Harta, Balas Dendam dan Keadilan

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Iklan

Naskah Drama dari Friedrich Durrenmatt tentang betapa nisbinya keadilan.

Judul: Kunjungan Nyonya Tua

Penulis: Friedrich Durrenmatt

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tahun Terbit: 1991

Penerbit: Pustaka Sinar Harapan                                                                               

Tebal: 119

ISBN:

 

Naskah drama ini berkisah tentang sebuah kota kecil bernama Gullen yang sedang dilanda kebangkrutan. Satu-satunya cara untuk menghindari penderitaan yang lebih parah adalah meminta bantuan kepada seorang perempuan yang dulu pernah dibuangnya. Perempuan yang dianggap pelacur, namun kini sukses dan kaya raya. Kunjungan Nyonya Klara Zachanassian ke bekas kotanya ini dimanfaatkan oleh Walikota, Kepala Polisi, Guru, Pendeta dan Arthur Ill bekas pacarnya untuk merayunya supaya si Nyonya Tua mau menolong kampung halamannya. Mereka merancang penyambutan dengan sisa-sisa kemampuan yang dipunyai.

Klara Zachanassian datang dua jam lebih awal dari yang mereka pikirkan. Klara dan rombongannya, beserta sebuah peti mati, datang dengan menggunakan kereta cepat yang dipaksa berhenti di stasiun kota dimana seharusnya kereta tersebut tidak berhenti. Bukan dengan kereta lambat seperti yang mereka bayangkan. Kedatangan yang lebih cepat ini membuat rencana penyambutan menjadi ambur adul. Namun peran Ill, mantan pacar Klara ternyata membuat upaya supaya Klara mau membantu cukup berhasil. Klara dan Arthur Ill kemudian berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat yang penuh kenangan bagi mereka berdua. Ill menjadi sangat yakin bahwa Klara bersedia membantu kota yang sedang dirundung kebangkrutan tersebut.

Di hadapan para petinggi kota, Klara menyampaikan kesanggupannya membantu Kota Gullen sebesar 1 milliard. Klara menyiapkan 500 juta untuk membantu kota dan 500 juta lainnya dibagikan kepada penduduk. Namun ada satu syarat yang harus dipenuhi oleh masyarakat Kota Gullen, yaitu penegakan keadilan. Syarat yang kelihatannya mudah ini ternyata membawa komplikasi yang rumit bagi penduduk Gullen. Salah satu pembantu Klara ternyata adalah bekas hakim yang mengadili tuntutan Klara saat dihamili oleh Ill. Demikian juga dua pembantu yang lainnya. Mereka berdua adalah saksi palsu yang dulu menjerumuskan Klara kepada kekalahan di pengadilan. Tuntutan untuk menghukum mati Ill, yang sebenarnya dicalonkan menjadi walikota karena berhasil merayu Klara untuk membantu Kota Gullen awalnya ditolak oleh Walikota.

Namun kemudian terjadi sebuah keanehan pada seluruh penduduk kota. Penduduk kota mulai bergairah dan membeli barang-barang secara kredit karena mereka yakin akan mendapatkan bagian dari uang 500 juta yang akan dibagikan oleh Klara. Bahkan anak-anak Ill juga tidak luput dari demam belanja. Kemaruk belanja secara kredit tersebut membuat moral masyarakat Kota Gullen menjadi berubah. Walikota harus memilih apakah seluruh kota akan mengalami kebangkrutan yang lebih dalam, atau menyetujui tuntutan hukuman mati bagi Arthur Ill yang “memang bersalah”. Akhirnya Walikota memutuskan untuk mengadakan sidang warga.

Sambil menunggu warga mengambil keputusan, Klara menikah lagi dua kali setelah menceraikan suami-suami sebelumnya. Di setiap pernikahannya para artis dan pemimpin-pemimpin negara banyak yang diundang dalam pestanya. Setelah acara pernikahan, para suami Klara ini diperlakukan selayaknya boneka. Klara menguasai laki-laki melalui hartanya yang melimpah. Klara juga menghukum Kota Gullen dengan cara membeli perusahaan-perusahaan di kota tersebut dan kemudian membangkrutkannya.

Pada sebuah kesempatan, sebelum warga mengambil keputusan, Ill bertemu dengan Klara di hutan di mana dulu mereka berpacaran. Klara menceritakan bagaimana nasip anak perempuan yang dulu dilahirkannya. Klara juga bercerita bahwa dia sudah menyiapkan sebuah kuburan mewah di suatu tempat yang indah menghadap laut biru, dimana Ill nantinya akan dikuburkan.  Dan benar, setelah seluruh warga mengambil keputusan untuk “menegakkan keadilan”, maka Ill dieksekusi dan mayatnya dibawa oleh Klara meninggalkan Kota Gullen.

Naskah drama yang ditulis tahun 1956  ini mengajak kita untuk menguji kembali definisi keadilan yang kita miliki. Keadilan adalah sebuah kenisbian yang sangat tergantung pada situasi. Saat Klara masih miskin dan dikalahkan dalam pengadilan, tidak ada penduduk kota yang peduli. Saat Ill dianggap akan berhasil merayu Klara, dia dicalonkan menjadi Walikota. Sementara ketika seluruh penduduk kota sudah menikmati sebuah harapan, maka “keadilan” ditegakkan demi tercapainya harapan tersebut.

Durrenmatt jelas tidak sedang mengolok-olok kita tentang nisbinya definisi keadilan. Sebab pada kenyataannya, demikianlah yang selalu terjadi di semua umat manusia dan di setiap peradaban. Keadilan adalah bagi mereka yang masih punya harapan. Sedangkan bagi Ill (Si Sakit), keadilan adalah harus menerima takdir dengan besar hati supaya tetap mendapatkan kebahagiaan. Meski kebahagiaan itu berada di balik kematian. Bahkan balas dendam pun bisa dimaknai sebagai sebuah proses menuntut/menegakkan keadilan.

 

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler