamelan Djiwa. Jakarta: Bagian Bahasa Djawa. Kebudayaan Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. 1960, Djiwa Berdjiwa, Jakarta: Balai Pustaka. 1939.

Cerpen Armijn Pane yaitu Kisah Antara Manusia. 1952. Dan Novel Armijn Pane Belenggu, Jakarta: Dian Rakyat. Cet. I 1940, IV 1954, Cet. IX 1977, Cet. XIV 1991

Kumpulan Cerpenya yaitu Djinak-Djinak Merpati. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I 1940 dan Kisah Antara Manusia. Jakarta; Balai Pustaka, Cet I 1953, II 1979

Karya Drama Armijn Pane seperti Ratna. 1943 (menyadur naskah Hendrik Ibsen, Nora) danAntara Bumi dan Langit”. 1951. Dalam Pedoman, 27 Februari 1951.

Karya-Karya Armijn Pane yang lainnya yaitu (Belanda) ort Oversicht van de Moderne Indonesische Literatuur (1949). Sebuah tinjauan tentang sastra Indonesia modern,Sandjak-sandjak Muda Mr Muhammad Yamin. 1954. sebuah bahasan tentang sajak-sajak Muhammad Yamin, Mencari Sendi Baru Tatabahasa Indonesia. 1950. Studinya tentang gramatika bahasa Indonesia, Jalan Sejarah Dunia. 1952, Tiongkok Jaman Baru, Sejarahnya: Abad ke-19 – sekarang. 1953.

Terakhir berupa Karya Terjemahannya seperti Membangun Hari Kedua. 1956. Terjemahan novel Ilya Ehrenburg dan Habis Gelap Terbitlah Terang. 1968. Menerjemahkan surat-surat Raden Ajeng Kartini Prof. Dr. Teeuw menyatakan bahwa Armin Pane adalah pelopor angkatan '45. Dr. H.B. Jassin menilai bahwa bentuk prosa dan puisi Armijn Pane memperlihatkan gaya Impresionist. Sedangkan sastra angkatan '45 banyak menunjukkan gaya Ekspresionist. Gaya Impresionist banyak ditemukan terutama dalam sajak-sajaknya seperti novel Belenggu yang menurut H. B. Yassin merupakan karya sastra modern Indonesia yang pertama menggambarkan kehidupan kaum intelektual sebelum zaman perang kemerdekaan.

Tahun 1969 Armijn Pane menerima Anugerah Seni dari pemerintah RI karena karya dan jasanya dalam bidang sastra. Pada bulan Februari 1970, beberapa bulan setelah menerima penghargaan tersebut, ia meninggal.

 

DAFTAR PUSTAKA

Merdeka. “Armijn Pane”. merdeka.com. Diakses pada tanggal 1 Januari 2024 melalui https://www.merdeka.com/armijn-pane

Sastrawacana, (2019). “Biografi Armijn Pane Beserta Karya-Karyanya”. Sastrawacana.id. Diakses pada tanggal 1 Januari 2024 melalui https://sastrawacana.id/2019/04/01/biografi-armijn-pane-beserta-karya-karyanya/

Ikuti tulisan menarik Dita Triyana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB