Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.
Kesamaan Genetik antara Kemampuan Ritme Musik dengan Keterampilan Bahasa
Senin, 2 Desember 2024 05:50 WIB
Hubungan genetik antara gangguan ritme dan disleksia telah diidentifikasi. Apa maknanya? Berikut penjelasan pakar. \xd\xd
***
Sebuah studi baru mengungkapkan adanya kesamaan genetik antara kemampuan ritme musik dan sifat-sifat yang berhubungan dengan bahasa, termasuk disleksia. Dengan menggunakan data dari lebih dari 1 juta orang, para peneliti mengidentifikasi 16 wilayah genom yang tumpang tindih yang terkait dengan ritme dan bahasa, dengan peran kunci dalam konektivitas otak.
Varian yang terkait dengan keakuratan ritme juga berhubungan dengan kemampuan berbahasa dan membaca yang lebih baik. Sementara gangguan ritme berkorelasi dengan risiko disleksia. Temuan ini menawarkan wawasan tentang hubungan evolusioner dan neurobiologis antara musikalitas dan komunikasi, membuka jalan bagi pendekatan yang dipersonalisasi untuk mengatasi gangguan ritme dan bahasa.
Dalam sebuah studi terobosan yang diterbitkan pada 21 November di jurnal Nature Human Behaviour, para peneliti menemukan hubungan genetik yang signifikan antara kemampuan bahasa manusia dan kemampuan ritme music. Temuan ini jelas memberikan wawasan baru ke dalam dasar-dasar biologis dari sifat-sifat dasar manusia ini.
Penelitian ini menyatukan para ahli terkemuka di bidang genetika musikalitas dan genetika bahasa dari Vanderbilt University Medical Center yang bekerja sama dengan para peneliti di Max Planck Institute for Psycholinguistics di Belanda. Penelitian ini mengungkapkan dasar-dasar genetik yang tumpang tindih antara keterampilan yang berhubungan dengan ritme dan sifat-sifat yang berhubungan dengan bahasa, termasuk disleksia.
Berbagai set data digunakan dari lebih dari 1 juta orang. Dengan menerapkan metode multivariat tingkat lanjut, para peneliti dapat mengidentifikasi faktor genetik yang sama dan mengeksplorasi signifikansi biologis dan evolusionernya.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa varian genetik yang terkait dengan kemungkinan gangguan ritme yang lebih tinggi cenderung juga terkait dengan kemungkinan disleksia yang lebih tinggi, begitu pula sebaliknya. Varian genetik yang terkait dengan kemampuan ritme musik yang lebih akurat terjadi bersamaan dengan gen yang terkait dengan performa yang lebih tinggi dalam tes bahasa dan membaca. Hal itu juga berkaitan dengan hasil pembelajaran di sekolah yang berhubungan dengan Bahasa. Misalnya, nilai di kelas bahasa asing.
Menggabungkan kekuatan statistik yang dicapai oleh kumpulan data yang besar dan integrasi data otak yang kreatif, tim peneliti kemudian dapat mencapai pemahaman baru tentang bagaimana gen yang memengaruhi ritme dan kemampuan berbahasa berperan dalam sirkuit saraf yang mendukung sifat-sifat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan 16 wilayah genom yang tumpang tindih antara ritme dan bahasa, dan lokus-lokus ini menunjukkan bahwa mereka kemungkinan besar menyimpan varian genetik yang diketahui berperan dalam mengatur ekspresi gen di berbagai jenis sel otak.
Menurut Reyna Gordon, PhD, profesor di VUMC dan penulis senior dalam makalah tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan adanya arsitektur genetik dan neurobiologis yang kompleks yang dimiliki oleh ritme musik manusia dan kemampuan untuk mempelajari dan mempertahankan bahasa manusia.
"Kami sangat tertarik dengan temuan varian genetik yang secara bersama-sama terkait dengan ritme dan bahasa yang diperkaya oleh oligodendrosit di otak," kata Gordon.
Oligodendrosit adalah jenis sel otak yang membantu menjaga hubungan spesifik antara area otak dengan membantu sirkuit penghubung agar tetap sehat dan kuat. Analisis yang dilakukan oleh rekan penulis Yasmina Mekki, PhD, rekan pascadoktoral di VUMC, menghasilkan lokus pada kromosom 20 yang umum untuk konektivitas saraf di jaringan bahasa dan ritme.
Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan konektivitas sebagai faktor neurobiologis utama yang dipengaruhi secara bersama-sama oleh basis poligenik (banyak gen) ritme dan variasi antar individu. Otak manusia memiliki keistimewaan dalam hal konektivitas yang kuat antara daerah pendengaran dan motorik.
Koneksi ini merupakan dasar neurobiologis yang dihipotesiskan sebagai dasar bahasa dan musikalitas yang berevolusi bersama, berdasarkan penelitian sebelumnya di bidang ini. Tanda tangan evolusioner potensial tambahan yang disorot oleh hasil penelitian ini termasuk varian bersama (terkait dengan gangguan ritme dan disleksia) yang terjadi pada gen DLAT, yang sebelumnya terlibat dalam gangguan perkembangan saraf yang langka. Secara kolektif, penelitian ini menemukan faktor genom baru yang dimiliki bersama antara ciri-ciri ritme dan bahasa pada manusia dan perannya dalam perkembangan dan fungsi otak manusia.
Hasil penelitian ini sebagaimana dilaporkan neurosciencenews.com, menyumbangkan pengetahuan baru yang menarik bagi pemahaman tentang asal-usul musikalitas dan kemampuan komunikasi manusia. Potensi aplikasi klinis di masa depan dapat mencakup deteksi risiko dan personalisasi perawatan berdasarkan kecenderungan genetik seseorang terhadap gangguan ritme dan gangguan membaca/berbahasa pada masa kanak-kanak. ***

Penulis Indonesiana
7 Pengikut

Mikroplastik Diam-diam Merangsek Tubuh Kita
4 hari lalu
Buku Charlie Kirk Terbit Sebelum Ia Tewas; Kebetulan atau Konspirasi?
Minggu, 14 September 2025 19:16 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler