FoMO Generasi Z, Hidup Elit Ekonomi Sulit

Sabtu, 30 November 2024 09:18 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
media sosial
Iklan

Fear of Missing Out (FoMO) merupakan kecemasan dan ketakutan untuk tetap terhubung dengan seseorang melalui aktivitas yang dilakukan di media sosial agar tidak ketinggalan hal-hal menarik di luar sana atau takut dianggap tidak eksis dan up to date.

Oleh [email protected]

Fear of Missing Out (FoMO) merupakan kecemasan dan ketakutan seseorang bakal ketinggalan hal-hal menarik di luar sana atau takut dianggap tidak eksis dan up to date. Dia ingin selalu tetap terhubung dengan seseorang melalui aktivitas yang dilakukan di media sosial.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

FoMO menimbulkan perasaan kehilangan, stres, dan merasa jauh jika tidak mengetahui peristiwa penting individu atau kelompok lain. FoMO terjadi karena kurangnya komunikasi di dunia nyata dan kuatnya hubungan dengan peer group. Ini memungkinkan pengguna membuat dirinya terkoneksi dengan individu lain dalam berbagai hal atau konten, seperti informasi profil, update berita, atau status mereka.

Hal ini kerap kali terjadi di kalangan generasi Z yang umumnya memiliki perilaku akan hal tersebut. Tetapi tidak menutup kemungkinan perilaku ini dapat terjadi di kalangan generasi Z saja melainkan bisa timbul di kalangan generasi Y

FoMO tersebut sudah menjadi gaya hidup yang penting di era mordenisasi dikarenakan saat ini manusia memasuki termin informasi yang luas dan berkembangnya teknologi. Peristiwa ini mempunyai keterkaitan dengan penggunaan media sosial, karena media sosial sendiri menjadi faktor paling berpengaruh dalam hal ini.

Dapat kita ketahui media sosial adalah jejaring sosial yang memudahkan pengguna untuk mempresentasikan diri mereka sendiri dengan berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi dan berinteraksi pada pengguna lain. Namun hal ini dapat merubah menjadi kecemasan ketika mereka melihat media sosial serta semua hal menyenangkan yang dilakukan teman mereka dan mereka belum mampu untuk mengikutinya.

Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama generasi Z. Kehadiran media sosial telah mengubah pola perilaku dan gaya hidup generasi Z, termasuk dalam hal perilaku konsumsi. Fenomena produk yang menjadi viral di media sosial menjadi tren baru yang menarik perhatian konsumen, khususnya generasi Z. Adanya ketakutan akan ketinggalan tren yang populer (fear of missing out atau FoMO) dapat mempengaruhi perilaku konsumen generasi Z dalam membeli produk yang sedang viral. Semakin banyak produk yang menjadi viral di media sosial, terutama di kalangan generasi Z. Fenomena ini didorong oleh kecenderungan generasi Z yang aktif di media sosial, serta ketakutan akan ketinggalan (FoMO) dari kelompok sosialnya. Produk-produk yang menjadi viral seringkali dibeli secara impulsif tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan manfaat yang sebenarnya, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan agar tidak ketinggalan tren.

 

Selain menjadi penyedia dan membagikan informasi, media sosial menjadi tempat dimana pengaruh influencer dan actrees sangat besar sehingga mampu menciptakan tren-tren yang sering di ikuti oleh generasi Z, perilaku ini disebut FoMo. FoMO dalam dunia psikologis di cirikan dengan orang-orang yang memiliki rasa cemas berlebihan  dan  memiliki  obsesi  pada  hal-hal  tertentu  yang  dilakukan  oleh  orang  lain atau pada sesuatu yang sedang tren. Perilaku FoMO ini menjadikan generasi Z sering  melakukan  pembelian  impulsif,  menjadi  konsumtif,  dan  memiliki  hutang. Hal  ini  karena  generasi  Z  memaksakan  diri  untuk  memiliki  produk  yang  sama  dengan  para influencer dan aktris yang mereka ikuti di sosial  media.

 

Semakin banyak produk yang menjadi viral di media sosial, terutama di kalangan generasi Z. Fenomena ini didorong oleh kecenderungan generasi Z yang aktif di media sosial, serta ketakutan akan ketinggalan (FoMO) dari kelompok sosialnya. Produk-produk yang menjadi viral sering kali dibeli secara impulsif tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan manfaat yang sebenarnya, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan agar tidak ketinggalan tren. Produk yang sering kali dibeli secara impulsif oleh Generasi Z adalah makeup, skincare, dan beberapa produk fashion seperti baju, tas, dan Sepatu. Selain produk generasi Z juga sering kali merasa ketakutan akan ketinggalan (FoMO) sebuah tempat yang sedang tren. Contohnya ketika seorang creator mengunggah sebuah video di tempat unik seperti kafe dengan ciri khas tertentu orang-orang akan berbondong-bondong mengunjungi tempat tersebut.

 

Generasi Z atau generasi post-milenial memiliki kecenderungan yang besar untuk mengalami fear of missing out karena beberapa karakteristik dari generasi ini menjadi dasar pembentuk fear of missing out (FoMO) seperti under influence, being always connected, dan digital intuitiveness.

 

Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara Fear of Missing Out di media sosial dan kesehatan finansial generasi Z. Fear of Missing Out (FoMO) dapat berdampak buruk pada kesehatan keuangan generasi Z karena mendorong mereka untuk mengambil keputusan finansial yang impulsif, diantaranya seperti perilaku membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau mengikuti gaya hidup yang tidak sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Hal ini dapat berakibat pada menumpuknya hutang, kurangnya tabungan, dan kesulitannya untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

FoMO Generasi Z, Hidup Elit Ekonomi Sulit

Sabtu, 30 November 2024 09:18 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler