Mengenali Keanekaragaman Hayati di Taman Safari Indonesia

12 jam lalu
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Pengalaman di Taman Safari Indonesia mengajarkan manusia memiliki tanggung jawab melestarikan keanekaragaman hayati, bukan hanya demi mereka,

-

Sudah hampir tiba di penghujung agenda magang. Pagi itu kami peserta magang dosen IPB University bergegas menuju puncak Bogor. Kali ini bukan ke kebun teh. Panitia dari Direktorat SDM hendak membawa kami plesiran ke Taman Safari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih satu jam setelah keluar Dramaga, menyusuri tol melewati area puncak yang dinginnya masih menembus jaket biru berbahan semi beludru yang kami pilih sebagai jaket kebangsaan kami. Perjalanan ini diawali dengan doa, setelah berkumpul di depan Gedung rektorat  Andi Hakim Nasution.

Taman Safari Bogor adalah destinasi wisata yang juga berfungsi sebagai pusat konservasi dan riset satwa. Kita dapat belajar mengenali berbagai macam satwa disini. Karena taman  ini memiliki koleksi 8.700 satwa (lebih) terdiri dari 400 spesies, termasuk Giant Panda yang didatangkan dari negeri Bambu, Cina.

Perjalanan Menuju Dunia Satwa yang Nyata

Pagi itu menuju Cisarua, udara Puncak terasa segar dan menenangkan. Jalanan menanjak menuju gerbang Taman Safari Bogor dikelilingi pepohonan rindang dan kabut tipis yang menambah suasana magis. Begitu sampai di area parkir, suara kicauan burung dan aroma dedaunan yang lembap menyambut kami. Dari kejauhan, terdengar raungan singa dan teriakan monyet yang riuh—seolah mengundang kami, para pengunjung untuk berpetualang.

Berbeda dengan kebun binatang biasa, konsep “drive thru safari” di Taman Safari memungkinkan pengunjung menjelajahi area satwa liar dengan menggunakan kendaraan pribadi atau bus khusus. Hewan-hewan dibiarkan bebas di habitat luas yang menyerupai lingkungan aslinya. Rasanya seperti benar-benar berada di padang savana Afrika atau hutan tropis Asia.

Perjalanan dimulai dari kawasan satwa herbivora. Di sisi kiri jalan, terlihat sekumpulan zebra dengan belang hitam putihnya yang kontras. Mereka berjalan santai, tak terganggu dengan kehadiran kendaraan yang berlalu. Tak jauh dari sana, seekor jerapah menjulurkan leher panjangnya, mencoba menggapai daun dari pohon tinggi.

Masuk lebih jauh, suasana berubah menjadi menegangkan. Kawasan karnivora! Di sini, pengunjung diwanti-wanti untuk tidak membuka kaca jendela! karena singa, harimau, dan beruang dibiarkan berkeliaran bebas. Terlebih mobil kecil, kami serombongan peserta MDPT menaiki bus. Dari balik kaca mobil, saya melihat seekor singa jantan beristirahat di bawah pohon, sementara betinanya berjalan santai di tepi jalan. Melihat hewan-hewan buas itu dari jarak sangat dekat membuat bulu kuduk merinding, tetapi juga mengagumkan. Inilah pengalaman langka yang sulit didapat di tempat lain.

Tak hanya hewan-hewan dari Afrika dan Asia, Taman Safari Bogor juga memiliki koleksi satwa dari Australia, Amerika Selatan, hingga Eropa. Ada kanguru yang melompat-lompat, llama yang ramah, hingga bison besar yang gagah. Melalui papan informasi di setiap zona, pengunjung bisa membaca tentang asal-usul, makanan, dan status konservasi masing-masing hewan. Dari situ, saya belajar bahwa banyak dari mereka masuk kategori hewan langka dan terancam punah akibat hilangnya habitat dan perburuan liar.

Belajar Konservasi dengan Cara yang Menyenangkan

Salah satu hal paling berkesan adalah bagaimana Taman Safari tidak hanya menampilkan hewan sebagai tontonan, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang konservasi. Setiap atraksi dan pameran dirancang agar pengunjung memahami hubungan antara manusia dan satwa liar.

Kami sempat menyaksikan pertunjukan edukatif “Elephant Story”, yang menceritakan tentang konflik antara manusia dan gajah di Sumatra. Melalui drama interaktif dan aksi hewan terlatih, pengunjung diajak memahami bagaimana pembangunan yang tak terkendali bisa merusak habitat satwa. Alih-alih hanya menjadi hiburan, pertunjukan itu memberikan pesan moral kuat: manusia dan satwa seharusnya hidup berdampingan secara harmonis.

Taman Safari juga aktif dalam program penangkaran satwa langka, seperti harimau Sumatra, jalak Bali, dan orangutan Kalimantan. Informasi mengenai program ini dipajang di area edukasi, lengkap dengan data hasil kelahiran hewan-hewan yang berhasil ditangkarkan. Mengetahui bahwa beberapa dari mereka kemudian dilepasliarkan ke habitat aslinya sungguh mengharukan. Kami menyadari betapa pentingnya peran lembaga konservasi seperti Taman Safari dalam menjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati Indonesia.

Refleksi : Menghargai Alam dan Kehidupan

Plesiran ke Taman Safari Bogor, tak sekadar membawa foto-foto indah. Kami juga secara tidak langsung dibekali pemahaman baru tentang pentingnya menjaga alam dan satwa liar. Melihat hewan-hewan itu dari dekat membuat saya sadar bahwa mereka bukan hanya penghuni kebun binatang, tetapi bagian penting dari ekosistem global yang saling terhubung dengan kehidupan manusia.

Terkadang kita sering kali lupa bahwa kebutuhan kita akan lahan, kayu, dan sumber daya alam bisa mengancam kehidupan makhluk lain. Pengalaman di Taman Safari mengajarkan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk melestarikan keanekaragaman hayati, bukan hanya demi mereka, tetapi juga demi masa depan kita sendiri.

Taman Safari Bogor bukan sekadar tempat wisata keluarga. Ia adalah kelas alam terbesar, tempat kita bisa belajar langsung dari kehidupan satwa dan memahami arti sebenarnya dari harmoni dengan alam. Melalui interaksi langsung, pameran edukatif, dan program konservasi, taman ini telah membuktikan bahwa belajar bisa sangat menyenangkan jika dilakukan di tempat yang tepat.

Kunjungan saya ke sana menjadi pengalaman yang membekas—penuh tawa, kekaguman, dan refleksi. Dari sanalah kesadaran untuk mencintai dan melindungi alam bisa tumbuh dengan alami.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Sulasmi Kisman

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler