Mahasiswa
Kata Kecil yang Sering Disalahgunakan
Jumat, 9 Mei 2025 20:39 WIB
Kupas tuntas kesalahan umum penulisan di, ke, dari, serta yang, dan, tetapi agar tulisan lebih rapi dan sesuai kaidah.
Pendahuluan
Bahasa Indonesia memiliki berbagai aturan penulisan yang harus dipatuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pembaca. Salah satu aturan penting dalam bahasa Indonesia adalah tentang penulisan kata depan dan kata sambung. Meskipun terlihat sepele, kesalahan dalam penulisan kata depan seperti di, ke, dan dari, atau kata sambung seperti yang, dan, serta tetapi, masih sering ditemui dalam berbagai tulisan, mulai dari tugas akademik hingga unggahan media sosial.
Ketidaktepatan dalam menulis kata depan dan kata sambung bisa berakibat pada perubahan makna dan membuat pembaca salah menafsirkan maksud penulis. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas beberapa kata depan dan kata sambung yang paling sering disalahgunakan, disertai penjelasan dan contoh konkret, agar masyarakat lebih memahami pentingnya ketepatan berbahasa.
Penulisan Kata Depan yang Tepat
Kata depan dalam bahasa Indonesia berfungsi untuk menghubungkan kata benda atau frasa benda dengan bagian kalimat lainnya. Kata depan seperti di, ke, dan dari sering disalahgunakan, terutama dalam penulisannya yang kerap disambung tanpa memperhatikan fungsinya.
1. Kata Depan “di”
Kata di ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya apabila berfungsi sebagai kata depan yang menyatakan tempat atau arah.
Contoh benar:
- Buku itu ada di meja.
- Kami bermain di lapangan.
Kesalahan yang sering terjadi:
- Buku itu ada dimeja. (salah)
Namun, di ditulis sambung jika berfungsi sebagai awalan dalam kata kerja.
Contoh benar:
- Rumah itu dibersihkan setiap hari.
- Jalanan diperbaiki setelah banjir.
Kesalahan yang umum:
- Rumah itu di bersihkan. (salah)
2. Kata Depan “ke” dan “dari”
Sama seperti di, kata depan ke dan dari juga harus ditulis terpisah jika menunjukkan arah atau tempat.
Contoh benar:
- Saya pergi ke sekolah.
- Mereka datang dari Jakarta.
Sedangkan bila ke menjadi bagian dari kata kerja seperti ketinggalan atau ketahuan, maka harus ditulis sambung.
Contoh benar:
- Dia ketahuan berbohong.
- Aku hampir ketinggalan pesawat.
Kesalahan umum:
- Dia ke tahuan. (salah)
Penulisan Kata Sambung yang Sering Salah
Kata sambung digunakan untuk menghubungkan dua klausa, kalimat, atau paragraf agar makna yang disampaikan lebih jelas dan koheren. Beberapa kata sambung yang sering disalahgunakan atau penempatannya kurang tepat antara lain yang, dan, dan tetapi.
1. Kata Sambung “yang”
Kata yang berfungsi menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat atau memberi penjelasan tentang kata sebelumnya. Kesalahan yang sering terjadi adalah menulis kalimat tanpa memperhatikan kejelasan subjek akibat penempatan yang yang tidak tepat.
Contoh benar:
- Siswa yang rajin belajar pasti berhasil.
Contoh salah:
- Siswa rajin belajar pasti berhasil. (tanpa kata yang, maknanya kabur)
2. Kata Sambung “dan”
Kata dan berfungsi menggabungkan dua unsur yang setara. Kesalahan umum terjadi saat kata dan dipakai di awal kalimat, padahal dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaiknya dan digunakan di tengah kalimat.
Contoh benar:
- Ayah membeli apel dan jeruk.
3. Kata Sambung “tetapi”
Kata tetapi digunakan untuk menyatakan pertentangan atau hal yang berbeda dari pernyataan sebelumnya. Kesalahan yang sering terjadi adalah menggunakan tetapi di awal kalimat baru tanpa menyambungkannya dengan kalimat sebelumnya.
Contoh benar:
- Saya ingin pergi ke pantai, tetapi cuaca sedang hujan.
Contoh yang kurang tepat:
- Saya ingin pergi ke pantai. Tetapi cuaca sedang hujan.
Dalam tulisan akademik atau formal, penggunaan tetapi lebih baik disambungkan dengan kalimat sebelumnya menggunakan koma.
Mengapa Harus Tepat?
Meskipun kata depan dan kata sambung tergolong kata-kata kecil, kesalahan dalam penggunaannya dapat mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan. Di media sosial, kesalahan ini sering dianggap sepele. Misalnya, penulisan dirumah alih-alih di rumah bisa membuat makna kalimat menjadi rancu, atau setidaknya menunjukkan kurangnya ketelitian penulis.
Dalam konteks akademik, kesalahan semacam ini bisa berdampak pada penilaian tulisan. Selain itu, tulisan yang tidak sesuai kaidah bahasa juga menunjukkan ketidaksungguhan penulis dalam menyampaikan gagasan.
Kesimpulan
Penulisan kata depan seperti di, ke, dan dari serta kata sambung seperti yang, dan, dan tetapi harus memperhatikan fungsi dan posisinya dalam kalimat. Meskipun terlihat sederhana, kesalahan dalam penulisannya dapat mengubah makna dan membuat pesan sulit dipahami.
Oleh karena itu, penting bagi kita semua, baik pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat umum, untuk memahami dan menerapkan aturan penulisan yang benar. Dengan begitu, tulisan yang dihasilkan menjadi lebih jelas, efektif, dan mencerminkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik.
Daftar Pustaka
- Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
- Chaer, A. (2012). Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
- Kridalaksana, H. (2008). Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
- Moeliono, A.M. (1998). Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
- Alwi, H., et al. (2014). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut

Kata Kecil yang Sering Disalahgunakan
Jumat, 9 Mei 2025 20:39 WIB
Peran Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Modern
Jumat, 9 Mei 2025 07:41 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler