Tanggung-jawab Seorang Komunikator

Senin, 7 Juli 2025 15:22 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Seminar Nasional Tanggap Bencana di UKI 27/02/2020
Iklan

Komunikasi publik butuh etika, komunikator wajib jujur, bertanggung jawab, dan menjaga kepercayaan khalayak

***

Setiap hari kita menyaksikan orang berbicara di depan umum: dari pidato tokoh politik, ceramah di kampus, sampai konten edukatif di media sosial. Namun, pernahkah kita bertanya: apakah semua itu disampaikan dengan etika? Inilah pentingnya memahami etika normatif dalam komunikasi publik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Komunikasi Publik: Bukan Sekadar Bicara

Komunikasi publik adalah penyampaian pesan kepada banyak orang, baik secara langsung di hadapan umum maupun melalui media seperti TV, radio, dan internet. Sifatnya impersonal dan terstruktur. Artinya, komunikator tidak selalu mengenal siapa yang ia ajak bicara, dan pesan yang disampaikan sudah dirancang sebelumnya.

Karena jangkauannya luas, komunikasi publik tidak bisa dilakukan sembarangan. Salah ucap sedikit, dampaknya bisa besar. Maka, dibutuhkan etika normatif sebagai pedoman moral dalam menyampaikan pesan.

Apa Itu Etika Normatif?

Etika normatif adalah cabang etika yang membahas apa yang seharusnya dilakukan. Ini bukan hanya soal menggambarkan perilaku, tapi menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah. Dalam konteks komunikasi publik, etika normatif mengingatkan kita untuk:

1. Menyampaikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan
2. Bertanggung jawab atas efek dari pesan,
3. Menghormati hak dan martabat audiens,
4. Tidak menyalahgunakan kekuatan sebagai komunikator.

Mengapa Ini Penting?

Dalam komunikasi publik, tidak semua orang bisa langsung memberi respons. Feedback terbatas. Oleh karena itu, tanggung jawab terbesar ada di tangan komunikator. Jika pesan yang disampaikan mengandung kebohongan atau manipulasi, maka audiens tidak punya cara langsung untuk mengoreksi.

Bayangkan seorang tokoh menyebarkan informasi yang tidak akurat di tengah masyarakat. Akibatnya bisa fatal: kebingungan, perpecahan, bahkan konflik sosial. Di sinilah etika normatif menjadi penting: ia menjadi pagar moral agar komunikasi publik tidak hanya efektif, tapi juga adil dan bertanggung jawab.

Komunikasi yang Etis = Komunikasi yang Efektif

Komunikasi publik yang baik bukan hanya soal suara lantang dan kata-kata meyakinkan. Tapi juga soal kejujuran, integritas, dan empati. Komunikator yang etis akan:

1. Mengenali audiensnya: usia, latar belakang, nilai yang mereka anut
2. Merancang pesan dengan bijak dan tepat sasaran,
3. Membangun argumen yang logis dan tidak menyesatkan,
4. Siap menerima kritik dan terbuka terhadap pandangan lain.

Dengan begitu, komunikasi yang dilakukan akan lebih diterima, dihargai, bahkan mampu mengubah cara pandang seseorang secara positif.

Komunikasi Publik adalah Amanah

Pada akhirnya, menjadi komunikator publik berarti memikul tanggung jawab besar. Kata-kata kita bisa membangun atau menghancurkan. Maka, memegang teguh etika normatif bukan sekadar pilihan melainkan kewajiban moral. Komunikasi yang jujur, bertanggung jawab, dan berlandaskan nilai-nilai kebaikan akan membawa dampak positif, tidak hanya untuk audiens, tapi juga untuk pembicara itu sendiri.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Mellody Audya Yustisya

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Tanggung-jawab Seorang Komunikator

Senin, 7 Juli 2025 15:22 WIB
img-content

Agar Hidup Rukun di Negeri Seribu Budaya

Rabu, 2 Juli 2025 10:02 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler