https://www.indonesiana.id/read/171609/manunggaling-kawula-lan-gusti-melalui-jumat-agung-dan-paskah
Kerjakan Keselamatanmu Dengan Takut dan Gemetar
Senin, 7 Oktober 2024 10:24 WIB
Sebagai makhluk sosial, manusia saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Apalagi jika berkaitan dengan keimanan, sangat sensitif. Manusia cenderung mengkultuskan sesamanya manusia, sehingga ketika manusia idolanya itu jatuh bisa jadi mempengaruhi pula keimanan bahkan mempertanyakan keimanan itu sendiri. Padahal manusia adalah makhluk yang bebas dan merdeka. Tuhan memberi keistimewaan ini agar manusia sendirilah yang menundukkan diri secara absolut kepada Tuhan.
“Give me the Scripture, where is the Scripture!”
Pernyataan itu diucapkan oleh Steve Lawson beberapa kali pada sesi khotbahnya pada peringatan 500 Tahun Reformasi yang diselenggarakan oleh GRII Pusat yang berlokasi di Kemayoran pada November 2017. Saya mengikuti peringatan akbar ini bersama dengan banyak peserta lain yang datang dari dalam dan luar negeri. Banyak pula teman-teman seiman yang hadir dari Tiongkok.
Saya melihat Opung Panda Nababan turut serta, duduk dibelakang. Saya juga melihat kehadiran Pak Wilmar Simanjorang, mantan pejabat dari Kabupaten Toba Samosir. Ibu Veronika pun hadir dan diminta Pdt. Stephen Tong untuk memimpin satu doa pada akhir-akhir acara.
Reformasi adalah gerakan rohani instrumental oleh Martin Luther yang dengan berani menentang penyesatan gereja Katolik pada masa itu dengan memakukan 95 thesis di gerbang pintu gereja Wittenberg Castle pada tahun 1517. Keberanian Luther ini menghasilkan salah satu yang paling penting adalah menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain yang sebelumnya hanya bisa dibaca dalam bahasa Latin. Bagaimana manusia bisa memahami maksud dan kebenaran Alkitab jika orang-orang yang ingin memahami Alkitab tidak mengerti bahasa Latin? Pula, ada terminologi budaya tertentu yang bisa dimengerti sempurna jika menggunakan bahasa dari budaya tersebut.
Saya memiliki ketertarikan dalam kegiatan penterjemahan Alkitab bagi suku-suku pedalaman dan sempat berkomunikasi sesaat dengan Wycliffe Indonesia dan Kartidaya. Mungkin karena waktu kecil saya suka membaca buku-buku tentang missionaris yang saya pinjam dari perpustakaan Sekolah Minggu di PJKP PT Arun dulu.
Sudah lewat beberapa minggu ketika media Kristen luar negri menyatakan kejatuhan Steve Lawson, seorang pekabar Injil internasional dari benua Amerika. Masih terkejut dengan kenyataan “double life” yang dihidupi oleh Ravi Zacharias, yang juga turut hadir dalam peringatan Reformasi 500 tersebut, sekarang Lawson menyatakan diri dengan kejatuhan yang sama. Extra marital relationship. Meski kejatuhan Zackarias, setelah organisasi yang berasosiasi dengannya telah mengakui kebenaran tuduhan-tuduhan dari para korban Zackarias, ternyata sangat ekstrim bukan berarti Lawson melakukan kesalahan yang lebih ringan dari apa yang dilakukan Zackarias. Karena keduanya adalah pendeta ternama di dunia, yang bisa jadi (dulu sebelum berita tentang mereka muncul) adalah semangat iman bagi banyak orang Kristen.
Baru-baru ini pula dunia diguncang dengan betapa mengerikan apa yang Sean “Diddy” Combs lakukan secara terang-terangan dalam lingkungan pertemanannya. Yang turut hadir dalam pesta liar Diddy adalah orang-orang yang kita tidak berpikir bahwa mereka harus hadir disana.
Sex sangat rentan untuk menjadi satu alasan kejahatan yang manusia bersedia lakukan.
Sex menurut Alkitab, adalah kegiatan eksklusif yang hanya bisa dilakoni oleh pasangan suami istri dengan tujuan penciptaan sebagai hasil maksimum. Sekali lagi tujuan penciptaan. Coba renungkan ini. Allah Sang Pencipta itu, menciptakan dan mempercayakan suatu perangkat dalam tubuh manusia untuk menciptakan manusia-manusia yang baru.
Mungkin Lawson dan Zackarias sebenarnya bukanlah pengikut Kristus yang sesungguhnya. Mereka bukan berada pada usia yang muda untuk melakukan kejahatan fisik yang erat kaitannya dengan makna kerohanian itu, dimana manusia pada masa-masa muda cenderung impulsif dan ingin tahu.
Raja Daud, melakukan kesalahan besar ketika ia meniduri Batsheba, istri Uria salah satu pemimpin dari pasukan tentaranya yang sedang berperang ketika itu. Ketika Batsheba hamil, Daud memanggil pulang Uria mungkin dengan harapan agar Uria tidur dengan Batsyeba sehingga menutupi kehamilannya karena Daud. Tetapi Uria, seorang pemimpin yang memiliki tanggung-jawab dan solidaritas tinggi, dia tidak mau pulang kerumahnya melainkan tidur didepan istana Daud. Akhirnya Daud meminta Yoab, panglimanya, untuk menempatkan Uria pada barisan paling depan. Matilah Uria. Lempanglah jalan Daud untuk mengambil Batsyeba sebagai istrinya.
Daud hilang akal sehatnya sebagai pemimpin satu bangsa yang menjadi sorotan bangsa-bangsa lain pada masa itu ketika membiarkan nafsu menguasai akal sehat dan tubuhnya. Konsekuensi yang panjang dan terlalu menyedihkan harus dia ratapi setelahnya.
Perbedaan Daud dengan Zackarias dan Lawson adalah Daud sungguh bertobat dan mengakui kesalahannya setelah diperingatkan oleh Nabi Nathan. Zackarias, menurut Christianity Today, hingga akhir nafasnya tidak meminta maaf kepada para korbannya. Zackarias bahkan disebut sebagai predator! Apakah Lawson tahu wajah Zackarias yang sebenarnya saat mereka bertemu di acara peringatan 500 Tahun Reformasi tahun 2017 yang lalu? Hanya Tuhan dan mereka berdua yang tahu.
Sebagai makhluk sosial, manusia saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Apalagi jika berkaitan dengan keimanan, sangat sensitif. Manusia cenderung mengkultuskan sesamanya manusia, sehingga ketika manusia idolanya itu jatuh bisa jadi mempengaruhi pula keimanan bahkan mempertanyakan keimanan itu sendiri. Padahal manusia adalah makhluk yang bebas dan merdeka. Tuhan memberi keistimewaan ini agar manusia sendirilah yang menundukkan diri secara absolut kepada Tuhan.
Kekuatan religi ditengah-tengah masyarakat diharapkan menjadi sumber kontrol sosial, mungkin ini yang diharapkan oleh Durkheim. Tetapi religi mungkin pula sumber kekecewaan bagi Thomas Paine saat menulis Age of Reasons Part First “I believe that religious duties consist in doing justice, loving mercy, and endeavoring to make our fellow-creatures happy.”
Contoh paling sempurna tentang pencobaan dan berhasil melewatinya pada zaman sebelum Kristus lahir adalah Yusuf. Dicemburui oleh abang-abangnya, dilempar kedalam sumur lalu dijual kepada pedagang dari Mesir. Namun kemudian Yusuf menjadi kepercayaan Potifar, kepala pengawai Firaun, tetapi juga dinafsui oleh istri Potifar. Yusuf lari menghindar tetapi difitnah oleh istri Potifar yang menjebloskan Yusuf kedalam penjara bertahun-tahun, hingga akhirnya Yusuf menjadi tangan kanan Firaun. Yusuf masih muda ketika itu, tetapi ketabahan serta kestabilan kepercayaannya akan kuasa Tuhan telah menjadikannya seorang pemenang.
Mungkin Zackaria dan Lawson adalah serigala berbulu domba yang bertugas untuk menyesatkan orang, untuk mempertanyakan Kebenaran yang mereka sendiri kotbahkan.
Bagaimanapun, mari kita semua berhati-hati, karena hari-hari ini semakin jahat. Trias Enklima (Korupsi-Kolusi-Nepotisme) sudah ditunjukkan secara terang-terangan, massal, terbuka, dan tanpa sungkan.
“The cost of obedience is small compared with the cost of disobedience.” Augustine of Hippo (354M-450M)
Lukas 17:1-2 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.

Penulis Indonesiana | HUPOMONE | May you be healed from things no one ever apologized for | May you win all the silent battles you dont talk about
1 Pengikut

Aung San Suu Kyi, Is It Worthy Losing Half-Souls Over Nation?
Jumat, 8 Agustus 2025 06:13 WIB
Ghosts of the Unburied: The Echo of Japan’s Unatoned Sexual Slavery Crimes
Sabtu, 26 Juli 2025 06:26 WIBArtikel Terpopuler