Seorang Mahasiswa Ekonomi Syariah di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Tertarik dalam bidang Ekonomi, IT, dan Keagamaan Islam. Masih menekuni Android Software Development dan ilmu keagamaan di pondok pesantren.

Sinergi Ekonomi Kreatif dan Industri Halal dalam Job Fair UIN Gus Dur 2025

6 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Lowongan Pekerjaan
Iklan

Bagaimana Job Fair UIN Gus Dur 2025 menjadi ruang temu antara ekonomi kreatif, industri halal, dan pendidikan untuk masa depan?

***

Job Fair 2025 di UIN K.H. Abdurrahman Wahid (UIN Gus Dur) Pekalongan yang menghadirkan lebih dari 1.000 lowongan kerja bukan hanya sekadar ruang untuk berburu pekerjaan. Bagi saya, acara ini adalah cerminan dari bagaimana dinamika ekonomi kreatif dan industri halal semakin terhubung dengan dunia akademik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah gempuran globalisasi dan disrupsi teknologi, kehadiran perusahaan lintas sektor dalam job fair ini memperlihatkan bahwa arah pembangunan ekonomi tidak lagi sebatas sektor konvensional, tetapi juga menekankan inovasi, kreativitas, dan keberlanjutan nilai.

Saat mengunjungi stand Smartfren, saya melihat bagaimana perusahaan telekomunikasi tidak sekadar menjual produk, melainkan juga mengajak generasi muda untuk menjadi bagian dari ekosistem digital. Posisi Smartfren 4G Specialist atau Direct Selling adalah bentuk ekonomi kreatif dalam ranah pemasaran digital, di mana keterampilan komunikasi, jejaring sosial, hingga kreativitas personal menjadi kunci utama. Pekerjaan seperti ini menunjukkan pergeseran paradigma: tenaga kerja tidak lagi hanya dipandang sebagai pelaksana teknis, tetapi juga sebagai brand ambassador yang menghubungkan inovasi teknologi dengan gaya hidup masyarakat.

Berbeda dengan Smartfren, PT Behaestex yang menaungi merek sarung BHS dan Atlas memberi gambaran nyata tentang bagaimana industri halal bertransformasi di era modern. Produk sarung yang mereka hasilkan bukan hanya kebutuhan ibadah, melainkan juga bagian dari identitas budaya dan tren fesyen halal global. Dengan membuka lowongan HR Internship dan Operator Elektrik, Behaestex memperlihatkan bahwa keberlangsungan industri halal tidak hanya bergantung pada lini produksi, tetapi juga pada pengelolaan sumber daya manusia yang adaptif dan penguasaan teknologi. Inilah bentuk sinergi: produk halal yang berakar pada tradisi, dipertahankan dan dikembangkan dengan prinsip ekonomi modern.

Kesan berbeda muncul saat saya berinteraksi dengan PAUD Green School. Meskipun berskala lebih kecil dibanding perusahaan besar, sekolah ini menghadirkan nilai strategis yang sering luput dari pembahasan ekonomi kreatif: pendidikan anak usia dini. Menjadi guru pendamping bukan hanya profesi sosial, tetapi juga bagian dari ekosistem kreatif, karena mendidik anak berarti membangun fondasi generasi penerus yang kelak akan menjadi pelaku utama industri kreatif maupun halal. Kreativitas, kesabaran, dan kemampuan berinovasi dalam pendidikan anak adalah investasi jangka panjang yang berdampak pada kualitas SDM masa depan.

Dari perspektif ekonomi kreatif, Job Fair UIN Gus Dur memperlihatkan bagaimana peluang kerja kini semakin menghargai soft skill: kreativitas, komunikasi, kemampuan beradaptasi, dan jejaring. Dari perspektif industri halal, hadirnya perusahaan tekstil besar seperti Behaestex menunjukkan bahwa peluang kerja dalam industri berbasis nilai syariah tetap relevan dan bahkan berkembang di pasar global. Sinergi keduanya tampak jelas: industri halal membutuhkan sentuhan kreatif untuk memperluas pasar, sementara ekonomi kreatif menemukan legitimasi etis ketika beroperasi dalam kerangka halal dan berkelanjutan.

 

Job Fair ini juga memberi pelajaran penting bagi mahasiswa dan alumni, bahwa dunia kerja tidak selalu linier dengan latar belakang akademik. Seorang lulusan ekonomi syariah bisa saja berkarier di telekomunikasi, sementara sarjana teknik bisa berkontribusi pada manajemen HR di industri halal. Yang dibutuhkan adalah keterampilan lintas bidang, keberanian untuk belajar ulang, dan kesediaan menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri. Seperti yang disampaikan Rektor UIN Gus Dur, Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, “Job fair bukan hanya tempat mencari kerja, tapi juga wadah belajar, berjejaring, dan mengasah kemampuan diri.”

 

Bagi saya pribadi, pengalaman berkeliling stand di Job Fair 2025 ini memperkuat keyakinan bahwa kampus tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga harus menjadi jembatan menuju ekosistem ekonomi yang lebih luas. Dengan masuknya perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor kreatif dan halal, acara ini menjadi bukti bahwa dunia kerja dan dunia pendidikan kini semakin berkelindan. Harapannya, ke depan, partisipasi dari sektor startup digital halal, fesyen muslim kreatif, hingga fintech syariah juga semakin banyak, sehingga mahasiswa memiliki gambaran lebih komprehensif tentang arah ekonomi masa depan.

 

Pada akhirnya, Job Fair 2025 UIN Gus Dur bukan sekadar ajang perekrutan tenaga kerja. Ia adalah potret pertemuan antara ekonomi kreatif, industri halal, dan pendidikan tinggi. Dari ruang inilah kita bisa belajar bahwa masa depan ekonomi Indonesia tidak hanya ditentukan oleh modal dan teknologi, tetapi juga oleh kreativitas, nilai, dan manusia yang siap menjembatani keduanya.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler