Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia
Rabu, 30 Oktober 2024 10:49 WIBBahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Perkembangan bahasa Indonesia lisan maupun tulisan berkembang mulai pada saat terbentuknya, yaitu pada 28 Oktober 1928, bersamaan dengan momen Sumpah Pemuda. Setelah terbentuk, bahasa Indonesia terus berkembang seiring berlakunya ejaan Van Ophuijsen, Soewandi, Melindo bahkan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Peran Bahasa Melayu dalam pembentukan identitas nasional Indonesia
Bahasa yang kita gunakan dalam sehari-hari ternyata berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu merupakan awal mula dari bahasa Indonesia yang sering kita gunakan dan kita dengar sehari-hari sebelum menjadi bahasa Indonesia.
Bahasa Melayu sempat mengalami beberapa kali perkembangan dan perubahan, diantaranya Bahasa Melayu Kuno, Bahasa Melayu Klasik, dan menjadi Bahasa Indonesia.
Awal mulanya Bahasa Melayu ini biasa dipakai oleh para pedagang sambil menunggu persediaan lengkap, para pedagang harus berurusan dengan penduduk berbahasa Melayu untuk mencari persediaan, dan dari situ banyak yg menggunakan karna itu salah satu cara untuk berkomunikasi dengan mereka. Peran utama bahasa Melayu merupakan bahasa yang mudah dipahami, dimengerti dan mudah digunakan, selain bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung Nusantara pada zamannya, bahasa melayu yang sudah mengalami beberapa kali perkembangan menjadi bahasa Indonesia dijadikan menajdi bahasa resmi, terutama diwilayah Negara Indonesia.
Bahasa Melayu juga sudah digunakan ketika kongres pemuda pertama dan kongres pemuda kedua. Pada kongres pemuda kedua tepatnya pada 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional. Yang mana cikal bakalnya berasal dari bahasa melayu. Inti dari keseluruhan mengapa Bahasa melayu bisa mendapatkan peran dalam pembentukan Bahasa dasar Bahasa nasional Indonesia adalah karena sistemnya yang sederhana dan Bahasa Melayu mudah dipahami karena bahasa Melayu tidak memiliki tingkatan Bahasa.
Dan untuk generasi selanjutnya harus ketahui bahwa bahasa melayu merupakan warisan budaya yang luar biasa dari pulau Penyengat, mari kita menjaga dan merawat bahasa persatuan kita maka dari itu harus kita jaga dan lestarikan.
Perkembangan ejaan Bahasa Indonesia dari Van Ophuijsen hingga PUEBI dan pengaruhnya pada budaya
Ejaan van Ophuisjen Ini merupakan pedoman resmi ejaan pertama yang diterbitkan pada tahun 1901. bahasa Indonesia waktu itu masih disebut sebagai bahasa Melayu. Bisa ditebak dari namanya, ejaan ini disusun oleh orang Belanda bernama Charles A. van Ophuijsen. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
- Huruf ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
- Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dsb.
- Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dsb.
- Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
Apa itu PUEBI dan apa pengaruhnya pada perubahan Bahasa Indonesia
PUEBI adalah panduan resmi yang digunakan untuk menentukan ejaan yang benar dalam Bahasa Indonesia.
Penerbitan PUEBI bertujuan untuk memperbarui dan menyempurnakan ejaan sebelumnya, yaitu EYD, agar lebih sesuai dengan perkembangan bahasa dan kebutuhan komunikasi masyarakat.
Maka itu, penting sekali bagi siswa, penulis, penerjemah, editor, dan siapa pun yang menggunakan bahasa Indonesia untuk mengacu pada PUEBI sebagai pedoman resmi agar tetap mematuhi aturan-aturan yang berlaku.
Hal ini berguna untuk membantu menjaga konsistensi dan kejelasan penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai konteks komunikasi.
Itulah sedikit penjelasan tentang apa itu PUEBI. Untuk menambah ilmu atau wawasan tentang PUEBI, tidak ada salahnya membaca dan memahami penjelasannya.
Upaya pemerintah menjaga konsistensi penggunaan Bahasa Indonesia di berbagai media
Yang harus dilakukan dalam tindakan menjaga konsistensi penggunaan Bahasa Indonesia adalah memunculkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Seharusnya kita juga menanamkan sifat disiplin pada berbahasa Indonesia.
Langkah penting dalam pelestarian bahasa daerah adalah promosi dan revitalisasi penggunaan bahasa daerah dalam komunitas. Pemerintah setempat, komunitas lokal, dan lembaga budaya dapat bekerja sama untuk mengadakan berbagai kegiatan dan acara yang membantu orang menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, cara yang efektif untuk mendorong orang untuk menggunakan dan memperkaya bahasa daerah mereka adalah dengan mengadakan festival, kompetisi pidato atau sastra dalam bahasa daerah, dan menulis buku dalam bahasa daerah.
Upaya pemeliharaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
- Meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan Bahasa.
- Memperbanyak kosakata dan memahami struktur kalimat serta penggunaan kata.
- Membiasakan diri dengan gaya bahasa baku dan tidak mengikuti trend yang tidak jelas.
- Menjaga keaslian bahasa Indonesia dengan tidak terpengaruh oleh budaya asing.
- Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam media sosial dan digital.
Tantangan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik di era digital dan globalisasi
Ada tantangan dalam meningkatkan pendidikan bahasa Indonesia di Indonesia masih cukup besar. Salah satunya adalah kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas dan terlatih dalam mengajar bahasa Indonesia. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tenaga pengajar bahasa Indonesia serta meningkatkan insentif dan fasilitas bagi tenaga pengajar yang memiliki kualitas yang baik.
Namun ada contoh lain akan tantangan penggunaan Bahasa Indonesia di era globalisasi yaitu :
- Kurangnya Minat Generasi Muda
Minat generasi muda untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Indonesia dengan benar juga menjadi perhatian. Program pendidikan yang membosankan dan metode pengajaran yang konvensional seringkali menjadikan bahasa Indonesia membosankan. Faktanya, Indonesia memiliki kekayaan sastra dan sejarah yang luar biasa yang harus dipahami dan diapresiasi oleh generasi muda.
- Bahasa Gaul dan Alay
Terlihat bahasa gaul dan alay di kalangan anak muda juga menjadi perhatian.Bahasa gaul yang tersebar di media sosial seringkali mengabaikan kaidah tata bahasa yang benar, dan penggunaan kata serta singkatan yang tidak baku dapat melemahkan kemampuan memahami dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
- Pengaruh Bahasa Asing
Bahasa Inggris seringkali dianggap sebagai bahasa gengsi dan menjadi kebutuhan penting dalam dunia pendidikan, bisnis dan teknologi.
Hal ini menyebabkan banyak masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, lebih mengutamakan penggunaan bahasa Inggris dibandingkan bahasa Indonesia, Dan juga dengan Perindustrian banyak sekali kerja sama dari luar negri sehingga kita diharuskan bisa mempelajari Bahasa tersebut contoh : China, Korea, Jepang.
Pengaruh penyerapan kata asing terhadap identitas Bahasa Indonesia
Pengaruh Bahasa Asing di Era Globalisasi Terhadap Bahasa Indonesia, Seiring dengan munculnya bahasa asing dalam kehidupan masyarakat maupun kalangan mahasiswa, banyak sekali pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa asing terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang berdampak positif dan juga ada yang berdampak negatif.
Dampak positifnya yaitu, bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan lancar dan mampu bersaing dengan negara lainnya. Sedangkan dampak negatifnya yaitu bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser oleh bahasa asing.
Oleh karena itu, jika penggunaan bahasa asing tidak dikurangi atau bahkan tidak diawasi maka dapat diprediksikan bahasa Indonesia akan hilang dan ini sangat berpengaruh terhadap kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia.
Cara Menghadapi Gempuran Penggunaan Bahasa Asing di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa
Bahasa asing selalu lekat dengan istilah globalisasi. Namun tidak semua globalisasi memiliki dampak yang baik bagi masyarakat sehingga diperlukan adanya filterisasi atau penyaringan terhadap suatu budaya yang masuk.
Selain itu juga kita harus mulai menanamkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia sedari dini. Sebagai insan akademis yang dianggap memiliki intelektual yang tinggi, ada baiknya jika kita dapat membagi kapan kita dapat menggunakan bahasa asing dan kapan kita harus menggunakan bahasa Indonesia.
Pelajar, mahasiswa dan juga seluruh warga negara Indonesia harus bisa membedakan mana pengaruh positif dan mana pengaruh negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia dari adanya bahasa Asing. Dengan mengetahui pengaruh positif inilah mahasiswa dan kalangan yang lainnya dapat membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan bahasa Indonesia dan mampu bertahan dari pengaruh negatif bahasa asing.
DAFTAR PUSTAKA
Kusmana Suherli, Kuntarto Eko, Boeriswati Endri, Suhartono, 2018, Cerdas Berbahasa: Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Sarwiji Suwandi.
https://arifwiyat.blog.unimma.ac.id/2023/09/16/perkembangan-ejaan-bahasa-indonesia/
Zulfa, A., & Najicha, F. U. (2022). Urgensi penguatan identitas nasional dalam menghadapi Society 5.0 di era globalisasi. Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 3(2), 65.
https://kumparan.com/pragata-azis-pratama/bahasa-indonesia-menjawab-tantangan-zaman-di-era-globalisasi-22kEecO6Zen/full
Chaer,Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka.Cipta Jurnal Penelitian: Firmansyah. 2018. Pengaruh Bahasa Asing dan Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Apa Itu Plagiarsime?
3 hari laluPengertian, Fungsi, Syarat dan Sifat dalam Sebuah Kalimat Efektif
Kamis, 14 November 2024 14:59 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler