Gemar berbagi melalui ragam teks fiksi dan nonfiksi.

Demi Mengurai Plastik PET Lebih Efisien, Ilmuwan Mengembangkan Biokatalis Berjenama KUBU-M12

Rabu, 22 Januari 2025 06:17 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Plastik PET
Iklan

Para ilmuwan di Korea Selatan telah mengembangkan metode baru Bernama Kubu-M12, untuk menguraikan salah satu jenis plastik yang paling umum di dunia, demikian dilaporkan BusinessKorea. \xd\xd

***

Tekonologi terobosan yang dikembangkan ilmuwan tersebut, memiliki implikasi besar dalam daur ulang plastik. Polietilena tereftalat, yang lebih dikenal sebagai plastik PET, adalah salah satu jenis plastik yang ada di mana-mana.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polietilena tereftalat (PET) adalah jenis plastik termoplastik yang termasuk dalam keluarga poliester. Material ini banyak digunakan dalam berbagai industri karena sifatnya yang ringan, kuat, dan tahan terhadap kelembapan. PET sering digunakan untuk membuat botol minuman, kemasan makanan, serat tekstil (seperti poliester), dan komponen elektronik. Selain itu, PET memiliki sifat daur ulang yang baik, sehingga sering digunakan kembali untuk menghasilkan produk baru, seperti serat sintetis atau kemasan. Dengan sifat transparan dan ketahanannya terhadap bahan kimia, PET menjadi pilihan utama dalam aplikasi yang membutuhkan kombinasi daya tahan dan estetika.

Plastik jenis itu digunakan dalam barang-barang sehari-hari seperti soda plastik dan botol air, pakaian, sabuk pengaman, dan banyak lagi. Plastik ini biasanya dibuat dari minyak mentah dan menyebabkan kerusakan lingkungan pada setiap tahap produksi dan siklus hidupnya.

Pengolahan sampah plastic tersebut Polietilena tereftalat (PET) adalah jenis plastik termoplastik yang termasuk dalam keluarga poliester. Material ini banyak digunakan dalam berbagai industri karena sifatnya yang ringan, kuat, dan tahan terhadap kelembapan. PET sering digunakan untuk membuat botol minuman, kemasan makanan, serat tekstil (seperti poliester), dan komponen elektronik. Selain itu, PET memiliki sifat daur ulang yang baik, sehingga sering digunakan kembali untuk menghasilkan produk baru, seperti serat sintetis atau kemasan. Dengan sifat transparan dan ketahanannya terhadap bahan kimia, PET menjadi pilihan utama dalam aplikasi yang membutuhkan kombinasi daya tahan dan estetika.

Polietilena tereftalat (PET) sebenarnya termasuk jenis plastik yang relatif mudah didaur ulang dibandingkan dengan beberapa jenis plastik lainnya. Namun, ada beberapa tantangan dalam proses daur ulang PET yang membuatnya tidak selalu optimal, di antaranya:

  1. Kontaminasi. PET harus dipisahkan dari jenis plastik lainnya dan bebas dari bahan yang mencemari, seperti sisa makanan atau cairan. Jika tidak, kualitas material daur ulangnya akan menurun.
  2. Proses Pemisahan. Untuk memastikan hasil daur ulang berkualitas tinggi, PET harus dipisahkan dari penutup atau label yang sering kali terbuat dari jenis plastik lain, seperti polipropilena (PP).
  3. Biaya dan Infrastruktur. Tidak semua daerah memiliki infrastruktur yang cukup untuk mendukung daur ulang PET secara efisien. Hal ini membuat banyak limbah PET akhirnya dibuang atau berakhir di tempat pembuangan sampah.
  4. Penurunan Kualitas (Downcycling). Meskipun PET dapat didaur ulang, biasanya hasil daur ulangnya tidak digunakan kembali untuk produk dengan kualitas yang sama, tetapi untuk produk dengan kualitas lebih rendah, seperti tekstil poliester atau kemasan non-makanan. Proses ini disebut "downcycling."

Namun, dengan teknologi yang terus berkembang, daur ulang PET menjadi lebih efisien. Misalnya, teknologi daur ulang kimia memungkinkan PET dipecah kembali menjadi monomer penyusunnya untuk menghasilkan material dengan kualitas setara plastik baru. Dengan pengelolaan limbah yang lebih baik dan kesadaran masyarakat akan pentingnya daur ulang, tantangan ini dapat semakin diminimalkan.

Untuk mendaur ulang plastik PET secara lebih efisien, para ilmuwan mengembangkan biokatalis (zat yang meningkatkan laju reaksi kimia) yang diberi nama KUBU-M12, yang mampu mengurai plastik dengan cara meniru cara penguraian bahan alami. Mereka melaporkan bahwa KUBU-M12 mampu mencapai kinerja tertinggi yang pernah tercatat untuk biokatalis penguraian plastik.

"Ini adalah teknologi terobosan yang memungkinkan daur ulang permanen bahkan untuk plastik yang terkontaminasi dan tidak dapat didaur ulang," kata salah satu pemimpin penelitian, Profesor Kim Kyung-jin dari Departemen Bioteknologi di Kyungpook National University kepada tcd.com.

 Meskipun sangat penting bagi masyarakat kita untuk beralih dari produk plastik tradisional, dan sebagai gantinya merangkul beberapa dari sekian banyak alternatif yang sekarang ada, masih ada sejumlah besar plastik yang berasal dari minyak yang masih beredar, dan tidak akan hilang begitu saja.

Jadi, masuk akal jika kita membutuhkan cara untuk mendaur ulang plastik ini secara efisien daripada membiarkannya menumpuk di tempat pembuangan sampah, di lingkungan, dan di lautan kita, di mana plastik bertanggung jawab atas kematian sejumlah besar kehidupan laut setiap tahunnya.

Di Amerika Serikat, hanya 5% sampah plastik yang benar-benar didaur ulang, menurut Beyond Plastics - terlepas dari apakah Anda mau repot-repot menyortirnya atau tidak. Meskipun masih membutuhkan kemauan politik untuk mewujudkannya, teknologi daur ulang yang lebih baik dapat mendorong beberapa pemerintah untuk meningkatkan angka tersebut. ***

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler