Imunisasi Anak Juga Soal Tanggung Jawab Sosial

6 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Imunisasi sebagai Pilar Utama dalam Menopang Kesehatan dan Tumbuh Kembang Anak Bangsa
Iklan

Dalam konteks inilah imunisasi tampil sebagai langkah preventif yang paling efektif dan terbukti.

***

Wacana ini ditulis oleh Emia Enjelita, Luthfiah Mawar M.K.M., Helsa Nasution, M.Pd., dan Dr. M. Agung Rahmadi, M.Si. Lalu diedit oleh Nadia Saphira, Amanda Aulia Putri, Naysila Prasetio, Winda Yulia Gitania Br Sembiring, dan Annisa Br  Bangun dari IKM 5 Stambuk 2025, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masa kanak-kanak merupakan fase paling krusial dalam perjalanan kehidupan manusia, sebuah periode yang ditandai dengan percepatan luar biasa dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pada tahap ini, dimensi fisik, kognitif, motorik, sosial, dan emosional berkembang secara simultan, membentuk fondasi yang akan menopang kualitas hidup di masa mendatang. Kualitas tumbuh kembang anak pada fase awal ini menjadi indikator utama bagi kesehatan, kecerdasan, dan kemampuan sosialnya di masa depan.

Namun, periode emas tersebut juga sarat dengan kerentanan. Anak-anak, khususnya pada usia dini, masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna sehingga lebih mudah terpapar berbagai penyakit menular. Penyakit seperti tuberkulosis, campak, polio, hepatitis B, difteri, pertusis, dan tetanus bukan sekadar ancaman sementara, melainkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan hambatan serius dalam pertumbuhan, bahkan mengakibatkan kecacatan permanen atau kematian jika tidak dicegah secara tepat.

Dalam konteks inilah imunisasi tampil sebagai langkah preventif yang paling efektif dan terbukti. Imunisasi adalah proses biologis yang bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh anak dengan cara memperkenalkan vaksin yang mengandung mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin bekerja dengan merangsang sistem imun untuk mengenali dan melawan kuman penyebab penyakit ketika tubuh terpapar di kemudian hari. Dengan pemberian imunisasi dasar sesuai jadwal, anak memperoleh perlindungan optimal yang melampaui dirinya sendiri, sebab ia juga berkontribusi pada terbentuknya kekebalan kelompok dalam masyarakat. Kekebalan kolektif ini menjadi tameng yang turut melindungi individu rentan yang tidak dapat diimunisasi, seperti bayi baru lahir atau anak dengan kondisi medis tertentu.

Dengan demikian, imunisasi bukan sekadar perlindungan individu, tetapi merupakan tanggung jawab sosial yang menyangkut kesehatan masyarakat luas. Kesadaran serta kepatuhan orang tua untuk memberikan imunisasi sejak dini adalah pondasi dalam mencetak generasi yang sehat, tangguh, dan berkualitas.

Imunisasi dasar menjadi tonggak utama yang wajib diberikan kepada bayi sejak usia 0 hingga 12 bulan. Tujuannya jelas, yaitu membentuk kekebalan tubuh yang mampu melindungi dari penyakit-penyakit berbahaya yang berisiko tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan jiwa. Penyakit seperti tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B, dan campak terbukti dapat dicegah melalui imunisasi dasar. Perlindungan ini memiliki implikasi luas terhadap proses tumbuh kembang bayi, baik dari aspek fisik seperti berat dan tinggi badan maupun dari segi perkembangan kognitif, motorik, bahasa, serta sosial emosional. Bayi yang terlindungi dari infeksi berat memiliki kesempatan lebih besar untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal.

Lebih dari sekadar prosedur medis, imunisasi dasar merupakan upaya strategis dalam meningkatkan kualitas hidup anak sejak awal kehidupannya. Dengan anak yang sehat, proses tumbuh kembang menjadi lebih lancar, dan pada gilirannya terbentuklah generasi yang lebih siap menghadapi tantangan di masa depan.

Pemerintah Indonesia melalui program imunisasi nasional menyediakan berbagai jenis vaksin yang dirancang untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya seperti campak, polio, difteri, dan pertusis. Namun, realitas di lapangan menunjukkan masih ada orang tua yang belum sepenuhnya memahami pentingnya imunisasi, baik karena keterbatasan informasi maupun terpengaruh oleh hoaks yang beredar.

Vaksin yang digunakan dalam imunisasi mengandung antigen yang berasal dari virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dimatikan. Kehadiran antigen ini merangsang tubuh untuk membentuk antibodi sebagai sistem pertahanan. Dengan demikian, tubuh anak dipersiapkan untuk menghadapi ancaman penyakit secara lebih efektif.

Imunisasi yang diberikan secara menyeluruh membawa manfaat besar. Anak yang terlindungi dari penyakit serius memiliki peluang lebih tinggi untuk tumbuh sehat, aktif, dan cerdas. Imunisasi juga terbukti menurunkan angka kematian anak akibat penyakit menular serta memperkuat terciptanya kekebalan kelompok. Semakin luas cakupan imunisasi, semakin kecil pula potensi wabah menyebar di masyarakat.

Sebaliknya, anak yang tidak mendapatkan imunisasi memiliki risiko lebih besar terpapar penyakit menular, yang dapat berujung pada infeksi berat, komplikasi serius, kecacatan permanen, bahkan kematian. Dampak buruk tersebut tidak hanya menghambat tumbuh kembang fisik dan kognitif anak, tetapi juga membawa konsekuensi ekonomi berupa tingginya biaya pengobatan yang harus ditanggung keluarga maupun negara.

Oleh karena itu, diperlukan keterlibatan aktif dari semua pihak, baik orang tua, tenaga kesehatan, maupun pemerintah, untuk terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi. Edukasi yang benar, komprehensif, dan berkelanjutan menjadi kunci agar misinformasi tidak menghambat keberhasilan program imunisasi. Kesadaran kolektif inilah yang pada akhirnya akan menopang terciptanya masyarakat yang sehat, berdaya, dan berketahanan.

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler