x

Iklan

Silivester Kiik

Penulis Indonesiana.id, Guru, Penulis, Founder Sahabat Pena Likurai, Komunitas Pensil, dan Pengurus FTBM Kabupaten Belu. Tinggal di Kota Perbatasan RI-Timor Leste (Atambua).
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 11 Maret 2024 19:14 WIB

Sebelum (Kita) Memudar Menjadi Abu

Sebab di pembaringan sepi sang perawan bergetar, memacu angin terbangun dari tidurnya sebelum pintu surga tertutup, sebelum kita memudar menjadi abu — dan tiada yang kita tak tahu benar artinya - Silivester Kiik (2024)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Telah tiba waktunya

bintang-bintang mengantuk

di pundak gubuk tua

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

mengajak kita—pergi

janganlah berpaling. 

 

Di belakang—bayangan amarah

mengoyak jejak kita

mengisi udara dengan derap dan debu.

 

Telah tiba waktunya

bintang-bintang tak pernah mengakui

kesetiaan ialah miliknya

sebab kuntum-kuntum

di halaman sang mempelai

— menyadarinya

jangan bernubuat

mari kita pergi.

 

Sebab di pembaringan sepi

— sang perawan bergetar

memacu angin

terbangun dari tidurnya

sebelum pintu surga tertutup

sebelum kita memudar menjadi abu

— dan tiada

yang kita tak tahu benar artinya.

 

Atambua, 11 Maret 2024

Ikuti tulisan menarik Silivester Kiik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB