saya seorang tenaga pengajar di SMP Negeri 22 Bandar Lampung. saat ini menjadi Ketua MGMP PAI Kota Bandar Lampung, Pengurus APKS PGRI Propinsi Lampung. Pengurus Forum Guru Motivator Perduli Literasi (FGMP;) Lampung. \xd\xd Guru Penggerak angkatan 7 dan Pengajar Praktik angkatan 11 kota bandar Lampung. \xd\xd Fasilitator Pembelajaran mendalam. \xd\xd \xd\xd saya aktif menulis di berbagai media elektronik daerah/nasional

Growth Mindset vs Fixed Mindset dan Potensi Manusia

Selasa, 24 Juni 2025 13:52 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Perkembangan Pembelajaran Online di Negara-negara ASEAN
Iklan

Growth mindset dan fixed mindset adalah dua lensa yang berbeda dalam memandang potensi manusia.

Oleh: Herimirhan 

Dalam dunia pendidikan dan pengembangan diri, terdapat dua cara pandang utama yang membentuk bagaimana seseorang merespons tantangan dan kegagalan: growth mindset dan fixed mindset. Istilah ini diperkenalkan oleh psikolog Carol Dweck, yang meneliti bagaimana pola pikir memengaruhi motivasi, pencapaian, dan ketekunan seseorang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di satu sisi, growth mindset percaya bahwa kecerdasan dan kemampuan dapat dikembangkan; di sisi lain, fixed mindset menganggap bahwa kemampuan adalah bawaan dan tidak bisa diubah. Dua jalan ini menciptakan dua cermin yang berbeda dan setiap individu memiliki satu pilihan: bertumbuh atau tetap diam.

Seseorang dengan growth mindset melihat kegagalan bukan sebagai akhir, tetapi sebagai bagian dari proses belajar. Mereka tidak takut salah, karena kesalahan dianggap sebagai guru terbaik. Bagi mereka, usaha dan ketekunan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan. Mereka percaya bahwa kemampuan bisa berkembang dengan latihan, bimbingan, dan pengalaman.

Sebagai contoh, seorang siswa yang gagal dalam ujian matematika namun memiliki growth mindset akan berkata, “Saya belum bisa sekarang, tapi saya akan terus belajar sampai bisa.” Ia akan mencari cara lain, berdiskusi dengan teman, bertanya pada guru, dan mencoba ulang.

Sebaliknya, individu dengan fixed mindset cenderung menghindari tantangan. Ketika gagal, mereka merasa malu dan takut dicap “tidak pintar.” Mereka percaya bahwa kecerdasan adalah sesuatu yang sudah ditentukan sejak lahir dan tidak dapat diubah secara signifikan. Pernyataan seperti “Saya memang bodoh dalam matematika sejak kecil” mencerminkan pandangan fixed mindset.

Sikap ini membatasi potensi seseorang. Ketakutan akan kegagalan membuat mereka enggan mencoba hal baru. Fixed mindset juga membuat individu cenderung iri terhadap keberhasilan orang lain, alih-alih termotivasi untuk belajar darinya.

Dalam dunia pendidikan, pola pikir ini sangat krusial. Guru yang menerapkan growth mindset tidak hanya menilai hasil akhir, tetapi menghargai proses belajar. Mereka memberikan umpan balik yang membangun, mendorong murid untuk mencoba, dan tidak menjadikan nilai sebagai satu-satunya ukuran keberhasilan. Di sisi lain, sistem pendidikan yang hanya menekankan pada prestasi tanpa memperhatikan proses belajar justru memupuk fixed mindset.

Dengan growth mindset, siswa percaya bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang tetap. Mereka menjadi lebih percaya diri, pantang menyerah, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Hal ini juga berdampak pada kesehatan mental karena mereka lebih siap menghadapi kegagalan tanpa merasa kehilangan harga diri.

Tidak hanya di dunia sekolah, pola pikir ini menentukan bagaimana seseorang menjalani hidup. Di dunia kerja, orang dengan growth mindset akan terus belajar dan berkembang, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Mereka melihat kritik sebagai bahan evaluasi, bukan serangan personal. Sebaliknya, fixed mindset akan merasa terancam oleh perubahan, merasa cepat puas, dan takut mengambil risiko.

Begitu juga dalam relasi sosial. Mereka yang terbuka untuk belajar dari pengalaman, termasuk dari konflik atau kesalahan, cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat dan konstruktif.

Pada akhirnya, Growth mindset dan fixed mindset adalah dua lensa yang berbeda dalam memandang potensi manusia. Growth mindset menumbuhkan semangat belajar, keberanian mencoba, dan ketangguhan menghadapi tantangan. Fixed mindset justru menjadi penjara psikologis yang membatasi pertumbuhan diri. Oleh karena itu, jika dua jalan terbentang di depan kita, maka satu pilihan terbaik adalah memilih untuk bertumbuh.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler