x

Iklan

Ipul Gassing

Pemilik blog daenggassing.com yang senang menulis apa saja. Penikmat pantai yang hobi memotret dan rajin menggambar
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

5 Olahan Pisang Khas Makassar

Kalau ke Makassar, jangan lupa menikmati olahan pisag ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Orang Indonesia pasti suka dengan pisang. Tanaman yang termasuk dalam suku Musaceae dan tumbuh di daerah tropis ini sangat mudah ditemukan di hampir semua daerah Indonesia. Pisang bukan hanya dinikmati begitu saja, tapi bahkan diolah lagi menjadi beragam makanan yang lezat. Dari makanan ringan seperti kue-kue sampai makanan berat.

Pisang juga bisa ditemui dengan mudah di kota Makassar, dari pasar sampai pinggir jalan. Kota ini, dan provinsi Sulawesi Selatan mungkin termasuk daerah dengan prosentasi konsumsi pisang tertinggi di Indonesia. Orang-orang yang mendiami provinsi Sulawesi Selatan dikenal sangat rakus dalam mengkonsumsi pisang. Bukan hanya pisang mentah, bahkan jenis olahannyapun jadi sangat beragam.

Dari sekian banyak olahan pisang yang terkenal dari Sulawesi Selatan, berikut 5 di antaranya:

Pisang Ijo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hampir semua wisatawan domestik yang datang ke Makassar pasti mencari olahan pisang yang satu ini. Pisang ijo memang sudah jadi salah satu ikon kuliner kota Makassar dan bahkan sudah sangat lekat dengan kota ini. Saya tidak tahu pasti dari mana asal makanan ini, agak aneh karena kata “ijo” rasanya lebih dekat ke bahasa Jawa daripada bahasa Makassar.

Pisang ijo adalah olahan pisang raja yang dibungkus kulit berwarna hijau lalu dihidangkan dengan kuah kental yang rasanya manis. Sebagai pelengkap dituangkan susu kental manis atau sirup dan es batu. Pisang ijo paling berjaya ketika bulan Ramadan datang. Pedagang pisang ijo bertebaran di banyak penjuru kota Makassar.

Tidak salah karena menikmati pisang ijo memang paling pas dengan es batu, senjata paling ampuh mengusir rasa haus selepas berpuasa sepanjang hari.

Pallu Butung.

Berbeda dengan pisang ijo, pallu butung menyandang nama yang sangat khas Makassar. Bentuknya hampir sama, sama-sama dari pisang dan dilengkapi dengan kuah kental berwarna putih. Bedanya, kalau pisang ijo dibungkus kulit tepung berwarna hijau maka pallu butung tidak. Dibiarkan polos begitu saja.

Orang luar Makassar banyak yang salah mengira, dikiranya pallu butung dan pisang ijo sama padahal tidak.

Tapi sama seperti pisang ijo, pallu butung juga laris manis di bulan Ramadan dan jadi salah satu makanan pilihan menjelang buka puasa. Mungkin karena rasanya yang manis, apalagi jika ditambah susu kental manis dan sirup. Slurrrpp!

Barongko.

Berbeda dengan pisang ijo dan pallu butung, barongko sedikit lebih rumit dalam pembuatannya. Pisang yang digunakan pun adalah pisang yang sudah matang benar dan sedikit lembek, dicampur dengan santan, gula dan telur lalu dikukus setelah terlebih dahulu dibungkus daun pisagn. Barongko adalah panganan wajib dalam acara syukuran suku Bugis, baik itu aqiqah, acara syukuran biasa sampai acara kawinan.

Agak sulit menemukan barongko di hari-hari biasa, mungkin karena cara pembuatannya yang tak mudah serta posisinya yang cukup penting dalam acara-acara pesta tradisional orang Bugis.

Pisang Epe.

Olahan pisang yang satu ini juga sangat terkenal di Makassar, lekat dengan ikon kota lainnya; Pantai Losari. Di sekujur Pantai Losari banyak sekali penjaja pisang epe bertebaran. Dalam bahasa Makassar, epe’ berasal dari kata; niepe’ atau dipipihkan. Kata ini dipakai karena memang pisang epe’ disajikan dari pisang yang dibakar di atas bara lalu dipipihkan menggunakan sebuah alat sederhana.

Pisang yang digunakan adalah pisang raja atau pisang gepok yang sudah mengkal tapi tidak terlalu masak. Setelah dibakar dan dipipihkan lalu disajikan di atas piring kecil dengan tambahan gula aren yang sudah dicairkan. Kalau dulu hanya ada rasa gula maka sekarang pisang epe’ sudah dimodifikasi dengan beragam rasa lain. Dari durian, cokelat sampai keju.

Pisang epe’ sangat lekat dengan Pantai Losari. Mungkin karena sejak dulu daerah pesisir inilah yang jadi tempat mangkalnya para pedagang pisang epe’. Sangat mudah menemukan pedagang pisang epe’ di sekitaran Pantai Losari.

Pisang Peppe’.

Sepintas namanya mirip dengan pisang epe’ ya? Tapi percayalah, ini beda. Kalau pisang epe’ dibakar lalu dipipihkan dan disajikan dengan cairan gula aren maka pisang peppe’ berbeda. Pisang peppe’ dipilih dari pisang gepok yang masih mengkal cenderung muda yang lalu digoreng seperti biasa. Setelahnya pisang goreng itu dipipihkan seperti memipihkan pisang epe’.

Begitu saja? Terus apa bedanya degan pisang goreng biasa?

Sabar, kita lihat perbedaan utamanya. Pisang yang dipipihkan itu akan terasa lebih renyah dan gurih karena dipilih dari pisang yang masih mengkal cenderung muda, beda dengan pisang goreng biasa. Lalu pembeda lainnya adalah ketika disajikan. Pisang peppe’ tidak bisa muncul sendirian, harus ada yang menemani. Siapa yang menemaninya? Siapa lagi kalau bukan sambal! Ya, sambal tomat yang pedas!

Pisang peppe’ dan sambal tomat adalah perpaduan yang pas dan sekaligus mematikan. Mematikan keinginan untuk tidak mencicipinya. Percayalah!

Setidaknya itulah 5 olahan pisang khas Sulawesi Selatan yang sepertinya wajib Anda coba kalau berkunjung ke kota ini. Ingat ya, jangan sampai dilewatkan! [dG]

 

Ikuti tulisan menarik Ipul Gassing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu