college student
Bahasa Indonesia: dari Akar Melayu Menuju Bahasa Persatuan
Senin, 28 April 2025 22:22 WIB
Artikel di bawah ini akan membahas kajian menarik tentang sejarah perkembangan bahasa Indonesia yang rupanya berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia: Dari Akar Melayu Menuju Bahasa Persatuan
Pendahuluan
Bahasa Indonesia adalah salah satu faktor utama yang mempererat persatuan bangsa Indonesia yang majemuk. Berasal dari bahasa Melayu, bahasa ini melewati perjalanan panjang penuh dinamika politik, budaya, dan sosial. Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai simbol identitas nasional. Melalui sejarahnya, kita dapat melihat bagaimana bahasa ini dibangun, dikembangkan, dan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Artikel ini akan mengulas sejarah asal usul bahasa Indonesia, bagaimana ia berkembang menjadi bahasa nasional, alasan mengapa bahasa Melayu dipilih sebagai basis, serta perbedaan bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu saat ini.
Pembahasan
Sejarah Bahasa Indonesia
Akar bahasa Indonesia dapat ditelusuri ke bahasa Melayu Kuno yang telah digunakan di wilayah Nusantara sejak abad ke-7 Masehi. Bukti sejarah yang menunjukkan eksistensi bahasa ini adalah Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang. Dalam prasasti tersebut, bahasa Melayu digunakan untuk mencatat peristiwa penting, menandakan penggunaannya dalam administrasi kerajaan.
Bahasa Melayu Kuno dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta, baik dalam kosakata maupun struktur kalimatnya, sebagai akibat dari hubungan dagang dan penyebaran agama Hindu-Buddha pada masa itu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu menjadi lingua franca di kawasan Asia Tenggara, terutama dalam perdagangan dan diplomasi. Kemudahan struktur bahasa Melayu yang sederhana memungkinkan penyebaran yang luas di antara masyarakat yang berlatar belakang etnis dan budaya berbeda.
Pada abad ke-13 hingga ke-16, seiring masuknya Islam, bahasa Melayu berkembang lebih luas lagi melalui jalur perdagangan. Bahasa ini menjadi bahasa pengantar dalam penyebaran agama Islam di seluruh Nusantara, mengukuhkan posisinya sebagai bahasa umum yang mudah diakses oleh berbagai kelompok masyarakat.
Perkembangan Menjadi Bahasa Indonesia
Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Belanda diupayakan sebagai bahasa resmi pemerintahan dan pendidikan. Namun, penggunaan bahasa Belanda terbatas pada kalangan elite dan orang-orang yang mendapat pendidikan Barat. Sebaliknya, bahasa Melayu tetap digunakan oleh mayoritas rakyat sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, termasuk di bidang perdagangan, keagamaan, dan media cetak
Pada awal abad ke-20, kesadaran nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia mulai tumbuh. Para tokoh pergerakan nasional seperti Mohammad Yamin, Sukarno, dan Haji Agus Salim menyadari pentingnya bahasa sebagai alat pemersatu bangsa yang terdiri atas berbagai suku, bahasa, dan budaya. Akhirnya, pada 28 Oktober 1928, melalui Kongres Pemuda II, Sumpah Pemuda dikumandangkan. Salah satu isinya menyatakan tekad menjunjung bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia
Sejak saat itu, bahasa Indonesia terus berkembang. Setelah kemerdekaan tahun 1945, upaya pembakuan dan pengembangan bahasa Indonesia semakin diperkuat. Lembaga-lembaga seperti Pusat Bahasa didirikan untuk mengembangkan kosakata, menyusun tata bahasa baku, dan memperkaya istilah-istilah baru, terutama dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, dan administrasi
Alasan Bahasa Melayu Rendah Diadopsi Menjadi Bahasa Indonesia
Pemilihan bahasa Melayu sebagai dasar bahasa Indonesia bukanlah keputusan sembarangan. Ada beberapa alasan kuat yang melatarbelakangi keputusan tersebut:
- Sifat Sederhana dan Mudah Dipelajari
Bahasa Melayu memiliki struktur yang relatif sederhana dibandingkan bahasa daerah lain. Tidak ada perubahan bentuk kata kerja berdasarkan subjek atau waktu, sebagaimana ditemukan dalam bahasa Inggris atau Belanda, sehingga bahasa ini mudah dipelajari oleh berbagai kalangan masyarakat.
- Status Sosial Netral
Bahasa Melayu bukan milik satu kelompok etnis dominan di Indonesia. Hal ini berbeda dengan bahasa Jawa, yang walaupun digunakan oleh jumlah penduduk yang besar, mengandung stratifikasi sosial dalam penggunaannya (krama, madya, ngoko), yang dapat memunculkan perbedaan kelas sosial. Bahasa Melayu lebih egaliter dan netral (Siregar, 2016).
- Lingua Franca yang Sudah Meluas
Bahasa Melayu telah lama menjadi bahasa perdagangan, agama, dan diplomasi di Nusantara. Penyebaran bahasa ini membuat masyarakat dari berbagai daerah sudah mengenalnya, sehingga menjadikan adopsinya sebagai bahasa nasional lebih mudah diterima.
- Pengaruh Politik Nasionalisme
Para pemimpin pergerakan nasional ingin mencari bahasa yang bisa menjadi simbol persatuan dan tidak menimbulkan kecemburuan antarsuku. Bahasa Melayu dianggap memenuhi kriteria tersebut dan kemudian diberi nama baru: bahasa Indonesia.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, bahasa Melayu diadopsi secara resmi sebagai bahasa Indonesia, dan identitasnya diperkuat sebagai bagian dari simbol nasionalisme.
Perbedaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu
Meskipun bahasa Indonesia dan bahasa Melayu berasal dari akar yang sama, perkembangan di masing-masing negara membuat keduanya memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik dari segi kosakata, penyebutan, maupun gaya bahasa.
Berikut beberapa contoh perbedaan:
Misalnya, dalam bahasa Indonesia kita menggunakan istilah "mahasiswa" untuk menyebut pelajar perguruan tinggi, sedangkan dalam bahasa Melayu Malaysia cukup disebut "pelajar universiti". Selain itu, di Indonesia kata "kantor" digunakan untuk "office", sementara di Malaysia disebut "pejabat".
Perbedaan ini semakin terasa dalam praktik komunikasi sehari-hari, meskipun dalam beberapa konteks formal, bahasa Indonesia dan Melayu masih dapat saling dipahami.
Kesimpulan
Perjalanan bahasa Indonesia dari akar bahasa Melayu hingga menjadi simbol persatuan nasional menunjukkan pentingnya bahasa dalam membangun identitas bangsa. Pilihan untuk mengadopsi bahasa Melayu sebagai dasar bahasa nasional dilakukan dengan pertimbangan sosiolinguistik dan politik yang matang. Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia terus mengalami modernisasi dan adaptasi, tetap menjaga perannya sebagai alat pemersatu lebih dari 270 juta rakyat Indonesia. Meskipun memiliki hubungan historis yang erat dengan bahasa Melayu, bahasa Indonesia kini telah berkembang menjadi entitas yang khas, mencerminkan dinamika budaya dan sejarah bangsa Indonesia.
Daftar Pustaka
Alwi, H. (1998). Perkembangan Bahasa Indonesia. Bahasa dan Sastra.
Kridalaksana, H. (1991). Pembakuan Bahasa Indonesia. Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia.
Moeliono, A. M. (1988). Bahasa Indonesia dalam Perkembangan. Jakarta: Gramedia.
Siregar, B. (2016). Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia. Jurnal Humaniora, Universitas Diponegoro.
Sugono, D. (2009). Bahasa Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Pusat Bahasa.
Yamin, M. (1956). Bahasa Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Penulis Pemula
0 Pengikut

Pondasi Tulisan Hebat Dimulai dari Satu Paragraf yang Tepat
Minggu, 22 Juni 2025 18:14 WIB
Pondasi Tulisan Hebat Dimulai dari Satu Paragraf yang Tepat
Minggu, 22 Juni 2025 18:08 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler