Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia. Menjadi Pemerhati aspal Buton sejak 2005.

Banyak Kesalahan yang Kita Perbuat Dalam Hidup, Apa Maknanya?

5 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Apakah Berpikir Positif Itu Sebuah Kesalahan?
Iklan

Hidup adalah misteri yang tak bisa kita jelaskan seluruhnya dengan kata-kata. Kadang, justru melalui kesalahan, Allah menyiapkan kebesaran jiwa.

***

Hidup adalah panggung ujian, dan kita semua pernah jatuh di atasnya. Tidak ada manusia yang bebas dari salah dan dosa, sekecil apa pun. Ketika usia menua, bayangan kesalahan itu muncul seperti film lama yang tidak bisa dihapus. Pertanyaannya: apa arti semua jejak yang pernah kita coretkan?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mungkin kita berbuat salah karena ketidaktahuan yang polos. Atau karena kesombongan yang menutup telinga dari nasihat. Kadang pula karena rasa amarah yang menyala di dada seperti api liar. Semua alasan itu nyata, dan kita pernah larut di dalamnya.

Ada dosa yang kita sengaja, ada pula khilaf yang meluncur tanpa sadar. Ada yang lahir dari keinginan dan ambisi, ada yang muncul dari luka batin. Kita menolak melihatnya ketika muda, merasa kuat dan tidak tersentuh. Kini di usia senja, semua itu kembali muncul menatap dengan tatapan tajam.

Banyak dari kita melakukan kesalahan karena emosi tak terkendali. Amarah, kebencian, iri, dan kecewa menjadi racun mematikan yang kita telan sendiri. Kita pun sering membenci diri karena tidak berhasil menemukan kebahagiaan sejati. Dalam kebencian itu, kita justru menjauh dari Allah.

Namun di balik semua itu, tidak ada kejadian tanpa takdir. Setiap langkah, termasuk yang salah, pasti berada dalam rencana-Nya. Allah tidak menciptakan segala sesuatunya sia-sia, bahkan dosa yang kita tangisi pun punya makna. Hikmah sering kali baru tampak setelah luka mengering.

Kesalahan adalah pintu kesadaran. Tanpa jatuh, kita tidak pernah tahu cara bangkit. Tanpa dosa, kita mungkin tidak pernah merasakan indahnya ampunan. Allah menunggu taubat kita, bukan kesempurnaan kita.

Kini, tugas kita bukan menyesali tanpa akhir. Tugas kita adalah memetik pelajaran dan menempuh jalan kembali kepada-Nya. Setiap perbuatan baik menjadi batu bata yang menutup lubang-lubang dosa lama. Dan setiap doa adalah jembatan menuju cahaya.

Hidup adalah misteri yang tidak bisa kita jelaskan seluruhnya dengan kata-kata. Kadang, justru melalui kesalahan, Allah menyiapkan kebesaran jiwa. Kita belajar bukan hanya saat muda, tetapi sepanjang hayat. Setiap nafas berhembus adalah kelas, setiap luka menganga adalah guru.

Di ujung perjalanan hidup, kita mulai mengerti: rasa syukur lahir dari luka. Dosa membuat kita mengenal rahmat. Kesalahan mengajarkan kita rendah hati. Dan semua itu menuntun kita kepada Allah, satu-satunya jalan tempat kembali.

Menoleh ke belakang, kita mungkin gemetar. Betapa banyak janji yang kita khianati, betapa sering kita menunda taubat. Tetapi Allah tidak menutup pintu-Nya. Bahkan dosa yang setinggi langit pun akan diampuni jika kita kembali.

Kesepian yang kita rasakan di hari tua bukan kutukan. Itu adalah undangan halus agar kita lebih dekat dengan-Nya. Dunia memang gemerlap, tetapi jiwa hanya damai bila bersandar pada Allah. Kesepian itu adalah panggilan untuk pulang kepada-Nya.

Mungkin kita dulu mengejar kebahagiaan semu: harta, nama, kekuasaan. Kita pikir itu obat bagi hati. Kini kita tahu, semua itu fana. Hanya Allah yang abadi dan memberi kedamaian sejati.

Kesalahan tidak lagi menjadi aib, tetapi cermin. Di dalamnya, kita melihat betapa rapuhnya sosok manusia. Rapuh itulah yang membuat kita butuh kepada Pencipta. Tanpa rapuh, kita mungkin tidak pernah sujud dengan air mata.

Bertobat bukan sekadar menyesal, tetapi berani berubah. Setiap hari adalah kesempatan baru, bahkan di usia senja. Allah lebih dekat daripada urat leher kita. Dia mendengar bisik paling lirih, termasuk jeritan hati yang malu.

Kita pun belajar memaafkan diri sendiri. Tidak lagi menyiksa diri dengan rasa bersalah. Sebab, pengampunan Allah lebih luas dari samudra. Yang Dia minta hanyalah hati yang tulus, setulus-tulusnya.

Jalan pulang selalu terbuka. Setiap dzikir, setiap sujud, setiap amal adalah langkah kecil menuju rumah abadi. Dosa bukan akhir cerita, melainkan awal perjalanan pulang. Allah menunggu, penuh kasih, tak pernah bosan.

Maka makna dari segala kesalahan dan dosa hanyalah satu: agar kita kembali kepada-Nya dengan hati yang damai. Kesalahan bukan kebetulan, tetapi rambu-rambu untuk menemukan Allah. Di akhir hayat, kedamaian sejati hanya ada di sisi-Nya. Dan itulah kemenangan kita yang sesungguhnya.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler