Pernah kuliah D3 Akuntansi (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah. Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya. Link Buku Perdana yang bisa di unduh: https://drive.google.com/file/d/1T-_ZTzUCk-spR68FP4qRzovJEqSk7aqe/view Saya dengan senang hati anda membagikan E-Book saya ini kepada orang-orang yang membutuhkannya, jika buku ini dirasakan manfaatnya.

Kemampuan Melihat Masa Depan

Rabu, 18 September 2024 09:40 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Mata
Iklan

Apakah saya pribadi benar-benar memiliki kemampuan melihat masa depan atau itu hanya berupa self-fullfiling prophecy belaka? Cukup menarik untuk kita simak.

Oleh Indrian Safka Fauzi

Sahabat pembaca budiman, ternyata tidak sedikit tulisan saya baik berupa artikel dan puisi di masa lampau yang menyiratkan dan menyuratkan prediksi di masa depan menjadi kenyataan hampir secara keseluruhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sahabat bisa mencari tulisan saya di masa lampau tersebut, sebagai berikut:

  • Prediksi: Seandainya Pak Prabowo Menjadi Presiden dan Saya Menjadi Wakilnya, ditulis tanggal 22 Mei 2023 di Kompasiana. Sebagian menjadi kenyataan yaitu Pak Prabowo benar menjadi Presiden Terpilih.

  • Kado Hari Lahirku yang Ke-29: Penglihatan Masa Depan di Tahun 2022 yang menjadi realitas, ditulis tanggal 1 Mei 2023 di Kompasiana. Penjelasan penglihatan masa depan yang menjadi kenyataan, bisa dilihat di artikel.

  • Sehampar Puisi Berbait (Episode 5) - Raja Nusantara Pelayan Dunia, ditulis tanggal 9 Maret 2022 di Kompasiana. Istilah Raja menjadi mendadak viral saat ini dan banyak diperbincangkan, Raja yang dibicarakan saat ini sifatnya antitesa (haus kekuasaan) dengan yang digambarkan puisi tersebut.

  • Dan beberapa yang sedang mengalami proses.

Lantas apakah saya pribadi benar-benar memiliki kemampuan melihat masa depan atau itu hanya berupa Self-Fullfiling Prophecy belaka? Cukup menarik untuk kita simak.

Sejatinya agar dapat harapan yang kita tuliskan dan kita bagikan di media online mampu menjadi kenyataan, ada yang perlu kita ketahui seksama, bagaimana syarat dan cara kerjanya, yaitu:

Kita mengenal siklus dan musim yang ada di dunia. Seperti jika kita mengenal siklus pasti alam dunia, tentu secara pasti kita dapat menebak musim apa yang bakal terjadi di periode berikutnya, seperti contohnya siklus zaman di dunia yang di jelaskan dalam kitab suci Veda yakni: Satyayuga, Tretayuga, Dwaparayuga, Kaliyuga, dan Premayuga (zaman Premayuga sangat langka terjadi setelah Kaliyuga, karena mesti ada inisiator).

Kita menyelidiki kitab apakah yang dipercaya sebagai kebenaran oleh mayoritas masyarakat dunia. Contoh bila seluruh penduduk tirai bambu mempercayai kitab numerologi sebagai kebenaran, maka ramalan-ramalan yang menggunakan perhitungan dan rumusan numerologi dapat menjadi realitas seperti ilmu manutiras dan ilmu numerologi pythagoras. Namun bila terjadi distorsi keyakinan disebabkan rasa ketakutan, seperti contoh bencana Covid tahun lalu, numerologi tidak dapat menjadi patokan kebenaran untuk meramal.

Ada sebuah fenomena yang membuat menarik perihal topik ini, seperti tidak akuratnya ramalan astrologi yang mengatasnamakan Veda dari pemuda yang berasal dari India, yang sempat viral meramalkan pecahnya perang dunia ke tiga pada bulan-bulan kemarin, namun ternyata tidak terjadi dan menjadi bahan olok-olok netizen dunia.

Ini artinya memang banyak yang meragukan dan tidak mempercayai kitab astrologi tersebut sebagai kebenaran mutlak, sehingga rumusan dan perhitungan yang menggunakan kitab astrologi tersebut menjadi tidak akurat.

