Menjenguk Tapir di Sungai Dusun Wildlife Reserve

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Melihat penangkaran tapir di Hulu Selangor Kuala Kubu Baru

Sungai Dusun Wildlife Reserve berada di Kuala Kubu Baru daerah Hulu Selangor. Di sini, merupakan tempat penangkaran hewan, salah satu hewan yang berada dalam penangkaran adalah tapir. Kalau dilihat dari hasil googling, tapir atau bisa disebut tenuk Malaysia (Tapirus indicus) merupakan tenuk terbear di dunia dan hanya spesies tenuk inilah satu-satunya berasal dari Asia. Tenuk Malaysia atau tapir ini awalnya mudah ditemui di hutan hujan dataran rendah seperti di Kamboja, Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Myanmar Burma dan Laos.

Tapi, seiring berjalannya waktu habitat mereka semakin punah. Ada banyak faktor yang menyebabkan kepunahan mereka, penebangan hutan untuk pertanian, banjir akibat dibendungnya sungai untuk pembangkit listrik tenaga air dan perdagangan ilegal. Untuk perdagangan ilegal sendiri, salah satu contoh adalah di Thailand penangkapan dan penjualan tapir di Thailand mencecah angka $ 5500. Berbeda dengan di Medan, sebagian besar penduduknya yang muslim enggan memburu tapir dikarenakan badannya yang menyerupai babi.

Di Sungai Dusun Wildlife inilah keberadaan tapir di Malaysia dilindungi, karena habitat asalnya sudah punah akibat diburu manusia dan adanya pembangunan. Kamis, 21 April 2016 bersama dengan rekan-rekan media dan blogger dari Mlaaysia, Indonesia, Filipina dan Kamboja kami diajak langsung melihat lebih dekat binatang serupa gajah kecil dengan corak dua warna, hitam dan putih.

Setibanya di Sungai Dusun, kami disambut ramah oleh para petugas. Dua ekor tapir digiring keluar. Dengan diberi iming-iming makanan, dua tapir ini setia mengikuti tuannya ke sana kemari.

"Patutnya, tapir-tapir ini tengah tidur. Sebab mereka beraktivitas di malam hari." Kata Pak Cik yang memberi makanan kepada para tapir. Kami diberitahu, kalau baru saja ada bayi tapir yang dilahirkan. Rombongan beralih tempat, menuju bayi tapir yang ditunjukan. Berat bayi tapir yang baru dilahirkan sekitar 6,8 kg. Sedang masa hamil tapir sendiri selama satu tahun lebih satu bulan.

Ketika di sana, saya banyak berbincang dengan Kak Khadijah, pekerja kerajaan yang sudah bekerja di Sungai Dusun selama empat tahun. Sebelumnya, Kak Khadijah ditugaskan di daerah lain (saya lupa namanya, kalau tidak salah di Kelantan. Dikarenakan catatan hilang, eh tertinggal di penginapan maka hilanglah pendokumentasian :(

Hutan seluas 5000 ha ini selain dihuni oleh tapir-tapir yang imut dan buaya juga dihuni oleh binatang-binatang lainnya. Ada macan kumbang, beruang matahari dan berbagai macam burung juga binatang-binatang lainnya.

"Kalau beruntung, kita bisa melihat beruang matahari. Tapi ia keluar kalau malam hari saja." Kak Khadijah menceritakan keberuntungan melihat binatang di Sungai Dusun. dari Kak Khadijah pula, saya baru tahu kalau di hutan ini banyak dibuat jenuk-jenuk buatan. Jenuk itu menyerupai genangan-genangan air. Tentu saja tak sembarang air, karena air tersebut sudah dicampuri dengan garam. Setiap malam, binatang-binatang akan mencari air garam, untuk mengatur konsentrasi mineral di tubuhnya.

Di Sungai Dusun ini, kerap dijadikan penelitian-penelitian oleh anak-anak sekolah. Biasanya, mereka juga sekaligus membuat kemping. Tapi untuk menginap, harus ada izin dari jabatan setempat. Penasaran melihat tapir yang sudah mulai punah? Kalau ke Malaysia dan memiliki waktu luang, singgahlah ke Selangor menuju Kuala Kubu Baru menjenguk tapir di Sungai Dusun Wildlife Reserve :)

Bersembang-sembang dengan Kak Khadijah

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Anazkia Aja

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Travel

Lihat semua