Ahok Dekat dengan Komunitas Muslim
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBAhok dan Lingkungan Islam
Mutakhir ini, isu penistaan agama yang dituduhkan kepada Gubernur Nonaktif, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) kian bertebaran. Stigma negatif terhadap Ahok terlanjur buruk karna provokasi dan kebencian yang disebarkan melalui media sosial sangat masif dan memengaruhi cara berpikir masyarakat. Ahok dianggap menista agama dan membenci Islam. Berbagai tanggapan keras bermunculan berupa hujatan, makian, demo bahkan sampai ranah hukum. Pertanyaan sederhananya adalah , apakah benar Ahok menista Agama ?
Akrab dengan Islam
Agar pengetahuan tentang Ahok komprehensif maka kita harus melihat latar kehidupannya. Semasa kecil, Ahok sudah sangat akrab dengan kehidupan Islam di kampung halamannya. Dalam kehidupan pribadi, Ahok banyak berinteraksi dengan orang-orang yang beragama Islam, termasuk dengan keluarga angkatnya, Almarhum Haji Andi Baso Amier yang merupakan keluarga muslim yang taat.
Selain belajar dari keluarga angkatnya yang beragama Islam, Ahok juga belajar dari guru-gurunya yang taat beragama Islam pula. Pembelajaran itu dilakukan sejak kelas 1 SD Negeri sampai dengan kelas 3 SMP Negeri. Dengan pergaulannya bersama orang-orang Islam, Ahok sejak kecil sampai saat ini sudah akrab dengan dunia Islam, termasuk telah mengenal al-Quran dan tahu bagaimana harus menghormati ayat-ayat suci al-Qur’an.
Ahok memang lahir dari pasangan keluarga non-muslim, yaitu Indra Purnama dan Buniarti Ningsih (Tioeng Kim Nam dan Bun Nen caw), tetapi Ahok juga diangkat sebagai anak oleh keluarga Islam yang taat asal Bugis, bernama Haji Andi Baso Amier dan Hj. Misribu binti Acca. Mereka saling menyayangi dan menghormati walaupun memiliki keyakinan keagamaan yang berbeda.
Tak menista agama
Sejak pernyataan Ahok di Pulau Seribu tentang para politisi yang kerap menggunakan surat Al-Maidah 51 sebagai kepentingan politis, kini tuduhan sebagai penista agama mengalir deras padanya. Padahal pernyataan itu bukan ditunjukkan kepada al-Quran dan para Ulama. Tidak mungkin Ahok tidak tahu berterima kasih dengan tidak menghargai agama dan kitab suci orang tua dan kakak angkatnya yang Islamnya sangat taat.
Tuduhan itu sama saja mengatakan bahwa Ahok menista orang tua angkat dan saudara-saudara angkatnya sendiri yang sangat disayangi dan juga sayang kepadanya. Padahal, saat ibu angkatnya meninggal, Ahok ikut seperti anak kandung mengantar dan mengangkat kerandanya dari ambulans sampai ke pinggir liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman Umum Karet Biyak
Bahkan sampai sekarang Ahok masih rutin berziarah ke makam Ibu angkatnya di KIaret Biyak. Ia tidak mengenakan sepatu atau sandal saat berziarah, demi menghargai keyakinan dan tradisi orang tua dan saudara angkatnya. Ahok hanya berharap bisa melaksanakan amanah orang tua dan orang tua angkatnya untuk melanjutkan tugasnya sebagai Gubernur di periode yang akan datang, sehingga cita-cita Ahok untuk memakmurkan umat Islam di Jakarta dapat terwujud.
Ahok juga berani mencalonkan diri sebagai Gubernur sesuai dengan amanah yang diterima dari almarhum Gus Dur, bahwa Gubernur itu bukan pemimpin, tetapi pelayan atau pembantu masyarakat. Ahok tidak saja hasil didikan orang tuanya dan orang tua angkatnya semata, namun juga Ulama Islam di lingkungannya, termasuk Ulama Besar yang sangat ia hormati, yaitu Almarhum KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang selalu berpesan agar jangan takut menjadi pemimpin dari kalangan minoritas dan menjadi pejabat publik yang sejatinya adalah pelayan masyarakat.
Sebagai pribadi yang tumbuh besar di lingkungan umat Islam, tidak mungkin ia mempunyai niatan melakukan penistaan Agama Islam dan menghina para Ulama karena sama saja tidak menghargai orang-orang yang ia hormati dan sangat ia sayangi. Jadi tuduhan penistaan agama Islam terhadap Ahok sama sekali tidak berdasar dan hanyalah kepentingan politis semata.

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Ahok Dekat dengan Komunitas Muslim
Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler