Penggunaan Tanda Hubung dan Tanda Pisah dalam Bahasa Indonesia

Minggu, 4 Mei 2025 06:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi orang menulis di buku
Iklan

Pembaca akan mendapatkan mengetahui tentang penggunaan tanda hubung dan tanda pisah

 

Penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan kejelasan dan ketepatan makna dalam komunikasi tertulis. Di antara berbagai tanda baca yang digunakan, tanda hubung (-) dan tanda pisah (—) sering kali menimbulkan kebingungan karena bentuknya yang mirip namun memiliki fungsi yang berbeda.

Banyak penulis, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman, masih sering tertukar dalam menggunakan kedua tanda baca ini. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai penggunaan tanda hubung dan tanda pisah dalam bahasa Indonesia, termasuk perbedaan bentuk, fungsi, dan penerapannya dalam berbagai konteks penulisan.

Pemahaman yang baik tentang penggunaan kedua tanda baca ini akan membantu penulis untuk menghasilkan tulisan yang lebih profesional, tepat, dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 

Tanda Hubung (-)

Tanda hubung merupakan salah satu tanda baca yang paling sering digunakan dalam bahasa Indonesia. Tanda ini berbentuk garis pendek horizontal (-) yang ditulis tanpa spasi sebelum dan sesudahnya. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari tanda hubung:

  1. Menyambung Unsur Kata Ulang

Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang, seperti:

  • anak-anak
  • rumah-rumah
  • bolak-balik
  • sayur-mayur
  • pura-pura
  1. Menyambung Bagian-Bagian Tanggal

Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal, seperti:

  • 17-8-1945
  • 23-9-2023
  1. Merangkai Kata dengan Se- dan Ke-

Tanda hubung digunakan untuk merangkai se- dan ke- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, seperti:

  • se-Indonesia
  • ke-Jakarta
  1. Merangkai Kata dengan -an

Tanda hubung digunakan untuk merangkai kata dengan -an yang dimulai dengan huruf kapital, seperti:

  • Jakarta-an
  • Medan-an
  1. Merangkai Unsur Bahasa Indonesia dengan Unsur Bahasa Asing

Contoh:

  • di-download
  • di-update
  1. Memperjelas Bagian-Bagian Kata Majemuk

Tanda hubung dapat digunakan untuk memperjelas bagian-bagian kata atau ungkapan, seperti:

  • anak-istri
  • ibu-bapak
  • siang-malam
  1. Menyambung Awalan dengan Kata Dasar yang Berawal dengan Huruf Kapital

Contoh:

  • non-Indonesia
  • anti-Belanda

 

Tanda Pisah (—)

Tanda pisah berbentuk garis mendatar yang lebih panjang daripada tanda hubung. Dalam penulisan digital, tanda pisah sering kali direpresentasikan dengan simbol em dash (—). Berikut adalah fungsi utama dari tanda pisah:

  1. Membatasi Penyisipan Kata atau Kalimat yang Memberi Penjelasan di Luar Bangun Utama Kalimat

Contoh:

  • Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh seluruh rakyat.
  • Keberhasilan itu—bila dapat dikatakan demikian—diraih dengan kerja keras.
  1. Menggantikan Kata "sampai dengan" atau "sampai ke"

Contoh:

  • Tahun 2022—2025
  • Jakarta—Bandung—Surabaya
  1. Menegaskan Adanya Aposisi atau Keterangan yang Lain

Contoh:

  • Pak Ahmad—kepala sekolah kami—akan pensiun bulan depan.
  • Semua siswa—termasuk yang tidak hadir—akan mendapat tugas tambahan.
  1. Menandai Peralihan Pikiran atau Pembicaraan yang Tiba-Tiba

Contoh:

  • Dia berjanji akan datang—tunggu, bukankah itu mobilnya?
  • Saya sudah menjelaskan semuanya dengan baik—ah, percuma saja berbicara denganmu!

 

Perbedaan Utama antara Tanda Hubung dan Tanda Pisah

Untuk memudahkan pemahaman, berikut adalah beberapa perbedaan utama antara tanda hubung dan tanda pisah:

1. Bentuk

  • Tanda hubung (-): garis pendek horizontal
  • Tanda pisah (—): garis mendatar yang lebih panjang

2. Spasi

  • Tanda hubung: tidak menggunakan spasi sebelum dan sesudahnya
  • Tanda pisah: biasanya menggunakan spasi sebelum dan sesudahnya, kecuali untuk menggantikan kata "sampai dengan"

3. Fungsi

  • Tanda hubung: menyambung unsur-unsur kata
  • Tanda pisah: membatasi penyisipan kalimat atau kata, menggantikan kata "sampai dengan", atau menandai peralihan pikiran

 

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Tanda Hubung dan Tanda Pisah

Beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam penggunaan tanda hubung dan tanda pisah antara lain:

1. Menggunakan tanda hubung untuk fungsi tanda pisah, seperti:

  • Salah: Dia berjanji akan datang-tunggu, bukankah itu mobilnya?
  • Benar: Dia berjanji akan datang—tunggu, bukankah itu mobilnya?

2. Menggunakan tanda hubung dengan spasi:

  • Salah: anak - anak
  • Benar: anak-anak

3. Menggunakan tanda pisah tanpa spasi untuk penyisipan kalimat:

  • Salah: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh seluruh rakyat.
  • Benar: Kemerdekaan bangsa itu — saya yakin akan tercapai — diperjuangkan oleh seluruh rakyat.

4. Menggantikan tanda pisah dengan dua tanda hubung:

  • Salah: Jakarta--Bandung
  • Benar: Jakarta—Bandung

 

Penggunaan dalam Era Digital

Dalam era digital, terutama dengan penggunaan berbagai perangkat lunak pengetikan, terdapat beberapa tantangan dalam penggunaan tanda pisah. Contoh sebagai berikut:

  • Pada Microsoft Word, tanda pisah dapat diketik dengan menekan tombol Ctrl + Alt + - (pada keyboard numerik) atau dengan mengetikkan dua tanda hubung (--) yang akan otomatis dikonversi menjadi tanda pisah.
  • Pada HTML, tanda pisah dapat direpresentasikan dengan kode —.
  • Pada pengetikan umum, jika tidak tersedia tanda pisah, dua tanda hubung (--) sering digunakan sebagai alternatif.

 

Kesimpulan

Tanda hubung dan tanda pisah memiliki bentuk yang mirip namun fungsi yang berbeda dalam bahasa Indonesia. Tanda hubung digunakan terutama untuk menyambung unsur-unsur kata, sedangkan tanda pisah lebih banyak digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat, menggantikan kata "sampai dengan", atau menandai peralihan pikiran. Pemahaman yang baik tentang penggunaan kedua tanda baca ini akan membantu penulis untuk menghasilkan tulisan yang lebih profesional dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penting untuk selalu memperhatikan konteks penggunaan dan mengikuti pedoman yang telah ditetapkan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Dalam era digital, meskipun terdapat beberapa tantangan teknis dalam penggunaan tanda pisah, berbagai solusi dan alternatif telah tersedia untuk membantu penulis dalam menerapkan penggunaan tanda baca yang tepat.

 

Daftar Pustaka

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2022). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Chaer, A. (2023). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2022). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kelima. Balai Pustaka.

Farid, M. (2024). Penggunaan Tanda Baca dalam Penulisan Ilmiah. Jurnal Linguistik Indonesia, 12(2), 78-92.

Hidayat, R. (2023). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Gramedia Pustaka Utama.

Kemendikbud. (2024). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Balai Pustaka.

Maryanto. (2023). Ejaan yang Disempurnakan: Pedoman Lengkap. Andi Offset.

Putrayasa, I. B. (2025). Ragam Bahasa Indonesia: Tinjauan Sintaksis dan Semantik. Refika Aditama.

Sugono, D. (2024). Berbahasa Indonesia dengan Benar. Gramedia Pustaka Utama.

Waridah, E. (2023). EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Kawan Pustaka.

 

Siti Aliyah, Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah AR Fachruddin

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Siti Aliyah

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler