Telah tiba waktunya
bintang-bintang mengantuk
di pundak gubuk tua
mengajak kita—pergi
janganlah berpaling.
Di belakang—bayangan amarah
mengoyak jejak kita
mengisi udara dengan derap dan debu.
Telah tiba waktunya
bintang-bintang tak pernah mengakui
kesetiaan ialah miliknya
sebab kuntum-kuntum
di halaman sang mempelai
— menyadarinya
jangan bernubuat
mari kita pergi.
Sebab di pembaringan sepi
— sang perawan bergetar
memacu angin
terbangun dari tidurnya
sebelum pintu surga tertutup
sebelum kita memudar menjadi abu
— dan tiada
yang kita tak tahu benar artinya.
Atambua, 11 Maret 2024
Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.