Termasuk juga bila seluruh penduduk negeri merah putih mempercayai kitab suci Al-Qur'an sebagai kebenaran absolut, maka kita dapat meramalkan takdir nasib seorang melalui ilmu yang disampaikan oleh Al-Qur'an. Seperti contoh seperti apa nasib orang beriman lagi saleh (yang dijelaskan surat Al-Ashr), dan seperti apa nasib orang munafik, kafir, fasik dan zalim.

Implemetasi ini sangat baik sekali bagi umat Muslim negeri ini bahkan dunia, untuk membumikan Al-Qur'an dengan selalu membacanya dan meyakininya sebagai sebuah kebenaran, sebab hal ini menjadi kebaikan kita untuk dunia dan akhirat.

Dan bila kita diramal buruk oleh sebuah rumusan ramalan kitab-kitab yang memang banyak dipercaya oleh masyarakat pada umumnya. Maka untuk menghindari dan mencegah terjadinya ramalan buruk tersebut, sebaiknya kita berpegang teguh pada ajaran agama dan senantiasa berbuat kebaikan. Tentunya agar energi kebaikan milik kita beradu kuat dengan energi kolektif yang disebabkan kepercayaan kolektif akan ramalan buruk tersebut.

Kita mendapatkan kepercayaan penduduk langit dengan senantiasa berbuat kebaikan terjaga dan meliputi diri dengan sifat kesalehan. Sebab penduduk langit (malaikat) sangat menyukai perbuatan dan karakter demikian, sebagai akibat, segala harapan dan doa yang kita panjatkan, ataupun yang kita bagikan di media online, dapat terealisasikan menjadi kenyataan.

Itulah sebab ajaran agama selalu menganjurkan pemeluknya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, yaitu kebaikan yang menggunakan ilmu, kebaikan ini diterima oleh orang yang membutuhkan kebaikan kita, bukan kebaikan karena kita ingin disebut sebagai orang baik.

Kita dipercaya sebagai Wali Allah, bahkan untuk kondisi yang sangat langka seperti yang dialami oleh Baginda Rasul Muhammad, diakui sebagai seorang nabi (namun hal ini tidak dapat lagi terjadi, karena Baginda Rasul Muhammad menegaskan, bahwa beliau adalah nabi penutup).

Kepercayaan masyarakat yang membenarkan bahwa kita adalah Wali Allah disebabkan ketinggian ilmu yang dimiliki dan derajat kesalehan yang tak lagi diragukan, dapat menjadi sebab apa yang menjadi harapan dan apa yang kita lihat di masa depan menjadi sebuah realitas.

Soal lamban atau cepatnya terpenuhi sebuah ramalan, itu tergantung jumlah energi yang memenuhi syarat terpenuhinya energi sebuah ramalan, bisa dari kepercayaan masyarakat yang mengamini, dan bisa juga dari kepercayaan penduduk langit yang mengamini.

Banyak yang meyakininya sebagai kebenaran. Sebuah ramalan dalam sebuah tulisan dapat menjadi kenyataan ini karena semakin banyak yang membicarakan tulisan tersebut, dan mempercayainya sebagai sebuah kebenaran.

Karena penjelasan ilmu pada tulisan ramalan tersebut mudah dicerna dan diterima banyak kalangan, menjadikan efek psikologis tersendiri bagi pembacanya (seperti Efek Barnum), sehingga para pembaca pun menjadi seorang yang turut berperan serta akan terjadinya tulisan ramalan tersebut.

Kesimpulan

Yang memahami maksud dari tulisan ramalan tersebut tentunya adalah sang penulis tersebut, bila maksud yang tertangkap oleh para pembaca itu sarat kebaikan untuk seluruh alam, maka tak salahnya kita mempercayainya sebagai sebuah kebenaran yang bakal terjadi.

Itulah penjelasan dari ilmu bagaimana bisa ramalan yang kita tulis menjadi kenyataan. Tentu sahabat pembaca bisa menilai, apakah saya memiliki kemampuan melihat masa depan kah? Atau tulisan saya hanya berupa Self-Fullfiling Prophecy semata.

Cimahi, 18 September 2024.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Indrian S. Fauzi (Aa Rian)

Your great hope needs great price. Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi.

2 Pengikut

img-content

Penguasa Baru

Rabu, 30 April 2025 17:41 WIB
img-content

Aku Menyesal

Selasa, 22 April 2025 09:19 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler