x

Iklan

Elin Sri Handayani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2024

Selasa, 12 Maret 2024 19:11 WIB

Sejarah Berdirinya RRI


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya lembaga penyiaran publik yang menyandang nama negara dan ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara. RRI memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional. 

Lembaga penyiaran publik yang independen, netral, dan tidak komersial ini memiliki sejarah yang perlu diingat. Berikut kita bahasa bukan hanya sejarah RRI, namun juga analisis masa depan dan antisipasi masa depan RRI. 

Sejarah RRI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan tepat tanggal 11 September 1945. Di mana sekarang diperingati Hari Radio Nasional setiap tanggal 11 September. RRI dibentuk pada saat sebulan setelah radio siaran milik pemerintah Jepang yang bernama Hoso Kyoku dihentikan, tepatnya 19 Agustus 1945.

Pada awalnya, perkembangan radio di Indonesia dimulai oleh Batavia Radio Vereniging (BRV) pada 16 Juni 1925 di Batavia atau Jakarta. Saat itu, bangsa Indonesia baru saja merdeka dari penjajahan dan tidak tahu apa yang haru dilakukan. Terlebih radio-radio luar negeri saat itu mengabarkan bahwa Belanda akan kembali menjalankan kekuasaanya di Indonesia.

Melihat situasi tersebut, banyak orang Indonesia yang sebelumnya aktif di radio saat masa penjajahan Jepang menyadari bahwa radio adalah alat yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia untuk menyebarluaskan informasi dan dibutuhkan pula oleh masyarakat Indonesia untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi terkini dan apa saja yang harus mereka lakukan.

Kemudian, sebanyak delapan orang bekas Radio Hosu Kyoku mengadakan pertemuan bersama pemerintah pada 11 September 1945 pukul 17.00, delegasi radio sudah berkumpul di bekas gedung Raad Van Indje Pejambon dan diterima sekretaris negara. Delegasi radio yang saat itu mengikuti pertemuan adalah Abdulrahman Saleh, Adang Kadarusman, Soehardi, Soetarji Hardjolukita, Soemarmadi, Sudomomarto, Harto dan Maladi.

Abdurahman Saleh yang menjadi Ketua Delegasi mengutarakan pentingnya radio sebagai alat komunikasi Pemerintah dengan rakyat, karena lebih cepat dan tidak mudah terputus saat pertempuran. 

Tepatnya pukul  00.00 delegasi dari delapan stasiun di Jawa mengadakan rapat. Dihadiri utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman. Dari hasil rapat itu, terpilihlah pemimpin umum RRI yang pertama, Adapun Delegasi yang hadir diantaranya, dari wilayah Purwokerto, Yogyakarta, Semarang, Surakarta dan Bandung, sedangkan Surabaya dan Malang tidak mengirim perwakilan. Para delegasi yang ikut rapat saat itu adalah Soetaryo dari Purwokerto, Soemarmad dan Soedomo Marto dari Yogyakarta, Soehardi dan Harto dari Semarang, Maladi dan Soetardi Hardjolukito dari Surakarta, serta Darya, Sakti Alamsyah dan Agus Marahsutan dari Bandung. Dua daerah lainnya, Surabaya dan Malang tidak ikut serta karena tidak adanya perwakilan. Dari pertemuan rapat tersebut didirikannya RRI dengan pimpinan umum Abdurahman Saleh.

Lebih jelasnya, pertemuan tersebut menghasilkan kesimpulan, diantaranya terbentuk Persatuan Radio Republik Indonesia yang akan meneruskan penyiaran dari delapan stasiun di Jawa. Dipersembahkan Radio Republik Indonesia (RRI) kepada presiden dan pemerintah RI sebagai alat komunikasi dengan rakyat. Selain itu himbauan agar semua hubungan antara pemerintah dan RRI disalurkan melalui Abdurahman Saleh.

*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital yang diampu Rachma Tri Widuri, S.Sos., M.Si.
Penulis adalah mahasiswa semester 4 pada Prodi Produksi Media, Politeknik Tempo.

Ikuti tulisan menarik Elin Sri Handayani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu