Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.
Bersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan
Rabu, 16 Juli 2025 07:37 WIB
Bersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan, bukan sekadar ungkapan puitis. Ia adalah janji langsung dari langit.
Setiap manusia pasti pernah sampai di titik paling lemah. Titik di mana rasanya semua pintu tertutup, semua harapan memudar, dan satu-satunya suara yang terdengar hanya bisikan ingin menyerah. Tetapi justru di titik inilah kita diuji: apakah kita akan menyerah pada kesulitan, atau tetap bertahan sampai fajar datang membawa kemudahan?
Kita sering salah menafsirkan penderitaan sebagai hukuman. Padahal bisa jadi, itu adalah cara Allah memeluk kita lebih erat. Karena terkadang, hanya lewat luka kita benar-benar belajar makna hidup. Dan hanya lewat air mata, kita belajar arti kekuatan yang sesungguhnya.
Judul ini: Bersama Kesulitan Selalu Ada Kemudahan, bukan sekadar ungkapan puitis. Ia adalah janji langsung dari langit. Allah tidak pernah berkata “setelah” kesulitan ada kemudahan. Tetapi “bersama.” Artinya, saat kamu menangis, ada rahmat yang turun. Saat kamu jatuh, ada tangan tidak terlihat yang sedang menopangmu diam-diam.
Hidup memang tidak pernah berjanji untuk selalu lunak. Tetapi Allah berjanji bahwa kesulitan itu tidak datang sendirian. Ia membawa serta kemudahan, sekalipun kamu belum bisa melihatnya sekarang. Maka jangan putus harapan, karena setiap detik yang kamu lewati dengan sabar sedang membuka pintu-pintu pertolongan yang tidak kamu duga.
Banyak orang tidak kalah karena masalahnya terlalu besar, tetapi karena mereka terlalu cepat menyerah. Mereka lupa bahwa badai paling hebat pun tidak pernah abadi. Mereka tidak sabar menunggu mentari, padahal mentari hanya satu tikungan lagi. Maka bersabarlah. Dan percaya: kemudahanmu sedang dalam perjalanan.
Jangan salah, bertahan itu juga bentuk kemenangan. Kadang kamu tidak bisa lari, tidak bisa menyerang, tetapi kamu bisa bertahan. Dan bertahan, dalam dunia yang penuh tekanan ini, adalah bentuk keberanian yang luar biasa. Jangan remehkan mereka yang diam, yang hanya bisa menangis di sepertiga malam. Bisa jadi, merekalah yang paling kuat di antara kita.
Jangan tunggu dunia menjadi adil untuk kamu mulai kuat. Karena kekuatan bukan diturunkan dari kenyamanan, tetapi tumbuh dari ketegangan. Dari luka yang kamu rawat, dari doa yang kamu ulang, dan dari kesabaran yang kamu peluk walau hidup tidak memberi penjelasan.
Kita hidup dalam zaman yang serba cepat, tetapi tidak semua proses bisa dipercepat. Tidak semua kesulitan bisa di-skip seperti iklan di YouTube. Ada luka yang memang harus kita alami, karena hanya melalui luka itu, kita dibentuk menjadi manusia seutuhnya, bukan manusia instan yang rapuh di tiupan angin badai.
Ayat-ayat seperti QS Al-Baqarah: 286 dan QS Al-Insyirah: 5–6 bukan hanya hafalan untuk anak sekolah. Itu adalah tali yang bisa kamu pegang ketika seluruh dunia melepaskanmu. Itu adalah pelukan Allah dalam bentuk kalimat. Itu adalah janji yang tidak pernah ingkar.
Saat kamu berada dalam kegelapan, jangan langsung mencari jalan keluar. Duduklah sejenak. Tenanglah. Mungkin Allah tidak ingin kamu buru-buru keluar, tetapi ingin kamu belajar bahwa kamu bisa bercahaya bahkan saat semuanya gelap. Dan ketika kamu mulai bersinar, kemudahan akan menemukanmu.
Kalimat “Tidak ada cara lain kecuali harus kuat” bukan hanya mantra motivasi. Itu adalah jalan hidup. Jalan para pejuang, jalan para nabi, jalan siapa saja yang tidak menyerah meski dunia terus mengguncang. Jika kamu bisa mengulang kalimat itu setiap pagi, kamu sedang menanam kekuatan spiritual yang sangat dalam.
Kesulitan tidak akan pernah gagal mendidikmu, asal kamu tidak pernah menyerah di tengah pelajaran. Bahkan saat kamu merasa sudah gagal total, itu belum final. Karena seringkali, halaman terbaik dalam hidup justru ditulis setelah kamu merasa semua sudah selesai.
Hidup bukan tentang siapa yang paling kaya, paling populer, atau paling cepat. Tetapi tentang siapa yang paling teguh, paling sabar, paling kuat saat tidak ada yang mendukung. Allah mencintai orang-orang seperti itu. Bukan karena mereka sempurna, tetapi karena mereka tidak pernah berhenti.
Jangan mati sebelum kamu tahu seberapa kuat dirimu sebenarnya. Kalimat ini bukan ancaman, tetapi tantangan. Tantangan untuk terus menggali potensi yang selama ini kamu kubur di bawah rasa takut, malas, dan minder. Kuat itu bukan bakat, tetapi keputusan. Dan kamu bisa memutuskannya sekarang juga.
Bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Itu janji Allah, bukan motivator. Maka peluk kesulitanmu. Dengarkan ia. Belajarlah darinya. Karena bisa jadi, kesulitan yang kamu benci hari ini adalah pintu kemudahan besar yang selama ini kamu doakan. Dan ketika kemudahan itu tiba, kamu akan sangat bersyukur karena dulu… kamu tidak pernah menyerah.

Pemerhati Aspal Buton
6 Pengikut

Ketika Kita Rela Memberikan Segalanya
1 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler