x

Komunitas Muslim di Kampung Nelo Congkar, Manggarai Timur

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Selasa, 26 Maret 2024 06:23 WIB

Kelompok Kerja Perubahan Iklim Manggarai Timur Bicara Dampak Perubahan Iklim Bersama Komunitas Muslim

Perubahan iklim sedang berlangsung di Manggarai Timur dan ternyata berdampak kepada penurunan produksi pangan dan tanaman perkebunan kopi. Produksi padi sawah pada 5 tahun terakhir terdata menurun sebesar 12,28 persen dan jika tidak ada aksi adaptasi dan mitigasi dalam jangka pendek dan panjang maka berpotensi besar terjadinya persoalan kerawanan pangan di daerah ini. Dampak perubahan iklim ini harus diketahui oleh masyarakat luas agar bersama-sama dengan pemangku kepentingan melakukan aksi adaptasi dan mitigasi. Pemerintah kabupaten bersama lembaga swadaya masyarakat telah mengambil langkah yang tepat yaitu mendorong petani menanam sorgum sebagai pangan alterbatif yang mampu bertahan hidup pada kondisi kering demi menjamin ketahanan pangan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dalam hal ini Dinas Pertanian telah memberi perhatian serius pada upaya penanganan dampak perubahan iklim untuk menjamin ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat melalui program kegiatan dalam RKPD 2024, antara lain, pekarangan pangan lestari (P2L), penyediaan pompa air, pembangunan sumur bor, penyediaan bibit padi dan jagung yang bernilai gizi tinggi dan tahan kering serta mempromosikan pendekatan organis pada proses budidaya kopi robusta. Termasuk pengembangan tanaman pangan jenis sorgum sebagai pangan alternatif di beberapa wilayah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan juga didukung oleh Yayasan Ayo Indonesia serta Yayasan Kehati Jakarta.

 

Hal ini disampaikan Yohanes Sentis, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan selaku anggota kelompok kerja (Pokja) perubahan iklim Manggarai Timur pada kegiatan lejong (diskusi) tentang dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan dan tanaman perdagangan serta komitmen kebijakan anggaran pembangunan pertanian dari pemerintah kabupaten Manggarai Timur untuk mengatasi dampak perubahan iklim dengan komunitas muslim di Kampung Nelo, Kecamatan Congkar, Jumaat (22/3/2024). Kegiatan ini dilaksanakan di rumah Yusup Daik, Imam Masjid Nurul Iman Nelo sebelum berbuka puasa, dihadiri oleh 25 keluarga.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kepada para peserta lejong (diskusi) kepala Dinas Pertanian mengingatkan kembali tentang dampak perubahan iklim dan berharap masyarakat di Manggarai Timur khususnya umat muslim di Kampung Nelo, Desa Golo Ngawan agar bersama sama Pemerintah Kabupaten dan Desa melaksanakan beberapa kegiatan adaptasi dan mitigasi untuk mengurangi dampak perubahan iklim di sektor pertanian sehingga kondisi social ekonomi dan ketahanan pangan dari kita tidak terpuruk. Walaupun dari segi dana dinilai masih sangat terbatas baik dalam kebijakan APBD maupun APBDes tahun 2024.

Berbuka Puasa dengan komunitas muslim di Kampung Nelo, Congkar Manggarai Timur

Oleh karena itu, sebagai umat beriman kita tidak hanya berdoa tetapi juga harus memikirkan apa yang mesti kita lakukan agar lingkungan kita tidak rusak kerena ulah kita sendiri atau oleh perilaku merusak dari kita semua. Perubahan iklim itu sendiri merupakan akibat dari dosa kita bersama yang tidak memberi perhatian pada upaya penyelamatan lingkungan, dimana masih ada saudara-saudara kita merambah hutan, menebang pohon di hutan seenaknya serta menggunakan pupuk kimia yang berlebihan. Maka pada bulan puasa ini, kita harus memeriksa batin kita masing-masing dan harus berupaya untuk merubah perilaku yang merusak lingkungan, kita harus membersihkan dosa ekologis ini. Sebab kita semua tahu, di Manggarai Timur perubahan iklim sudah di depan mata, tanda-tandanya, adalah terjadi banjir, tanah longsor, kekeringan yang berkepanjangan dan kekurangan air untuk minum dan pertanian.

 

Pada bulan desember, jelas Jhon, biasanya ada turun hujan tetapi kali ini mulai desember hingga awal februari 2024 malah terjadi kekeringan, tidak turun hujan di sebagian besar wilayah Manggarai Timur sehingga di beberapa wilayah sentra produksi jagung, dengan total luasan mencapai 273 ha mengalami gagal panen, yang pasti soal ini berdampak terhadap penurunan pendapatan dan penghasilan dari para petani jagung. Kejadian ini terjadi di wilayah selatan, antara lain, di Compang Ndejing, Tana Rata, Nanga labang, Kota Ndora, Liang Bala dan Bondei. Kemudian, dia melanjutkan penjelasannya, pada minggu pertama dan kedua bulan Maret 2024 terjadi hujan dengan curah relatif sangat tinggi di wilayah pantai utara sehingga terjadi banjir di Dampek dan Pota yang telah merusak tanaman jagung dan padi, kurang lebih 50 hektar sawah terendam banjir dalam waktu yang lama, akibatnya tanaman padi yang sudah umur 1 bulan batangnya rusak. Kita akan mengalami kekurangan pangan.

 

Maka sebaiknya, ajak Jhon, kita mulai mengembangkan tanaman pangan local, seperti sorgum, ubi-ubian dan jagung secara organik karbon memafaatkan kotoran kambing untuk menjamin ketahanan pangan. Sorgum telah tumbuh baik di sini maka perlu diperluas areal penanamannya. Dia juga mengingatkan jangan lupa membudidaya tanaman hortikutura, khusus jenis sayur-sayuran dan buah-bauhan secara oganik untuk tujuan peningkatan pendapatan dan menjamin ketersediaan pangan keluarga, untuk itu, kelompok tani bisa mengusulkan bantuan pembangunan sumur bor dan embung ukuran kecil guna mengatasi soal kekurangan air.

 

“Saya tambahkan bahwa tidak hanya tanaman pangan yang menurun produksinya di Manggarai Timur akibat perubahan iklim tetapi kopi robusta juga terjadi pada 3 tahun terakhir, padahal permintaan pasar untuk komoditi ini cukup tinggi. Saat ini saja ada pembeli dari Jepang yang berkomitmen untuk membeli kopi robusta yang organis, dengan syarat tidak boleh menggunakan sarana produksi kimia khususnya herbisida dalam proses budidaya,”ungkapnya. Pada bagian akhir pemaparannya, dia mengajak Imam Masjid Nelo supaya menyampaikan kepada umat yang lain tentang dampak perubahan iklim, kemudian meminta Pemerintah Desa Golo Ngawan mengalokasikan dana desa yang 20 persen untuk ketahanan pangan guna melaksanakan program kegiatan pengembangan pangan local.

Yusup Daik, Imam Masjid Nurul Iman Nelo

Menanggapi ajakan ini, Yusup Daik menyambut baik dan setuju tetapi dia juga menyampaikan bahwa sebaiknya diskusi (lejong) tentang dampak perubahan iklim akibat pemanasan golal, budidaya pangan local, budaya konsumsi pangan lokal diselenggarakan lagi oleh Pemerintah Desa,dan menghadirkan lebih banyak orang. Hal ini, ujar Yusup, sangat penting untuk menjadi pengetahuan dan kesadaran bersama, kemudian bersama sama juga melakukan aksi, misalnya membudidaya tanaman pangan local dan memperbaiki cara budidaya kopi dengan menggunakan pupuk organik. Tida boleh lagi menggunakan herbisida.

 

Nurdin Kailan, Kepala Desa Golo Ngawan pada diskusi itu mengungkapkan bahwa dana desa dan alokasi dana desa tahun ini jumlahnya menurun sebesar 250juta rupiah lebih, dari jumlah tahun sebelumnya ,yaitu 1 milar rupiah lebih. Sebagian besar dana desa tahun 2024 dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT), mengatasi soal stunting dan miskin ekstrim  sedangkan alokasi anggaran pada program ketahanan pangan digunakan untuk membangun jalan tani.

 

“Anggaran tahun ini dinilai masih kurang sehingga masih membutuhkan dukungan lembaga lain untuk program pemberdayaan masyarakat. Jika ada tambahan anggaran dari Alokasi Dana Desa tahun 2024 maka dana itu akan digunakan untuk melaksanakan program ketahanan pangan guna penyediaan benih tanaman pangan local (sorgum) dan aneka jenis sayur-sayuran bagi kelompok tani dan kelompok wanita tani,” pungkasnya.

 

Diskusi ini diselenggarakan oleh Yayasan Ayo Indonesia melalui Program Vicra (Voice for Inclusiveness Climate Resilience Actions/Menyuarakan Untuk Aksi-Aksi Berketahanan Iklim secara Inklusi).

 

Rikhardus Roden Urut, belajar dan berbagi untuk menjadi berarti

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 jam lalu

Terpopuler