Penulis, aktivis, sociopreneur.\xd\xd\xd Menyuarakan nalar kritis dan semangat mandiri dari pesantren ke publik digital #LuffyNeptuno

Beramai-ramai Menyusuri Sudut Desa Gedangan dalam Lomba Kebersihan 2025

Jumat, 15 Agustus 2025 14:00 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Catatan Pribadi Penilaian Lomba Kebersihan Desa Gedangan \x2013 14 Agustus 2025
Iklan

Penilaian lomba kebersihan membawa rombongan melintasi delapan dusun, menyaksikan semangat warga yang berpadu dengan keindahan lingkungan.

Catatan Pribadi Penilaian Lomba Kebersihan Desa Gedangan 13 14 Agustus 2025

Catatan Pribadi Penilaian Lomba Kebersihan Desa Gedangan – 14 Agustus 2025

 

Pagi itu Desa Gedangan tampak bersiap menyambut rombongan penilaian lomba kebersihan. Balai Desa menjadi titik kumpul seluruh juri, panitia, anggota Karang Taruna, serta mahasiswa KKN UMM. Sebagian besar mengendarai motor, membentuk iring-iringan panjang yang rapi. Di depan barisan, sebuah mobil khusus soundsystem memutar musik dan informasi singkat, mengabarkan ke warga bahwa penilaian sedang berlangsung. Satu mobil lain berisi aparat desa berada di tengah barisan, memastikan setiap tahapan berjalan sesuai rencana.

 

Desa Gedangan terdiri dari delapan dusun yakni :

 

Dusun Sumber Perkul (RW 13–14, RT 01–10)

Dusun Gunung Sari (RW 15–16, RT 01–06)

Dusun Sumber Nanas (RW 17–18, RT 01–08)

Dusun Gedangan Kulon (RW 11–12, RT 01–07)

Dusun Krajan Kidul (RW 01–02, RT 01–10)

Dusun Krajan Lor (RW 03–04, RT 01–08)

Dusun Sumbergesing Wetan (RW 05–07, RT 01–10)

Dusun Sumbergesing Kulon (RW 08–10, RT 01–10)

 

 

Rute penilaian hari itu dimulai dari Dusun Sumber Nanas. Begitu memasuki wilayah ini, suasana teduh terasa, kami disapa dengan penuh keceriaan oleh anak-anak Siaga & Penggalang SD berhasduk merah putih yang baru pulang dari sekolah memperingati Hari Pramuka ke-64. Namun suasana ceria tersebut hanya berhenti disitu, kami dikejutkan dengan kondisi jalan yang cukup memprihatinkan. Banyak ruas mengalami kerusakan parah, bahkan di beberapa titik, bekas aspal jalan sudah hilang sepenuhnya sehingga tampak seperti belum pernah tersentuh hitamnya aspal sama sekali.

Meski infrastruktur jalan banyak yang rusak, namun warga tetap berusaha menjaga kebersihan. Rumput di pinggir jalan dipangkas, saluran air bersih, dan halaman rumah tertata rapi. Tidak ada penyambutan resmi, tetapi keramahan warga terlihat dari sapaan hangat yang diberikan kepada rombongan.

 

Dari Sumbernanas, rombongan menuju Dusun Gunung Sari. Jalanan di dusun ini relatif lebih baik, dengan pemandangan rumah-rumah sederhana yang bersih dan tertata. Beberapa halaman rumah dipenuhi tanaman hias, memberi warna hijau yang menyegarkan mata. Meski tanpa penyambutan, suasana terasa damai dan tertib, seolah kebersihan sudah menjadi kebiasaan warga sehari-hari.

 

Selanjutnya, perjalanan membawa rombongan ke Dusun Sumber Perkul. Disinilah sambutan warga terasa sangat hangat. Mereka sudah berkumpul di tepi jalan, menyapa rombongan dengan senyum lebar. Jalanan bersih, pot bunga tersusun rapi, dan ada hiasan bambu sederhana yang mempercantik gerbang dusun. Suasana kekeluargaan begitu terasa, membuat perjalanan terasa lebih ringan. Ditambah lagi dengan suguhan prasmanan ala desa yang mereka siapkan dengan ketulusan, yang cukup memanjakan lidah dan perut kami terutama yang belum sarapan.

 

Dari Sumber Perkul, rombongan bergerak ke Dusun Gedangan Kulon. Sambutannya tak kalah meriah, bahkan lebih semarak. Kami disambut para warga yang berjejer rapi di bawah pernak-pernik warna-warni yang menampilkan kreatifitas dan kekompakan mereka. Warga juga telah menyiapkan hidangan prasmanan yang sangat istimewa khas pedesaan.

Warga tidak hanya menampilkan lingkungan yang bersih, tetapi juga menggelar tarian kesenian khas desa. Irama musik tradisional mengalun dari pengeras suara, mengiringi penari kecil yang bergerak luwes di balai yang teduh. Pertunjukan ini menjadi simbol bahwa kebersihan lingkungan dan seni bisa berpadu, menciptakan suasana yang penuh semangat. Banyak catatan menakjubkan dari kekompakan dan kreativitas warga Dusun ini yang tidak cukup untuk ditulis dalam 1 artikel catatan saja. Hehe

 

Tujuan berikutnya adalah Dusun Sumbergesing Kulon. Tidak ada acara penyambutan khusus, namun pemandangan lingkungan yang rapi sudah cukup berbicara. Area hijau di pinggir jalan tertata rapi, dan papan-papan imbauan menjaga kebersihan dipasang di beberapa titik, sebagian besar hasil karya warga dari bahan daur ulang.

 

Kemudian rombongan memasuki Dusun Sumbergesing Wetan. Suasananya teduh, sebagian jalan dinaungi pohon-pohon besar. Umbul-umbul merah putih terpasang di sepanjang jalan utama, menandai semangat menyambut Hari Kemerdekaan. Beberapa anak berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan sambil tersenyum malu-malu ketika rombongan lewat.

 

Perjalanan berlanjut ke Dusun Krajan Lor. Dusun ini memberi kesan rapi, bersih, dan tertib. Tidak ada acara penyambutan, namun setiap sudut terlihat terjaga. Saluran air lancar, halaman rumah tertata, dan jalanan bebas sampah. Kebersihan di sini tampak sebagai kebiasaan sehari-hari, bukan hanya karena ada lomba.

 

Titik terakhir adalah Dusun Krajan Kidul. Meski menjadi penutup, suasananya justru paling meriah secara visual. Sepanjang jalan dihiasi lampu hias yang akan tampak indah di malam hari. Deretan bendera merah putih dan umbul-umbul tertata rapi di kedua sisi jalan, menciptakan suasana layaknya pesta kemerdekaan. Lingkungan tetap bersih, menunjukkan warga memperhatikan baik estetika maupun kebersihan.

 

Perjalanan kami pun berakhir di kediaman Bapak Kepala Desa, kami menikmati istirahat singkat, menikmati jamuan, berfoto bersama kemudian berpisah untuk mempersiapkan agenda kegiatan berikutnya.

 

Menelusuri delapan dusun dalam satu hari memberi gambaran utuh tentang Desa Gedangan. Setiap dusun punya keunikan, tantangan, dan caranya sendiri menjaga kebersihan. Dari jalan rusak di Sumbernanas, keteduhan Gunung Sari, sambutan hangat Sumber Perkul, tarian Gedangan Kulon, kesadaran lingkungan Sumbergesing Kulon, semangat kemerdekaan Sumbergesing Wetan, kedisiplinan Krajan Lor, hingga pesta lampu di Krajan Kidul semua menjadi bagian dari mozaik indah desa ini.

 

Lomba kebersihan ini tidak hanya tentang mencari pemenang, tetapi juga menguatkan rasa kebersamaan dan gotong royong. Setiap dusun punya caranya sendiri menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan. Dan yang paling terasa, perjalanan panjang dengan rombongan motor, mobil soundsystem, dan mobil aparat desa ini menjadi pengalaman berharga yang memperlihatkan wajah terbaik Desa Gedangan di bulan kemerdekaan.

 

Menyusuri jalanan desa, menyapa warga, dan merasakan denyut kehidupan di setiap dusun membuat kita sadar bahwa Desa Gedangan bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi rumah besar yang menampung kisah hidup kita semua. Semoga kebersamaan yang terjalin hari ini menguatkan persaudaraan, mempererat persatuan, dan membawa keberkahan bagi seluruh warga tanpa terkecuali.

 

 

---

Luffy Neptuno

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagikan Artikel Ini
img-content
Lutfillah Ulin Nuha

Sociopreneur | Founder Neptunus Kreativa Publishing

8 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terkini di Travel

img-content
Lihat semua

Terpopuler di Travel

Lihat semua