Sebelum (Kita) Memudar Menjadi Abu
Senin, 11 Maret 2024 19:14 WIB
Sebab di pembaringan sepi sang perawan bergetar, memacu angin terbangun dari tidurnya sebelum pintu surga tertutup, sebelum kita memudar menjadi abu — dan tiada yang kita tak tahu benar artinya - Silivester Kiik (2024)
Telah tiba waktunya
bintang-bintang mengantuk
di pundak gubuk tua
mengajak kita—pergi
janganlah berpaling.
Di belakang—bayangan amarah
mengoyak jejak kita
mengisi udara dengan derap dan debu.
Telah tiba waktunya
bintang-bintang tak pernah mengakui
kesetiaan ialah miliknya
sebab kuntum-kuntum
di halaman sang mempelai
— menyadarinya
jangan bernubuat
mari kita pergi.
Sebab di pembaringan sepi
— sang perawan bergetar
memacu angin
terbangun dari tidurnya
sebelum pintu surga tertutup
sebelum kita memudar menjadi abu
— dan tiada
yang kita tak tahu benar artinya.
Atambua, 11 Maret 2024

Penulis Indonesiana.id, Guru, Penulis, Founder Sahabat Pena Likurai, Komunitas Pensil, dan Pengurus FTBM Kabupaten Belu. Tinggal di Kota Perbatasan RI-Timor Leste (Atambua).
1 Pengikut

Bernuansa Budaya, SMAN 1 Atambua Rayakan Pelepasan Peserta Didik Kelas XII
Jumat, 9 Mei 2025 07:42 WIB
Cahaya Sang Guru yang Perlahan Redup di Jalan Kemerdekaan
Selasa, 26 November 2024 13:39 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler