Ikuti tulisan menarik M Firmansyah lainnya di sini.
Ilustrasi anak menonton televisi. Shutterstock.com
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB
Etika Penyiaran TV di Tengah Pilkada 2017
Penandatangan Komitmen 10 November 2016 IJTI bersama Para Pemimpin Media TV
Dibaca : 1.353 kali
Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)
Penandatangan Komitmen 10 November 2016
IJTI bersama Para Pemimpin Media TV
Bangsa Indonesia pada Februari 2017 akan melakukan Pemilihan Kepala Daerah secara serentak. Rangkaian proses demokrasi ini sudah mulai bergulir dengan diawali massa kampanye masing-masing kandidat. Pers yang menjadi pilar demokrasi ke empat di Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga proses demokrasi berjalan sesuai undang-undang dan membuat public memiliki pemimpin sesuai harapan.
Produk-produk pers yang beretika dan bertanggunjawab diperlukan untuk memperkokoh proses demokrasi yang sedang berlangsung.
Mengacu pada kondisi di atas kami pers Indonesia meneguhkan komitmen untuk bersama-sama menjaga proses demokrasi secara benar dan baik.
Beirkut komitmen kami:
1. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keberagaman dengan mendorong pembangunan manusia yang lebih baik melalui pemberitaan yang positif
2. Senantiasa menyampaikan berita yang berimbang, obyektif, sesuai kode etik jurnalistik dan perundangan yang berlaku.
3. Tidak membuat berita yang akan mendorong terciptanya konflik SARA
4. Selalu menjaga produk pers yang kami buat supaya tidak berimplikasi negatif bagi masyarakat luas.
5. Mendorong semua pihak untuk membangun suasana yang kondusif untuk terciptanya rasa aman bagi masyarakat.
6. Menjunjung tinggi independensi, tidak partisan dan mencegah kegiatan serta prilaku yang merendahkan harkat dan matabat pers.
Penandatanganan komitmen 10 November oleh para pimpinan media telivisi ini disaksikan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Ketua KPI Yuliandre Darwis, Dewan Pers, Ketua Umum IJTI Yadi Hendriana, Sekjen AJI Arfi Bambani.
Hormat kami
Pengurus pusat Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Oleh: Indŕato Sumantoro
2 jam lalu

Realistiskah Indonesia Stop Impor Aspal Pada Tahun 2024?
Dibaca : 61 kali
Oleh: Hudhurul Qolby Panphila
7 jam lalu

Memahami Arti Puasa dalam Bahasa Sansekerta; Titik Temu Islam dan Nusantara
Dibaca : 98 kali
Oleh: Iqlima Ghaitsa
1 hari lalu

Marak Praktik Politik Pragmatis, Publik Mempertanyakan Eksistensi Ideologi Partai Politik
Dibaca : 91 kali
Oleh: Slamet Samsoerizal
1 hari lalu

Mengapa Badai Enggan Mendekati Garis Khatulistiwa?
Dibaca : 167 kali
Oleh: Reszky Fajarmahendra Riadi
5 hari lalu

Cara Nadiem Makarim agar Kurikulum Merdeka Belajar Tak Diputar Balik Penerusnya
Dibaca : 426 kali
Oleh: Slamet Samsoerizal
Kamis, 23 Maret 2023 14:02 WIB

Enzim Ternyata Dapat Menjadi Penyebab Depresi
Dibaca : 280 kali
Oleh: Slamet Samsoerizal
2 hari lalu

Ketika Sains Masuk Wilayah Politik; Kasus Penolakan Ilmuwan terhadap Donald Trump
Dibaca : 252 kali
Oleh: Bambang Udoyono
Kamis, 23 Maret 2023 14:07 WIB

Hening dan Simak Bisikan Hati, Kata Maulana Jalaludin Rumi
Dibaca : 205 kali
Ketika kemampuan komunikasi dianggap kunci, Rumi justru anjurkan kita diam. Apa manfaatnya?