Dominasi Eks GAM di Pilkada 2017

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Masih banyak masyarakat Aceh bertanya kenapa dalam Pilkada yang akan berlangsung di negeri kami tercinta Aceh masih banyak dominasi eks GAM.

Pilkada 2017 setahun lagi akan terhelat, para calon mulai menyiapkan strategi jitu agar kursi empuk No 1 di masing-masing daerah bisa diduduki dengan nyaman. Pemilihan Gubernur di Aceh sudah dapat diprediksi akan berjalan panas dan sengit. Para mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menyuarakan dirinya sebagai calon kuat pada Pilgub Aceh periode 2017-2022.

Pertarungan mantan petinggi GAM memunculkan nama-nama seperti Zaini Abdullah, Muzakir Manaf, Zakaria Saman, Irwandi Yusuf dan Sofyan Dawood. Sementara, dari kalangan birokrat diisi oleh Tarmizi Karim. Pemetaan kekuatan dapat dilihat diantaranya Partai Aceh (PA) yang dipastikan akan mengusung Muzakir Manaf. Kubu Zakaria Saman sudah memastikan namanya melalui jalur independen, sedangkan Irwandi Yusuf masih berburu partai nasional yang akan mengusung dirinya. Masing-masing calon ini memiliki kekuatan yang sama sampai tahap resmi di Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh.

Muncul pernyataan Sofyan Dawood dalam wawancara dengan salah satu media, meminta Muzakir Manaf membatalkan pencalonannya agar perpecahan di kalangan mantan GAM tidak semakin parah. “Lebih baik Muzakkir Manaf tidak naik. Kalau mereka berdua (Irwandi dan Mualem) naik, pasti akan bentrok di lapangan". Hal ini menunjukkan adanya tensi tinggi diantara mantan GAM dan akan memunculkan konflik pada pilgub Aceh mendatang. Keadaan yang tidak diinginkan oleh seluruh rakyat Indonesia terlebih di Aceh, dikarenakan tatanan kehidupan damai yang sudah terwujud bakal dirusak oleh mantan GAM. Masyarakat dapat menangkap isyarat bahwa semua calon ini hanya mengejar nafsu politik mereka sendiri. Tidak menutup kemungkinan jika kedepannya Aceh akan diisi oleh para mantan GAM dan terbentuk dominasi baik pada pemerintah pusat maupun daerah. Jika itu terjadi, motif tersembunyi melahirkan ide-ide untuk menentang pemerintahan Republik Indonesia akan kembali muncul.

Tugas sangat berat bagi gubernur mendatang karena permasalahan di Aceh begitu komplek. Harapan seluruh rakyat Indonesia, semoga Aceh tidak kembali terpuruk dalam menghadapi perkembangan jaman yang menuntut kesejahteraan dalam berbagai aspek. Pilgub Aceh 2017 harus melahirkan sosok pemimpin yang tepat. Otonomi khusus yang diberikan pemerintah Indonesia, membuat rakyat Aceh harus menentukan pilihan dengan bijak. Kita semua yakin bahwa masyarakat Aceh dapat menilai, manakah pemimpin yang memiliki kapasitas dan integritas diri tinggi atau tidak. Masyarakat Aceh harus berani menyuarakan dan mendukung jika memang ada calon gubernur yang lebih baik daripada nama-nama mantan GAM tersebut.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Cut Indri Humaira

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Wali Nanggroe Sepantasnya Keturunan Raja

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
img-content

Membangun Kedewasaan Berpolitik di Aceh

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler