Urwah Al Bariqi adalah seorang sahabat nabi, beliau seorang sahabat yang pandai berdagang dan disebut juga sebagai perawi hadis.
Beliau, sahabat Urwah juga menjadi pejabat penting di negeri Kuffah semasa kepemimpinan sahabat Khilafah Umar Bin Khatab.
Kesuksesan sahabat Urwah Al-Bariqi dimulai dari saat ia diberi uang oleh Rosulullah sebanyak satu dinar. Sahabat Urwah diperintah Rosulullah untuk membeli seekor kambing. Tetapi dengan uang tersebut ternyata sahabat Urwah berhasil membeli dua ekor kambing.
Setelah mendapat dua ekor kambing dengan uang satu dinar, sahabat Urwah tidak langsung menghadap Rosul, tetapi menjualnya kembali. Setelah berhasil menjual kambing dengan harga satu dinar per/ekor, beliau menghadap Rosulullah dengan membawa satu kambing dan uang satu dinar.
Alhasil, Rosulullah kagum atas perilaku sahabat Urwah. Rosulullah mendoakan sahabat Urwah agar menjadi pengusaha sukses.
Atas kepandaian sahabat Urwah dan doa dari baginda Nabi, sahabat Urwah sukses menjadi pengusaha yang kaya.
Kisah diatas ditulis dalam Hadis Ibnu Majah No.2393, Urwah Al-Bariqi mengajarkan pada kita bahwa bisnis tidak harus berbohong atau curang, untuk sukses kita hanya perlu ketekunan dan kesabaran.
Kisah sahabat Urwah yang melegenda membuat ulama-ulama Indonesia menjadikannya sebagai contoh dan wasilah dalam berbisnis. Ulama asal Purworejo, KH Thoifur Mawardi, murid dari Sayyid Muhammad Makkah, pernah mengisahkan ini kepada pengusaha mebel yang bangkrut dan penuh hutang. Kiai Thoifur menyuruh pengusaha mebel tersebut untuk kirim Fatihah kepada Rosulullah dan Sahabat Urwah Al Bariqi. Setelah itu dilakukan, Kiai Thoifur menyuruh si pengusaha menulisi perabot yang dijualya dengan tulisan Urwah Al-Bariqi.
Lain waktu pengusaha mebel tersebut sowan kembali kepada Kiai Thoifur dengan membawa kabar gembira, bahwa perabot yang dijualnya laku, dan hutang-hutangnya lunas.
Lain kisah, kali ini dari kiai dari Mojokerto Jawa Timur, KH Husein Ilyas, ahli wirid dan ulama ahli ilmu, beliau pernah dawuh kepada muridnya untuk menuliskan kata Urwah Al-Bariqi di alat-alat yang digunakan untuk jualan, dengan niat, agar kecipratan barokah sahabat Nabi tersebut.
Dari kisah-kisah diatas, ibrah yang dapat dipetik adalah, jika jadi pengusaha jangan lupa untuk selalu berbuat jujur, amanah dan bisa membaca peluang. Selain berusaha secara dhahir juga harus berusaha secara batin dengan cara berdoa dan meminta kepada Allah, dengan doa-doa yang diajarkan nabi dan ulamanya.
Ikuti tulisan menarik Eliyas Yahya lainnya di sini.