x
#LombaArtikelJATAMIndonesiana
Oleh: Maria lovise Putri Banilo

Kamis, 25 Mei 2023 08:10 WIB

Air dan Pangan Kehidupan vs Industri Ekstraktif

Air dan pangan adalah dua komponen yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Kedua elemen ini memiliki peran krusial dalam menjaga kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia serta keberlanjutan ekosistem. Air adalah sumber kehidupan yang vital, sementara pangan memberikan nutrisi dan energi yang diperlukan untuk menjalankan fungsi tubuh dan mempertahankan kesehatan. Air adalah aspek yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari. Manusia membutuhkan air untuk minum dan memasak, untuk menjaga kebersihan diri, dan untuk menjaga keseimbangan termal tubuh. Selain itu, air juga digunakan dalam berbagai sektor seperti pertanian, industri, dan transportasi. Air yang bersih dan aman menjadi kunci dalam mencegah penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan. Pangan, di sisi lain, adalah kebutuhan pokok manusia. Makanan memberikan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan tubuh. Nutrisi yang cukup dan seimbang mendukung sistem kekebalan tubuh, membantu melawan penyakit, dan meningkatkan produktivitas manusia. Pangan yang baik juga berperan dalam aspek sosial dan budaya, menciptakan ikatan antarindividu dan masyarakat. Namun, saat ini, tantangan dalam mengelola air dan pangan semakin kompleks, terutama karena adanya pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan perubahan iklim. Industri ekstraktif, seperti pertambangan dan perkebunan besar-besaran, juga turut berkontribusi terhadap masalah ini. Industri ini seringkali mengakibatkan degradasi sumber daya air dan lahan pertanian, yang pada akhirnya berdampak negatif pada ketersediaan air bersih dan produksi pangan. Mengingat pentingnya air dan pangan dalam kehidupan manusia, perlindungan dan pengelolaan yang berkelanjutan menjadi suatu keharusan. Pemerintah, industri, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan perlu bersatu untuk mencari solusi yang tepat guna menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri dan keberlanjutan air serta pangan. Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, kita dapat memastikan bahwa generasi sekarang dan yang akan datang dapat menikmati air yang bersih dan pangan yang mencukupi untuk kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Perkenalan tentang industri dan dampaknya terhadap air dan pangan Industri merupakan sektor yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan suatu negara. Industri melibatkan berbagai kegiatan ekonomi, seperti pertambangan, perkebunan, produksi energi, manufaktur, dan sektor lainnya. Namun, industri juga memiliki dampak yang signifikan terhadap ketersediaan air dan produksi pangan. Pertama-tama, industri membutuhkan air dalam jumlah yang besar untuk berbagai kegiatan produksi dan prosesnya. Misalnya, dalam industri pertambangan, air digunakan untuk pemisahan mineral, pendinginan peralatan, dan pencucian material. Industri perkebunan memerlukan air untuk irigasi tanaman, terutama dalam skala besar seperti perkebunan kelapa sawit. Penggunaan air yang signifikan oleh industri ini dapat menyebabkan penurunan ketersediaan air bagi masyarakat setempat dan ekosistem di sekitarnya.

Oleh: roinil marsel

Rabu, 24 Mei 2023 21:30 WIB

Kolonialisme Industri Ekstraktif: Jejak Kotor Kendaraan Listrik

Artikel ini menggambarkan fenomena yang sering terlupakan dalam industri kendaraan listrik, yaitu jejak kotor yang terkait dengan ekstraksi bahan mentah yang diperlukan untuk memproduksi komponen kendaraan listrik. Meskipun kendaraan listrik dianggap sebagai solusi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil, tetapi proses ekstraksi bahan mentahnya sendiri juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Kolonialisme industri ekstraktif adalah istilah yang merujuk pada praktik eksploitasi sumber daya alam di negara-negara berkembang oleh negara-negara maju atau perusahaan multinasional. Artikel ini menggambarkan bagaimana perusahaan-perusahaan besar dari negara-negara maju, terutama di sektor pertambangan, bekerja sama dengan pemerintah lokal untuk mendapatkan akses terhadap cadangan mineral dan logam berharga yang digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik, seperti lithium, kobalt, dan nikel. Dalam proses ekstraksi ini, sering terjadi pelanggaran hak asasi manusia, eksploitasi buruh, dan kerusakan lingkungan yang serius. Pemukiman penduduk lokal sering kali dihancurkan, tanah pertanian dirusak, dan air tercemar oleh limbah industri. Selain itu, kondisi kerja yang buruk dan upah rendah seringkali menjadi realitas bagi pekerja di sektor ini. Artikel ini juga menyoroti bahwa sumber daya alam yang diperlukan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik tidak tersebar merata di seluruh dunia. Banyak negara yang kaya akan sumber daya alam ini berada di wilayah yang dulu menjadi koloni atau masih menjadi wilayah dengan kekuatan ekonomi yang lemah. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan kekuatan dan memperkuat ketimpangan sosial dan ekonomi antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Dalam kesimpulannya, artikel ini mengajak pembaca untuk melihat kendaraan listrik dari perspektif yang lebih holistik. Meskipun kendaraan listrik memberikan manfaat dalam mengurangi emisi karbon selama operasionalnya, namun ada perluasan dampak negatif yang terjadi selama tahap ekstraksi bahan mentah yang menjadi bahan baku kendaraan tersebut. Artinya, transisi ke kendaraan listrik harus disertai dengan upaya yang lebih besar untuk memastikan praktik ekstraktif yang bertanggung jawab dan berkelanjutan serta mendukung keadilan sosial bagi komunitas yang terkena dampak.