Anies Mencoba Meniru Prabowo

Kamis, 23 Mei 2024 08:22 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anies menegaskan sikap oposisi atau tidak adalah pekerjaan partai politik, berebda dengan dirinya yang bukan kader partai politik. Anies tampak mencoba “cara” Prabowo dengan memposisikan diri ditengah-tengah antara pro-pemerintah dan oposisi. Apa targetnya?

Kompetisi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah usai dengan ditetapkannya pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Otomatis Indonesia akan menghadapi masa transisi jelang pergantian pemimpin baru yang akan dilantik 20 Oktober nanti.

Sedangkan nasib kedua pasangan lain masih tidak menemukan kejelasan. Pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD terlihat belum memberikan pergerakan yang jelas kedepannya terlebih lagi Ganjar yang merupakan kader PDIP yang belum menentukan sikap akan menjadi oposisi atau tidak dan tidak bisa mencalonkan diri lagi menjadi gubernur setelah sudah 10 tahun menjabat Gubernur Jawa Tengah dan sudah mendeklarasikan diri akan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo mendatang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbeda dengan Ganjar-Mahfud, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar terlihat lebih jelas. Dengan PKB dengan Ketum Muhaimin Iskandar yang terlihat akan masuk koalisi pemerintahan Prabowo mendatang. Dengan bertemunya Muhaimin dan Prabowo pasca ditetapkan oleh KPU di akhir April lalu. Sedangkan Anies berkemungkinan besar akan maju kembali di Pilkada DKI Jakarta. Meskipun belum secara resmi akan maju tetapi banyak dukungan dari masyarakat maupun partai politik yang siap mendukung kepada mantan Menteri Pendidikan ini termasuk PDIP yang terbilang sangat vokal mengkritik Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.  

Mencoba Meniru Prabowo  

Terlepas dari isu maju atau tidaknya pada Pilkada DKI, posisi Anies terhadap pemerintahan Prabowo kedepan masih menjadi pertanyaan. Berbeda dengan Ganjar yang sudah resmi akan menjadi oposisi terlepas partainya sendiri PDIP masih belum menentukan sikap untuk lima tahun kedepan, Anies justru tidak memberikan pernyataan lugas mengenai posisinya.

Terakhir dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Anies mengungkapkan sikap oposisi atau tidaknya merupakan pekerjaan partai politik berbeda dengan ia yang bukan merupakan kader politik manapun.

Melihat pernyataan itu nampak Anies mencoba “cara” Prabowo dengan memposisikan diri ditengah-tengah antara pro-pemerintah dan oposisi. Apalagi Anies dengan pasangannya Muhaimin Iskandar masih mau menyempatkan diri datang ke penetapan KPU atas hasil Pilpres pada Rabu 24 April 2024 lalu, sedangkan pasangan Ganjar-Mahfud tidak hadir dengan alasan undangan yang telat datang. Dalam acara itu terlihat kedekatan antara Prabowo dan Anies dengan Prabowo yang sempat mengguncangkan badan Anies dan menghargai kedatangan Anies dan mengerti berada diposisi Anies. Lalu Anies pada kesempatan itu juga menyampaikan selamat kepada Prabowo sekaligus memuji Prabowo sebagai patriot sejati.

Di sisi lain kedekatan Anies dengan kubu yang dianggap bersebrangan dengan koalisi Prabowo akhir-akhir ini yaitu PDIP juga terlihat dekat. Apalagi sempat ada isu menduetkan Anies dengan kader PDIP sekaligus mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (BTP), namun tidak bisa terlaksana karena terbentur peraturan yang ada. Lalu ada juga pernyataan DPRD DKI Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak yang mengatakn PDIP membuka peluang siapa saja termasuk Anies untuk maju pada Pilgub DKI selama mendaftakan diri ke DPD partai.

Dengan itu semakin kuat dugaan bahwa Anies mencoba kesuksesan Prabowo yang berhasil memposisikan dirinya berada ditengah antara kubu pro-pemerintah yang saat itu direpresentasikan oleh Ganjar dan oposisi yang digambarkan kepada sosok Anies. Itulah yang menjadi salah satu faktor paling kuat penyebab Prabowo berhasil memenangkan pilpres lalu terlepas dukungan dari Presiden Joko Widodo.

Jika demikian bahwa Anies bisa saja memiliki kans besar menang bila maju kembali pada Pilpres 2029 dengan memiliki basis pemilih sekitar 24 persen dari hasil pilpres 2024 tentu itu bisa bertambahkan kuat dengan posisi Anies yang cenderung berada ditengah yang secara otomatis ia bisa bersikap jauh lebih objektif terhadap kebijakan pemerintah mendatang. Tidak seperti pihak koalisi pemerintah yang selalu mendukung kebijakan presiden yang menjabat tanpa memikirkan efektivitas dari kebijakan tersebut. Begitu juga sebaliknya oleh pihak oposisi.

Ditambah lagi posisi  Anies ini tidak se-ekstrim yang dilakukan oleh Prabowo yang menyebrang ke koalisi pemerintahan Jokowi setelah beroposisi selama lima tahun dan bersaing secara keras pada pilpres 2014 dan 2019. Sehingga tidak membuat banyak pendukungnya akan berpindah dukungan seperti yang sempat terlihat pada elektabilitas Prabowo pada tahun akhir 2022 sebelum akhirnya di endorse oleh Presiden Jokowi pada awal tahun 2023. 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Harrist Riansyah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler